Dark
Light

Amplifia Dorong Pemanfaatan Karyawan Untuk Mempromosikan Perusahaan

1 min read
December 15, 2015

Saat ini media sosial memegang peran besar dalam aktivitas marketing digital sebuah perusahaan. Namun memaksimalkan kanal media sosial dari para karyawan sendiri masih belum dimanfaatkan dengan maksimal. Platform employee advocacy Amplifia mencoba percaya bahwa suara karyawan sebuah perusahaan dapat menjadi alternatif periklanan yang lebih efisien.

Istilah “employee advocacy” mungkin masih terdengar asing di telinga masyarakat Indonesia, namun nyatanya menurut tim pengembang di Amerika Serikat sendiri terdapat sekitar 36 perusahaan yang menawarkan solusi serupa dengan tiga di antaranya berhasil mendapatkan di atas US$ 2 Juta. Amplifia sendiri kabarnya siap menjadi pionir solusi ini di kawasan Asia Tenggara.

“Di sana [Amerika Serikat] konsep employee advocacy sudah menjadi new marketing automation model. Advocacy marketing sebenarnya punya kekuatan yang mampu memperkuat brand melalui media sosial. Karyawan punya peran juga di situ,” kata Country Director Amplifia Harya Bimo saat ditemui DailySocial.

Amplifia, yang baru saja sebulan diresmikan ini, memiliki model bisnis berlangganan B2B yang dihitung per kepala dalam harga yang dipatok tiap bulannya. Perusahaan yang ingin menggunakan jasa Amplifia sejauh ini setidaknya memiliki 500 karyawan. Skema ini diklaim berhasil meraih minat dari empat perusahaan bonafit untuk menggunakan layanan Amplifia.

Pengguna yang terdaftar dapat memilih konten yang relevan sesuai minat dan passion-nya. Berita terkini, informasi terkait perusahaan, dan penawaran promo terhangat dari perusahaan dapat dikurasi secara kustom oleh pengguna yang merupakan karyawan dari suatu perusahaan tersebut. Berikutnya mereka bisa membagikan informasi tersebut melalui media sosial seperti Facebook, Twitter, LinkedIn, atau custom URL.

“Pemanfaatan Amplifia tak hanya tentang sales atau jualan saja, tetapi tentang konten dan informasi. Bisa juga untuk perekrutan karyawan baru. Pengguna cukup membagikan informasi tersebut, nanti admin akan melacak asal referensi dari sumber yang mana berdasarkan klik,” tambah Bimo.

Lebih lanjut, Bimo menjelaskan bahwa tahap sosialisasi akan ada cognitive workshop guna menentukan divisi, departemen, maupun kategori. Berangkat dari situ, bisa dirumuskan kontennya serta strateginya. Amplifia berusaha menetapkan 70% konten bersifat informatif, sementara sisanya akan berbentuk sebagai branded content (soft selling).

Sistem reward-nya akan terlacak dari tautan maupun engagement dari tiap kanal yang digaunakan (Facebok, Twitter, LinkedIn, pesan instan, email, dan lain sebagainya). Perihal insentif ini, Amplifia juga dapat diintegrasikan dengan sistem scoring yang biasanya telah dimiliki oleh divisi SDM.

Rencananya dalam setahun pertama beroperasi, Amplifia menargetkan 30 klien besar dan 100 klien yang merupakan startup maupun UKM. Saat ini mereka tengah menyempurnakan produk versi self-serving untuk startup yang memiliki karyawan di bawah 50 orang.

Previous Story

Menunggu Realisasi National Payment Gateway

Next Story

Tutorial Pengaturan Jadwal Scan Virus Otomatis di Avast Internet Security 7

Latest from Blog

Don't Miss

Atur Toko E-commerce Enabler

Atur Toko Bantu UMKM Kelola Usaha di Marketplace, Sediakan Teknologi dan Layanan Menyeluruh

Bertujuan untuk meminimalisir biaya saat memasarkan dan menjual produk mereka,
Aplikasi keyboard Keyta didirikan oleh Jacqueline Latip dan Ainul Hamdani dengan fungsi utama memudahkan para penjual online mengoptimalkan produktivitasnya / Keyta

Aplikasi Keyboard untuk UMKM Keyta Peroleh Dana Awal dari Indonesia Women Empowerment Fund

Aplikasi keyboard untuk UMKM Keyta mengumumkan perolehan dana awal dengan