Salah satu layanan e-commerce Indonesia Alfacart mengungkapkan potensi besar yang hadir di daerah-daerah Jawa Timur, khususnya Malang dan Sidoarjo. Kota Malang dan Sidoarjo merupakan kota dengan sumbangsih transaksi terbesar bagi Alfacart setelah DKI Jakarta. Malang di posisi kedua dengan 12,06% dan Sidoarjo di posisi ketiga dengan 6,06%, di bawah DKI Jakarta dengan angka persentase mencapai 14,21%. Pendekatan Online-to-Offline (O2O) menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi tingginya angka transaksi di daerah-daerah.
Munculnya dua kota di luar Jabodetabek ini meyakinkan Alfacart bahwa euforia dan potensi e-commerce tidak hanya hadir di wilayah Jabodetabek, tetapi juga wilayah lain seperti Jawa Timur, Jawa Tengah, bahkan hingga ke Makassar. Chief Executive Officer Alfacart Catherine Hindra Sutjahyo menyebutkan bahwa dengan data-data yang diperoleh timnya pihaknya akan mulai mencermati pasar-pasar lain di luar Jabodetabek dan harus menyesuaikan sesuai dengan karakteristik kebutuhan mereka.
“Data transaksi terbaru Alfacart.com di tiga bulan pasca peluncuran sangat menggembirakan bagi kami karena selain kehadiran Alfacart.com disambut baik oleh pasar, kami juga menemukan fakta baru bahwa pasar e-Dagang tidak lagi hanya terkonsentrasi di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Wilayah di luar Jakarta, seperti Malang dan Sidoarjo, serta kota-kota lain seperti Rembang dan Klaten Jawa Tengah, Pontianak, serta Makassar pun menjadi pasar yang harus semakin kami cermati agar kami kian tepat dalam menghadirkan layanan yang sesuai dengan karakteristik kebutuhan mereka yang tentunya sangat beragam,” ujar Catherine.
Catherine juga menambahkan bahwa ditemukannya banyak transaksi yang berasal dari luar wilayah Jakarta mengindikasikan keinginan konsumen terutama mereka yang tinggal di daerah-daerah untuk bisa mendapatkan kesempatan yang sama dalam memperoleh barang atau produk terkini dengan kualitas dan periode waktu yang sama, termasuk dengan harga yang tidak terlalu jauh berbeda atau bahkan sama.
Dari segi kategori pembeli-pembeli dari luar Jabodetabek ini memiliki keunikan preferensi belanja tersendiri. Kategori-kategori yang paling banyak diminati selain fashion dan gadget adalah kategori yang selama ini banyak dipilih untuk belanja langsung, seperti makanan dan minuman, keperluan rumah dan dapur, dan perlengkapan kantor. Bahkan untuk kategori makanan dan minuman menempati posisi teratas di beberapa kota, termasuk Malang dan Sidoarjo.
Salah satu temuan lain dari data-data yang didapat oleh pihak Alfacart adalah O2O ternyata menarik bagi pelanggan. Dari laporan triwulan Alfacart disebutkan pendekatan O2O khususnya layanan Pick Up di gerai Alfamart mendapatkan respon yang cukup tinggi. Sebanyak 84% pelanggan di wilayah Jakarta dan 90,73% pelanggan di luar Jakarta melakukan pengambilan barang di toko Alfamart yang berfungsi sebagai pick up point.
Catherine menjelaskan bahwa kecenderungan hal tersebut merupakan konfirmasi efektivitas kolaborasi Alfacart dengan lebih dari 7000 gerai Alfamart yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
“Layanan O2O juga membantu para konsumen yang belum memiliki kartu debit atau kartu kredit untuk tetap dapat menikmati belanja kebutuhannya di Alfacart.com. Dukungan jaringan Alfamart juga membantu optimalisasi distribusi produk-produk yang dipesan dari Alfacart.com ke tangan pelanggan,” ungkap Catherine.