Dark
Light

Berkenalan dengan Prisma, Aplikasi Edit Foto yang Sedang Hits

2 mins read
July 27, 2016

Sebagian dari Anda tentu sudah ikut latah mengunggah foto hasil editan aplikasi Prisma ke jejaring sosial atau menggunakannya sebagai foto profil di sela-sela kesibukan berburu Pokemon. Prisma memang sedang jadi tren di kalangan pengguna smartphone, di samping serbuan demam Pokemon Go.

Bagi pengguna Android, hype penggunaan aplikasi Prisma baru dimulai dua hari yang lalu. Sementara bagi pengguna iOS sudah dimulai sejak beberapa minggu yang lalu. Tapi, sebenarnya apa sih Prisma itu dan mengapa begitu banyak orang yang menyukai hasil editannya? Di sini akan kita ulas seluk-beluk Prisma, kapan dicetuskan, siapa yang mengembangkannya dan apa saja fitur-fitur yang ditawarkan.

Apa Itu Prisma?

Prisma adalah aplikasi edit foto seperti halnya PicMic, PicsArt ataupun Pixlr Express. Bedanya, Prisma lebih sederhana karena hanya menawarkan tool editan berupa filter. Mengubah foto biasa menjadi lukisan yang bernilai seni tinggi. Tidak seperti tiga aplikasi yang disebutkan di atas. Mereka jauh lebih kompleks, dan mereka juga punya pilihan filter seperti halnya Prisma.

Kendati begitu, Prisma mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki oleh aplikasi serupa lainnya. Alih-alih menerapkan overlay standar, Prisma menggunakan teknologi kecerdasan buatan untuk mengolah gambar dari nol kemudian menghasilkan editan yang jauh lebih nyata, artistik dan terbukti lebih baik.

Prisma menggunakan algoritma kecerdasan buatan yang membuatnya berbeda
Prisma menggunakan algoritma kecerdasan buatan yang membuatnya berbeda

Prisma dapat mengubah foto yang dijepret langsung dari kamera atau mengambilnya dari koleksi foto yang sudah. Pengguna kemudian dapat memilih satu dari 36 filter yang tersedia. Beberapa filter terinspirasi dari karya senin legenda Picasso, Monet, Van Gogh, Munch dan Kandinsky sampai ke ilustrasi buku komik DC.

Sejarah Pengembangan Prisma

Aplikasi Prisma diciptakan oleh pendiri Prisma Labs, Alexey Moiseenkov yang asli Rusia. Sebelum serius mengembangkan Prisma, Moiseenkov sempat mengabdikan diri di sebuah perusahaan bernama Mail.ru. Menurut Moiseenkov, dirinya hanya membutuhkan waktu 1,5 bulan untuk menyelesaikan Prisma. Hebatnya, 7.5 juta unduhan yang berhasil mereka catatkan hanya dalam waktu satu minggu, diraih tanpa promosi sama sekali. Di platform iOS, Prisma bak bentuk lain dari Pokemon Go tapi di kategori yang berbeda.

Prisma menginjak App Store pada tanggal 11 Juni 2016. Hanya seminggu setelah dirilis, Prisma langsung jadi pusat perhatian dan mencatatkan unduhan sebanyak 7,5 juta kali. Pengguna aktifnya tercatat sebanyak 1 juta orang per harinya. Menempatkan dirinya sebagai pemuncak daftar aplikasi terlaris di Rusia dan sejumlah negara tetangga. Di Instagram saja ada 30.000 foto yang diunggah dengan tagar #prisma. Sukses debut di iOS, Prisma Labs selaku pengembang dengan cepat merilis versi beta untuk Android pada tanggal 19 Juli dan tersedia untuk publik lima hari setelahnya.

Cara Kerja Aplikasi Prisma

Seperti sudah disinggung di atas, Prisma menggunakan teknologi kecerdasan dan jaringan syaraf buatan untuk mengubah suatu foto. Sehingga saat digunakan, Prisma relatif membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menghasilkan foto yang memiliki nilai seni tinggi. Tetapi perlu diketahui bahwa prosedur rumit tersebut tidak dijalankan di dalam aplikasi, melainkan di server Prisma Labs yang berlokasi di Moskow, Rusia. Hasil akhirnya baru dikirimkan kembali ke perangkat masing-masing pengguna.

Ada 36 filter pilihan untuk mengubah foto biasa jadi lukisan indah
Ada 36 filter pilihan untuk mengubah foto biasa jadi lukisan indah

Teknologi ini tidak berbeda dengan perangkat lunak pengenalan gambar milik Google, DeepDream “inceptionism” yang mengemuka di bulan Juni 2015 lalu, ketika para ilmuwan komputer Google merilis penelitian yang mempelajari jaringan komputer yang mampu menghasilkan gambar aneh, fantastis dan  tampak jauh lebih bernilai seni.

DeepDream "inceptionism" kembangan Google
Gambar olahan DeepDream “inceptionism” kembangan Google

Alexey Moiseenkov sendiri menjelaskan bahwa Prisma menggunakan tiga neural networks yang masing-masing dari mereka mengerjakan tugas yang berbeda dari menganalisa gambar, mengekstrak filter pilihan dan menerapkannya ke gambar. Prisma menciptakan kembali foto dari nol dan mennghadirkannya kepada pengguna.

Fitur-fitur Utama Prisma

Prisma tidak mempunyai fitur “njelimet” seperti aplikasi edit foto lainnya. Ia hanya punya satu tujuan, mengubah foto biasa menjadi lukisan bernilai seni tinggi. Saat ini sudah ada 36 jenis filter “lukisan” yang disediakan. Di versi terbaru, Prisma menambahkan tombol unduhan untuk menyimpan hasil editan ke memori perangkat. Melengkapi tombol berbagi ke aplikasi pihak ketiga yang sebelumnya sudah ada.

Beberapa pilihan filter yang ada di aplikasi Prisma
Beberapa pilihan filter yang ada di aplikasi Prisma

Prisma secara default menerapkan watermark untuk foto editan yang dihasilkan, begitu juga kamera built-in untuk menjepret foto. Fitur watermark dapat dihilangkan dengan melakukan penyesuaian melalui panel setting. Sementara soal sumber gambar, pengguna dapat mengambil dari koleksi foto di galeri.

Update: Terdapat perubahan judul yang dilakukan untuk menghindari kesamaan dengan artikel bertema serupa.

Referensi Wikipedia, Techcrunch.

Previous Story

Ticwatch 2 Siap Tantang Android Wear dengan Desain Premium dan Cara Interaksi yang Unik

Next Story

Tanggung Jawab Chief Data Officer Ubah Data Jadi Sesuatu yang Berguna

Latest from Blog

Don't Miss

Temukan Peluang Baru, Prisma Fokus Jualan Teknologi Berbasis AI

Prisma Labs. Inc, perusahaan yang bikin heboh dengan aplikasi filter

Aplikasi Prisma Jadi Lebih Sosial dengan Fitur Feed Berbasis Lokasi

Prisma merupakan salah satu aplikasi yang paling disorot di tahun