Besarnya penggunaan media sosial di Indonesia dimanfaatkan oleh startup asal Singapura Rate untuk menciptakan platform yang bermanfaat untuk pemilik usaha kecil mengadopsi teknologi. Bernama RateS, produk tersebut kini sudah resmi meluncur di Indonesia.
Didirikan pada tahun 2016, inovasi Rate ingin menjadikan transaksi e-commerce lintas negara lebih efisien dan mudah diakses. Pada Maret 2019, Rate lulus dari program PayPal Incubator di Singapura. Sebelumnya, Rate juga ini telah berhasil mendapatkan investasi sebesar $2.3 juta dari Alpha JWC Ventures dan Insignia Ventures Partners pada babak pra-seri A.
Bantu siapa saja memulai berjualan online
Konsep kerjanya RateS bertindak sebagai perantara antara pengguna dan supplier untuk mendapatkan produk, menangani inventori dan logistik. Para pengguna aplikasi hanya perlu melakukan penjualan dan pemasaran produk-produk yang mereka temukan di RateS.
Pengguna dapat menelusuri katalog produk di RateS dan memilih produk yang ingin mereka masukkan ke ‘toko’ online yang mereka buat di aplikasi. Selain itu, mereka juga dapat memanfaatkan jaringan sosial mereka dan membagikan detail produk secara langsung ke media sosial.
Pengguna dapat menentukan harga akhir dari produk yang mereka jual dan mendapatkan laba dari hasil penjualan mereka. Setelah pesanan berhasil dilakukan, produk akan dikirimkan langsung oleh supplier ke pembeli.
Menurut CEO Rate Jake Goh, Indonesia memiliki kemiripan dengan Singapura, mulai dari kebiasaan hingga gaya hidup yang hampir serupa. Dengan alasan itulah mengapa RateS pertama kali hadir di Indonesia dengan mengedepankan konsep Social Commerce.
“Untuk pertama kalinya RateS kami hadirkan di Indonesia, melihat besarnya penggunaan media sosial di Indonesia. Meskipun konsep social commerce bukan hal yang baru di Indonesia, kami melihat metode tersebut masih sangat fragmented sifatnya dan kurang efektif untuk dikembangkan, misalnya penggunaan berbagai chat app hingga grup media sosial, sementara proses pembayaran masih dilakukan secara offline.”
Bakal hadirkan versi premium
RateS juga telah meluncurkan aplikasi dan telah memiliki sekitar 1000 lebih pengguna aktif. Aplikasi baru ini bertujuan untuk menciptakan infrastruktur bagi pedagang mikro yang ingin memulai bisnis online mereka tanpa modal dan inventori produk.
Saat ini, RateS dapat diunduh secara gratis, tetapi ke depannya RateS akan meluncurkan program keanggotaan premium. Setiap anggota mendapatkan akses ke kategori produk eksklusif dan lebih banyak konten pembelajaran. Setelah Indonesia, RateS juga nantinya akan dikembangkan di Vietnam dan Singapura.
“Kami sangat senang bisa meluncurkan aplikasi kami di Indonesia. Ke depannya, kami memiliki rencana besar untuk RateS, termasuk mengajak lebih banyak supplier untuk bergabung bersama kami, dan mengembangkan fitur-fitur menarik untuk seller kami,” kata Jake.
Di Indonesia sendiri startup yang menawarkan konsep serupa adalah TokoTalk, yakni layanan yang memungkinkan pemilik toko membuat website pribadi untuk tokonya dengan teknologi dan fitur yang disesuaikan.
Pada bulan April 2019 lalu, TokoTalk mengantongi pendanaan senilai $3,2 juta atau 45 miliar Rupiah dari Altos Ventures yang berasal dari Silicon Valley, Amerika Serikat. Pasca perolehan pendanaan, perusahaan akan lebih fokus pada peningkatan layanan untuk menggenjot pertumbuhan bisnis.
Selain itu konsep serupa juga pernah diinisiasi startup besutan Hadi Kuncoro yang bernama Feedr.