Dengan sejumlah kesamaan, Overwatch, Battleborn dan Team Fortress 2 seringkali dibahas bersama-sama dan dibanding-bandingkan. Namun dalam beberapa waktu ke belakang, ada sedikit kehebohan tengah terjadi di dunia gaming, terutama setelah Hi-Rez Studios membuka gerbang open beta permainan terbaru mereka yang diberi judul Paladins: Champions of the Realm.
Lewat pengumuman dan trailer, terungkaplah banyak kemiripan antara Paladins dengan Overwatch, dan hal tersebut segera menimbulkan sindiran dan kritik pedas dari gamer; memberi kesan bahwa Hi-Rez seolah-olah mencoba mengambil keuntungan dari kepopularitasan Overwatch. Ini bukan pertama kalinya developer berusaha ‘meniru’ Overwatch. Tapi dalam kasus Paladins, yang mengejutkan ialah, upaya tersebut dilakukan oleh studio se-kaliber Hi-Rez.
Sedikit deskripsi singkat mengenai Paladins: sebuah permainan shooter online free-to-play berbasis tim. Untuk membuatnya distingtif, game Hi-Rez tersebut memanfaatkan sistem kartu, yang memengaruhi konfigurasi karakter pilihan Anda – disebut champion di Paladins – serta burn card, yaitu kartu sekali pakai buat memberikan bonus saat bertanding. Sayangnya aspek ini masih belum bisa menghilangkan prasangka gamer.
Mencoba mengulik apa saja kemiripan dan perbedaan antara Overwatch dan Paladins, Eurogamer memberikan analisis panjang lengkap video. Di sana, mereka bilang bahwa sensasi Overwatch memang sangat terasa di Paladins: segi visual, mode permainan, sistem loot box, cara penyajian notifikasi (contohnya damage dan kill), hingga karakter-karakternya. Meskipun berbeda penampilan, champion-champion Paladins mempunyai kemampuan serupa hero Overwatch: Makoa dengan Roadhog, Viktor dengan Soldier: 76, Bomb King dengan Junkrat, Androxus dengan McCree, dan masih banyak lagi.
Fans Blizzard boleh jadi merasa sangat terusik, tapi ada dampak positif dari hal itu. Jika sudah terbiasa bermain Overwatch, Paladins tidak akan sulit untuk Anda. Dan walaupun banyak orang menyebutnya sebagai clone, ia bukan 100 persen tiruan Overwatch yang cuma dibungkus dalam kemasan baru.
Ambil contohnya sistem sistem kartu. Pilihan kartu Anda menentukan kemampuan karakter, jadi ketika ada dua champion identik di tim berbeda, ada kemungkinan gaya bermain mereka tak serupa. Sistem kartu tersebut juga Hi-Rez usung sebagai metode menghidangkan in-app purchase. Dan tidak seperti Overwatch, pemain Paladins tidak dapat menggonta-ganti karakter seenaknya di tengah-tengah pertandingan.
Ulasan lebih lengkapnya bisa Anda simak melalui video di bawah:
Terkait tudingan clone, di Reddit, co-founder Hi-Rez Todd Harris mencoba membela kreasi timnya dengan menjabarkan lengkap sejarah pengembangan Paladins. Anda sendiri sebetulnya tidak perlu pusing menentukan game apa yang paling layak dimainkan: kualitas Overwatch sulit ditandingi, namun jika belum punya modal buat membelinya, apa salahnya menjajal Paladins lebih dulu?