Dark
Light

Angon Perluas Kerja Sama dengan Peternak di Australia dan Selandia Baru

1 min read
April 18, 2018
Salah satu perawatan kambing di sentra peternakan rakyat rekanan Angon / Angon
Salah satu perawatan kambing di sentra peternakan rakyat rekanan Angon / Angon

Startup investasi ternak Angon mengumumkan perluasan kerja sama bisnis bersama peternak di kawasan Australia dan Selandia Baru. Kerja sama tersebut memungkinkan pengguna platform berinvestasi pada peternakan di kawasan tersebut. Hal ini dilakukan lantaran potensi ternak yang cukup besar. Menurut data yang disampaikan tim Angon di Australia populasinya mencapai 70 juta ekor, sedangkan di Selandia Baru mencapai 30 juta ekor.

“Ketika member Angon ingin beternak di Australia dan Selandia Baru, mereka tidak perlu repot mengurus ijin investasi, pembelian lahan, serta membangun infrastruktur peternakan mulai dari nol. Cukup dengan buka aplikasi Angon, pilih ternaknya, bayar dan selesai. Kita semua bisa memiliki ternak walau pun hanya dengan satu ekor saja,” ujar Founder & CEO Angon, Agif Arianto.

Aplikasi Angon mewajibkan setiap transaksi yang ada di dalamnya menggunakan mata uang Rupiah. Peternak luar negeri yang ingin memasukkan produknya di Angon untuk diinvestasi harus memiliki kerja sama dengan peternak dalam negeri sebagai groundholding. Hal tersebut berimplikasi pada kesepakatan aturan dan regulasi transaksi di masing-masing negara, sehingga tercatat sebagai devisa juga.

Berikan asuransi untuk investor ternak

Peresmian kerja sama dengan Jasindo Syariah / Angon
Peresmian kerja sama dengan Jasindo Syariah / Angon

Angon juga menandatangani kerja sama strategis dengan Jasindo Syariah. Kerja sama tersebut untuk menyediakan asuransi bagi peternak dalam proses pemeliharaan. Termasuk sebagai antisipasi jika terjadi bencana. Hal ini dilakukan untuk membuat member lebih mantap ketika menggelontorkan investasinya. Biaya asuransi dibebankan kepada member, dan dibayarkan otomatis pada saat memutuskan untuk membeli hewan ternak melalui aplikasi Angon.

“Pemilik ternak akan mendapatkan SKTB (Surat Kepemilikan Ternak Berjangka), berfungsi sebagai bukti sah mitra peternak Angon. SKTB Angon telah terintegrasi dengan nomor polis asuransi ternak yang diterbitkan oleh Jasindo Syariah. SKTB berfungsi dalam proses klaim jika terjadi kematian pada hewan ternak milik para member saat proses ternak online berlangsung dalam 1 periode masa ternak, yaitu 3 bulan,” jelas Agif.

Angon juga tengah mematangkan kerja sama dengan BNI46 untuk proses pembiayaan untuk para peternak. Dengan PKPU juga akan membuat program konversi tabungan qurban menjadi beternak online. Sampai saat ini Angon juga telah memiliki 223 mitra peternak yang tersebar di seluruh Indonesia.

“Saat ini masih dengan Telkom [sebagai investor], Angon berencana akan mengeluarkan prospektus saham baru di akhir tahun 2018, namun jika ada tawaran yang menarik dari para investor juga sangat terbuka, terutama investor dari dalam negeri. Angon masih menjadi startup binaan Telkom Indigo,” tutup Agif.

Application Information Will Show Up Here
Co-Founder dan CEO Cashbac Mario Gaw saat peluncuran resmi layanan ini / DailySocial
Previous Story

Cashbac Dihadirkan Sebagai Platform Gaya Hidup yang Memberikan “Instant Reward”

President Director dan CEO Indosat Ooredoo Joy Wahjudi / DailySocial
Next Story

Indosat Ooredoo Gelontorkan Rp8 Triliun untuk Tingkatkan Kualitas Jaringan “4G Plus”

Latest from Blog

Don't Miss

Pendanaan Seri C eFishery

eFishery Raih Dana Segar 1,2 Triliun Rupiah, Bersiap Ekspansi ke Seluruh Asia

Startup aquatech eFishery mengumumkan pendanaan seri C senilai $90 juta

Northstar Group to Channel 8.3 Trillion Rupiah Funding for Southeast Asia’s Growth Stage Startups

The private equity firm founded and led by Patrick Walujo