Sebagian dari Anda tentu sudah ikut latah mengunggah foto hasil editan aplikasi Prisma ke jejaring sosial atau menggunakannya sebagai foto profil di sela-sela kesibukan berburu Pokemon. Prisma memang sedang jadi tren di kalangan pengguna smartphone, di samping serbuan demam Pokemon Go.
Bagi pengguna Android, hype penggunaan aplikasi Prisma baru dimulai dua hari yang lalu. Sementara bagi pengguna iOS sudah dimulai sejak beberapa minggu yang lalu. Tapi, sebenarnya apa sih Prisma itu dan mengapa begitu banyak orang yang menyukai hasil editannya? Di sini akan kita ulas seluk-beluk Prisma, kapan dicetuskan, siapa yang mengembangkannya dan apa saja fitur-fitur yang ditawarkan.
Apa Itu Prisma?
Prisma adalah aplikasi edit foto seperti halnya PicMic, PicsArt ataupun Pixlr Express. Bedanya, Prisma lebih sederhana karena hanya menawarkan tool editan berupa filter. Mengubah foto biasa menjadi lukisan yang bernilai seni tinggi. Tidak seperti tiga aplikasi yang disebutkan di atas. Mereka jauh lebih kompleks, dan mereka juga punya pilihan filter seperti halnya Prisma.
Kendati begitu, Prisma mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki oleh aplikasi serupa lainnya. Alih-alih menerapkan overlay standar, Prisma menggunakan teknologi kecerdasan buatan untuk mengolah gambar dari nol kemudian menghasilkan editan yang jauh lebih nyata, artistik dan terbukti lebih baik.
Prisma dapat mengubah foto yang dijepret langsung dari kamera atau mengambilnya dari koleksi foto yang sudah. Pengguna kemudian dapat memilih satu dari 36 filter yang tersedia. Beberapa filter terinspirasi dari karya senin legenda Picasso, Monet, Van Gogh, Munch dan Kandinsky sampai ke ilustrasi buku komik DC.
Sejarah Pengembangan Prisma
Aplikasi Prisma diciptakan oleh pendiri Prisma Labs, Alexey Moiseenkov yang asli Rusia. Sebelum serius mengembangkan Prisma, Moiseenkov sempat mengabdikan diri di sebuah perusahaan bernama Mail.ru. Menurut Moiseenkov, dirinya hanya membutuhkan waktu 1,5 bulan untuk menyelesaikan Prisma. Hebatnya, 7.5 juta unduhan yang berhasil mereka catatkan hanya dalam waktu satu minggu, diraih tanpa promosi sama sekali. Di platform iOS, Prisma bak bentuk lain dari Pokemon Go tapi di kategori yang berbeda.
Prisma menginjak App Store pada tanggal 11 Juni 2016. Hanya seminggu setelah dirilis, Prisma langsung jadi pusat perhatian dan mencatatkan unduhan sebanyak 7,5 juta kali. Pengguna aktifnya tercatat sebanyak 1 juta orang per harinya. Menempatkan dirinya sebagai pemuncak daftar aplikasi terlaris di Rusia dan sejumlah negara tetangga. Di Instagram saja ada 30.000 foto yang diunggah dengan tagar #prisma. Sukses debut di iOS, Prisma Labs selaku pengembang dengan cepat merilis versi beta untuk Android pada tanggal 19 Juli dan tersedia untuk publik lima hari setelahnya.
Cara Kerja Aplikasi Prisma
Seperti sudah disinggung di atas, Prisma menggunakan teknologi kecerdasan dan jaringan syaraf buatan untuk mengubah suatu foto. Sehingga saat digunakan, Prisma relatif membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menghasilkan foto yang memiliki nilai seni tinggi. Tetapi perlu diketahui bahwa prosedur rumit tersebut tidak dijalankan di dalam aplikasi, melainkan di server Prisma Labs yang berlokasi di Moskow, Rusia. Hasil akhirnya baru dikirimkan kembali ke perangkat masing-masing pengguna.
Teknologi ini tidak berbeda dengan perangkat lunak pengenalan gambar milik Google, DeepDream “inceptionism” yang mengemuka di bulan Juni 2015 lalu, ketika para ilmuwan komputer Google merilis penelitian yang mempelajari jaringan komputer yang mampu menghasilkan gambar aneh, fantastis dan tampak jauh lebih bernilai seni.
Alexey Moiseenkov sendiri menjelaskan bahwa Prisma menggunakan tiga neural networks yang masing-masing dari mereka mengerjakan tugas yang berbeda dari menganalisa gambar, mengekstrak filter pilihan dan menerapkannya ke gambar. Prisma menciptakan kembali foto dari nol dan mennghadirkannya kepada pengguna.
Fitur-fitur Utama Prisma
Prisma tidak mempunyai fitur “njelimet” seperti aplikasi edit foto lainnya. Ia hanya punya satu tujuan, mengubah foto biasa menjadi lukisan bernilai seni tinggi. Saat ini sudah ada 36 jenis filter “lukisan” yang disediakan. Di versi terbaru, Prisma menambahkan tombol unduhan untuk menyimpan hasil editan ke memori perangkat. Melengkapi tombol berbagi ke aplikasi pihak ketiga yang sebelumnya sudah ada.
Prisma secara default menerapkan watermark untuk foto editan yang dihasilkan, begitu juga kamera built-in untuk menjepret foto. Fitur watermark dapat dihilangkan dengan melakukan penyesuaian melalui panel setting. Sementara soal sumber gambar, pengguna dapat mengambil dari koleksi foto di galeri.
Update: Terdapat perubahan judul yang dilakukan untuk menghindari kesamaan dengan artikel bertema serupa.
Referensi Wikipedia, Techcrunch.