Sekilas, mungkin tidak ada kesamaan antara kedai kopi dengan tim esports. Namun, jika diteliti lebih dalam, keduanya memiliki target audiens yang sama, yaitu generasi milenial.
Terutama jika kedai kopi yang dimaksud adalah kedai kopi yang menggunakan pendekatan digital, seperti Fore Coffee. Satu hal yang membedakan Fore dengan kedai kopi lainnya adalah sistem yang sangat digital.
Di gerai kopi Fore, pelanggan akan didorong untuk mengunduh aplikasi untuk memesan secara online dan bahkan membayar menggunakan sistem pembayaran mobile. Per Januari tahun ini, Fore memiliki 16 outlet. Dari belasan outlet itu, ada beberapa yang hanya menerima pemesanan online.
Salah satu gerai Fore Coffee. Sumber: DailySocial
Belakangan industri kedai kopi memang tengah naik, khususnya di kalangan generasi milenial. Dan tebak siapa mayoritas penonton esports? Milenial.
Dikutip dari RetailWire, menurut laporan The Esports Report dari Video Advertising Bureau, 65 persen fans esports adalah milenial. Sebanyak 58 persen fans esports berumur di atas 25 tahun.
Sementara menurut laporan Kepios — yang dibuat dengan kerja sama We Are Social dan HootSuite — jumlah pengguna internet di rentang umur 16-24 tahun yang tertarik dengan esports sedikit lebih banyak dari netizen yang tertarik dengan olahraga tradisional, seperti basket dan sepak bola.
Dengan target konsumen yang sama, milenial, tidak heran jika Fore memutuskan untuk menjadi sponsor dari tim ONIC, salah satu tim mobile esports Indonesia yang cukup populer.
Marketing Lead Fore Coffee, Rifkhi Triya Putra mengatakan bahwa tujuan mereka menjadi sponsor dari ONIC memang untuk mendekatkan diri dengan fans esports, khususnya mobile esports.
“Kami melihat bahwa sekarang tren mobile games semakin populer di kalangan pengguna smartphone. Berdasarkan hal tersebut Fore ingin menjangkau penggiat mobile games dengan mensponsori ONIC,” kata Rifkhi saat dihubungi via pesan singkat.
Ketika ditanya apa yang diharapkan oleh Fore dengan menjadi sponsor ONIC, ini jawaban Rifkhi: “Yang pasti selain ingin dikenal penggemar mobile gaming, kami juga ingin mendorong mereka untuk mencoba kopi Fore.”
Ini sejalan dengan omongan COO Fore Coffe, Elisa Suteja, yang berharap bahwa menjadi sponsor ONIC akan membuat nama Fore dikenal di kalangan fans ONIC dan penggemar mobile esports.
“Dengan kerja sama ini kami berharap Fore dapat menjadi coffee brand yang menjadi top of mind ONIC Players, fans dan tentunya mobile gamer Indonesia,” kata Elisa pada Hybrid.co.id.
“Meski sebelumnya Fore lebih erat dikaitkan dengan mereka yang sudah ada di usia produktif, namun kami percaya bahwa energi kopi Fore sebetulnya dapat dinikmati oleh rekan-rekan di segala usia.”
Rifkhi percaya, esports di Indonesia masih akan tumbuh, terutama karena ada dukungan dari pemerintah. Sebagai industri di tingkat global, esports diperkirakan akan memiliki nilai mencapai US$1,8 miliar pada 2022, menurut laporan Newzoo.
Sementara dari segi penonton, Newzoo menyebutkan bahwa penonton esports pada tahun ini naik 15 persen dari tahun lalu menjadi 453,8 juta orang.
Sumber: Newzoo
Rifkhi mengatakan, ONIC adalah satu-satunya tim esports yang Fore sponsori saat ini. “Karena, Fore baru pertama kali mensponsori tim esports, yang kami cari adalah dari segi prestasi dan juga program-program apa yang dimiliki oleh tim esports tersebut,” katanya.
“ONIC menjadi salah satu pilihan kami karena prestasi dan juga misi ONIC yang membawa tim ini menjadi wadah untuk mengembangkan tim, sehingga mereka tidak sekadar menjadi gamers.”
Sementara Elisa berkata, alasan Fore memutuskan untuk menjadi sponsor ONIC karena keduanya memiliki kesamaan visi. “Baik ONIC maupun Fore memiliki visi untuk menjadi yang terdepan di sektornya, dan ingin terus memberikan dampak sosial yang positif untuk masing-masing stakeholder-nya,” ujar Elisa.
Setelah menjadi sponsor, Fore akan membuat konten bersama para pemain ONIC. Selain itu, Fore juga akan menyediakan “program menarik” di aplikasi mereka. Sayangnya, Rifkhi enggan untuk memberikan penjelasan lebih detail tentang apa program khusus yang dia maksud.