Mapstr adalah aplikasi mobile berbasiskan geolokasi yang mengizinkan para penggunanya untuk menyimpan tempat favoritnya. Bisa dibilang aplikasi ini mampu membuat “dunia” Anda sendiri dengan memadukan peta dan catatan tanpa terdistraksi oleh venue lainnya yang direkomendasikan. Di Indonesia sendiri, telah dibangun sekitar 50.000 venue. Pihaknya segera meluncurkan ketersediaan Bahasa Indonesia untuk pasar lokal yang dinilai sangat potensial.
Founder dan CEO Mapstr Sebastien Caron telah memvalidasi masalah dan solusi untuk memberikan pengguna kemudahan memberikan catatan pada aplikasi berbasis peta dalam workshop Startup Weekend yang timnya juarai. Di Indonesia sendiri, Sebastien mengakui akan bersaing dengan Foursquare (Swarm), Yelp, Open Rice, dan Bango Warisan Kuliner.
Perilaku market di wilayah Asia Tenggara termasuk Indonesia memiliki pola yang sama, mereka menyukai berbagi dan konsep media sosial terbilang sukses. Menariknya Sebastien menuturkan bahwa Mapstr merupakan layanan yang cenderung anti-sosial dan egoistik.
“Kami membangun Mapstr untuk membangun dunia hanya untuk Anda, setelahnya Anda dapat memilih untuk membagikannya ke teman-teman. Hal ini menjadi jelas bahwa kami tidak akan pernah memberikan saran tempat, sangat berlawan dari aplikasi-aplikasi yang disebutkan di atas,” papar Sebastien kepada DailySocial.
Skema tersebut demi memberikan kontrol penuh pada pengguna mereka untuk menyimpan tempat yang benar-benar menjadi favoritnya. Mapstr hanya menjadi pihak yang mengakomodir keseluruhan fitur dan kenyamanan para penggunanya untuk membuat dan menyimpan tempat favorit semudah membuat catatan dalam beberapa tap saja.
Startup asal Perancis yang baru saja menerima pendanaan sebesar $800.000 ini menjanjikan aplikasi gratis tanpa ada iklan yang mengganggu pengalaman pengguna. Empat puluh persen pengguna mereka datang dari negara tersebut, sementara 60% lainnya mayoritas berasal dari Asia, termasuk Indonesia. Meski tidak ada angka pasti pengguna per wilayah, Mapstr menyatakan telah ada 50.000 venue dibuat berbasis di Indonesia, dari total 600.000 tempat di seluruh dunia.
Untuk memasuki pasar lokal, pihaknya menyiapkan beberapa strategi seperti ketersediaan keseluruhan aplikasi dalam Bahasa Indonesia. Pendekatan lain ialah kemungkinan kerja sama dengan media dalam segmen teknologi, gaya hidup, dan travel untuk melakukan akuisisi user serta monetisasi di sini.
Menarik untuk melihat bagaimana Mapstr bisa meraup pasar Indonesia dengan konsep eksklusivitas yang cenderung mirip seperti ditawarkan oleh media sosial Path. Saat ini, Mapstr hanya bisa digunakan oleh perangkat berbasis iOS.