Beberapa waktu lalu, platform healhtech Alodokter memperkenalkan layanan epharmacy terbaru Aloshop yang terintegrasi langsung di aplikasinya. Saat ini baru tersedia di sebagian besar kawasan Jakarta dan Bekasi, tetapi akan diperluas jaringannya secara nasional pada Maret 2021 mendatang.
Menurut informasi yang dibagikan Co-Founder & CEO Alodokter Nathanael Faibis, Aloshop disebut sebagai epharmacy pertama yang berkomitmen penuh untuk bermitra dengan supply chain terpercaya di Indonesia. Aloshop juga menawarkan model bisnis yang sustainable dengan harga produk terjangkau pada kisaran 5%-20% di pasar epharmacy Indonesia.
Dihubungi DailySocial secara terpisah, Presiden Direktur Alodokter Suci Arumsari mengatakan Aloshop hadir untuk memenuhi kebutuhan produk kesehatan kepada 31 juta pengguna Alodokter. Pihaknya akan bekerja sama dengan mitra strategis yang terpercaya dan memiliki reputasi bagus dalam hal penyediaan obat-obatan demi menjamin kualitas dan keaslian produk.
“Saat ini, Aloshop bekerja sama dengan satu mitra strategis yang belum bisa kami ungkap untuk bergabung [di Aloshop]. Ke depannya, kami akan terus evaluasi kebutuhan pengguna kami sehingga bisa bekerja sama dengan mitra terpercaya lainnya,” ujarnya.
Diungkapkan Suci, Alodokter saat ini sedang dalam proses untuk memperkuat jaringan penyedia obat dan produk kesehatan agar penyediaan bisa dilakukan secara efisien. Selain itu, pihaknya juga tengah melakukan integrasi sistem dengan salah satu perusahaan kurir berskala nasional untuk meningkatkan jaringan pengiriman produk di Aloshop.
“Lewat rencana jangka panjang kami dengan mitra strategis, kami berupaya memberikan pelayanan lengkap dan harga terbaik serta mudah diakses oleh pengguna Alodokter. Kami memastikan kerja sama dengan para mitra strategis dapat saling menguntungkan agar masing-masing pihak bisa tumbuh bersama,” ungkapnya.
Melalui aplikasi Alodokter, pengguna dapat bertransaksi di Aloshop, baik menggunakan resep dokter maupun tidak. Untuk pembelian dengan resep dokter, pengguna tentu harus berkonsultasi terlebih dulu dengan dokter melalui aplikasi Alodokter. Hal ini dilakukan Alodokter untuk menjaga keabsahan dan keamanan pada peresepan dan pengobatan.
Suci menyebut bahwa Alodokter telah memiliki tim untuk melakukan kurasi obat-obatan bebas, vitamin, dan suplemen yang tidak memerlukan resep sesuai dengan regulasi pemerintah. Selain itu, Aloshop juga menyediakan obat keras sesuai resep dokter, produk kecantikan dan kesehatan kulit, dan produk untuk kebutuhan ibu dan anak.
“Semua produk yang tersedia di AloShop adalah produk-produk terkurasi yang telah memenuhi standar regulasi pemerintah, seperti yang diatur pada peraturan BPOM No. 8 Tahun 2020,” tambah Suci.
Berdasarkan peringkat Similarweb saat ini, Alodokter masih menduduki peringkat teratas untuk layanan healthtech di Indonesia. Adapun per November 2020, Alodokter telah memperoleh pendanaan seri C senilai $33 juta dari sejumlah investor, seperti MDI Ventures, Sequis, hingga Golden Gate Ventures.
Pertumbuhan healthtech dan epharmacy di masa pandemi
Layanan epharmacy merupakan salah satu bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam ekosistem healthtech. Dalam kasus ini, layanan epharmacy menjadi strategi yang penting dalam menghubungkan masyarakat terhadap layanan kesehatan dari hulu ke hilir.
Apalagi saat ini akses terhadap kesehatan di Indonesia terbilang masih minim. Dengan kondisi ekonomi saat ini, tidak semua masyarakat mampu memperoleh perawatan dan produk kesehatan yang sama di setiap wilayah.
Di Indonesia, sejumlah pelaku bisnis di industri farmasi sudah mulai mengembangkan platform layanan sejenis sendiri, seperti k24klik yang dimiliki jaringan apotek K24 hingga raksasa farmasi Kalbe melalui platform KALCare.
Adapun di masa pandemi Covid-19, healthtech menjadi salah satu layanan yang memperoleh pertumbuhan signifikan, tidak hanya di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara. Capaian ini salah satunya tervalidasi dalam laporan terbaru Google, Temasek, dan Bain & Company dalam e-Conomy SEA 2020.
Berdasarkan riset Market Data Forecast, pasar epharmacy di dunia menunjukkan pertumbuhan signifikan dikarenakan kebijakan lockdown. Epharmacy dinilai menjadi opsi yang tepat dan lebih aman demi mengurangi tingkat penyebaran Covid-19. Riset menunjukkan sekitar 30-40 persen pembelian obat atau produk kesehatan telah dilakukan melalui platform digital sejak awal pandemi.