Anterin, penyedia marketplace untuk moda transportasi, meresmikan operasionalnya, setelah sebelumnya tersedia dalam versi beta sejak Agustus 2016. Anterin mencoba bawa diferensiasi dengan pemain ride hailing besar, menawarkan sistem berlangganan harian tanpa mengutip komisi dari mitra pengemudi.
“Konsep kami bukan untuk bersaing, tapi memberikan pengalaman baru buat konsumen, sekaligus solusi untuk masyarakat yang ingin bergabung karena konsep kami adalah marketplace. Kami undang operator taksi yang ada untuk bergabung dalam platform Anterin,” ucap CEO Anterin Imron Hamzah, Kamis (16/8).
Dalam peresmian ini, Anterin juga mengumumkan kerja sama strategis dengan perusahaan otomotif khusus roda dua TVS dan aplikasi berbasis navigasi HERE Technologies. Bersama TVS, warga Anterin (mitra pengemudi) dapat mengambil motor di TVS dengan sistem sewa harian sebesar Rp20 ribu per bulan selama tiga tahun. Setelah lewat tiga tahun, motor tersebut akan diberikan ke mitra sebagai milik pribadi.
Sedangkan dengan HERE Technologies, Anterin akan memanfaatkan navigasi untuk mitra pengemudi saat berkendara dengan teknologi yang dimilikinya. Misalnya 3D Maps, HD Live Maps, memakai peta secara offline, real time navigation, informasi lalu lintas, dan masih banyak lagi. Apalagi HERE sudah dipakai oleh perusahaan otomotif global BMW. HERE sudah resmi tersedia di aplikasi Anterin. Sebelumnya perusahaan memanfaatkan API dari Google Maps.
“Ini kemitraan strategis jangka panjang yang kami yakin akan membawa keuntungan bagi kedua belah pihak. Ke depannya bakal ada inisiatif untuk dorong pemakaian di aplikasi HERE bersama Anterin.”
Model bisnis dan rencana ke depan
Imron menerangkan, Anterin menganut konsep kebebasan baik untuk mitra pengemudi maupun pengguna. Ada sistem lelang otomatis yang diberikan ke mitra pengemudi dalam menentukan tarif sendiri, namun dengan tarif batas atas dan bawah yang sebelumnya sudah ditentukan Anterin.
Mitra dapat mendaftarkan lebih dari satu jenis kendaraan dalam satu aplikasi. Mereka tidak dibebankan komisi atau bagi hasil karena Anterin menggunakan konsep berlangganan harian sebesar Rp10 ribu untuk monetisasinya.
“Dengan konsep ini, Anterin memberikan kesempatan sebesar-besarnya untuk berwirausaha karena salah satu misi kami adalah membantu mitra memperoleh pendapatan yang layak, minimal setara UMR.”
Bagi sisi pengguna, Anterin menyediakan fitur favorit apabila pengguna punya preferensi tersendiri untuk mitra pengemudi. Tentunya bagi mitra kehadiran fitur ini memperbolehkan mereka memiliki pengguna tetap. Nilai tambah seperti ini diklaim tidak ada di kompetitor.
Fitur lainnya yang sudah dihadirkan Anterin adalah fitur in-app chat, memungkinkan pengguna dengan mitra dapat saling berkirim pesan tidak hanya teks, tapi juga gambar dan rekaman suara.
Imron menerangkan Anterin akan terus mengembangkan layanan lainnya di samping antar penumpang dan barang, yakni pemesanan makan. Saat ini pihaknya juga mengembangkan sayap bisnisnya ke 26 kota di Indonesia, setelah beroperasi secara beta di Jabodetabek. Beberapa kota tersebut di antaranya adalah Cirebon, Semarang, Yogyakarta, Malang, Surabaya, Bali, Lampung, dan Makassar.
Diklaim mitra Anterin telah mencapai lebih dari 200 ribu untuk motor dan 20 ribu untuk mobil. Aplikasi Anterin sudah bisa diunduh, baik di Play Store dan App Store.
Anterin juga disebutkan telah menerima dana investasi dari pihak eksternal dengan tahapan Pra Seri A. Namun Imron enggan menyebutkan baik identitas investornya maupun nilai yang diterima. Ia hanya menyebut investornya tersebut adalah pihak lokal.