AKG Games Berangkatkan Kontingen StarCraft II SEA Games 2019 Berlatih di Korea Selatan

AKG Games memberangkatkan Bondan "Deruziel" Lukman dan Emmanuel "Quantel" Enrique untuk berlatih dengan Jake "NoRegret" Umpleby.

Pertandingan cabang esports SEA Games 2019 sudah semakin dekat, persiapan para pemain semakin intens demi dapat memberikan yang terbaik bagi nama Indonesia di mata internasional. Semua pihak bahu-membahu, untuk mencapai hal tersebut, tak terkecuali AKG Games selaku publisher game besutan Blizzard Entertainment di Indonesia.

Demi mendapatkan pencapaian terbaik, AKG Games memberangkatkan dua kontingen cabang esports StarCraft II  SEA Games 2019, Bondan "Deruziel" Lukman dan Emmanuel "Quantel" Enrique, ke Korea Selatan untuk berlatih. Mulai dari tanggal 18 sampai 24 November 2019 mendatang, mereka akan berlatih dengan Jake "NoRegreT" Umpleby.

Bincang singkat dengan Jake Umpleby via confrence call. Sumber: Dokumentasi Hybrid - Akbar Priono

Tak heran jika Korea Selatan dipilih menjadi tempat kontingen StarCraft II Indonesia untuk menempa diri, mengingat negara tersebut yang bisa dibilang sebagai kiblat esports StarCraft, sejak memulai trennya di awal tahun 2000an. Sang pelatih, NoRegret, juga punya reputasi yang cukup besar di dunia kompetitif StarCraft. Belakangan, ia aktif menjadi shoutcaster bahkan juga termasuk dalam jajaran caster dalam gelaran eksibisi esports di Asian Games 2018 lalu.

Dalam gelaran konfrensi pers yang diselenggarakan di Wisma 46, Jakarta, AKG Games juga turut mengundang NoRegret untuk hadir dalam sebuah confrence call. Ia sedikit bercerita tentang apa saja yang akan dilakukan untuk melatih para kontingen esports StarCraft 2 di SEA Games  2019. "Saya akan fokus kepada mentalitas pemain, serta meningkatkan pola mereka berpikir di dalam permainan StarCraft." Jake mengatakan.

Deruziel, juga mengutarakan harapannya terhadap pelatihan yang dilakukan ini. "Harapan saya tinggi banget. Dengan dikirim ke Korea, apalagi dipilih coach yang bagus, tentunya saya berharap bisa mendapatkan lebih banyak pengetahuan lagi. Excited banget untuk pelatihan ini pokoknya."

Kiri-Deruziel, Kanan-Quantel. Sumber: Dokumentasi Hybrid - Akbar Priono

Quantel pun menambahkan terkait pelatihan ini dan dampaknya terhadap kesempatan mendapatkan medali di cabang esports StarCraft II di SEA Games 2019. "Jika melihat kompetisi sebelumnya, sebetulnya kesempatan kita sudah besar. Dengan pelatihan ini, saya merasa akan semakin meningkatkan kesempatan kami untuk mendapatkan hasil yang terbaik di cabang esports StarCraft II di SEA Games 2019."

Masih membahas soal latihan, satu yang juga buat saya cukup penasaran adalah soal latih tanding. Akankah ada latih tanding dengan pemain-pemain StarCraft top asal Korea Selatan? Bagaimanapun, lawan tanding sang pemain bisa dibilang jadi cermin kemampuannya. Terkait ini, Eliandy Andojoputro selaku manajer kontingen StarCraft Indonesia juga turut memberikan komentarnya. "Untuk latihan dengan pemain lainnya, itu pasti ada sesinya. Karena melihat Malaysia dan Thailand yang sempat latihan di sana, juga melakukan kegiatan latih tanding. Tetapi kalau siapa yang dilawan, nanti akan ada informasi lebih lanjut."

Festival Olahraga dan Keberlanjutan Esports StarCraft II

Walau bisa dibilang moyangnya genre MOBA, namun kini genre Real Time Strategi (RTS) terbilang sudah mulai terlupakan. StarCraft sendiri, setelah memulai trennya sekitar awal 2000an lalu di Korea Selatan sana, kini esports StarCraft mungkin bisa dibilang sudah mulai tergerus ragam genre baru yang bermunculan dan terlupakan zaman. Dalam artikel Variety terbitan Juli 2018 lalu, salah satu analis dari Newzoo bahkan menerka StarCraft sebagai game esports yang mulai berhenti berkembang.

Namun demikian game ini seakan tetap terpatri dipikiran orang-orang sebagai ikon esports. Bagaimana tidak, walau jumlah pemainnya di dunia mungkin sudah tidak sebanyak game MOBA, namun StarCraft II tetap jadi game pilihan untuk berbagai gelaran festival olahraga yang diadakan belakangan.

StarCraft II menjadi pilihan saat Asian Games 2018 memutuskan untuk mengadakan eksibisi cabang esports di Britama Arena, Jakarta Utara. Game ini juga dibawa ke PyeongChang, dan dijadikan sebagai salah satu bagian acara dari gelaran Olimpiade Musim Dingin 2018. Kini, StarCraft II lagi-lagi menjadi cabang game pilihan bagi SEA Games 2019 yang akan menjadikan esports sebagai cabang bermedali.

Felix Huray (tengah), menjawab pertanyaan awak media saat sesi tanya jawab di konfrensi pers yang diadakan di Wisma 46, Rabu, 13 November 2019 lalu. Sumber: Dokumentasi Hybrid - Akbar Priono

Melihat pola tersebut, maka mengembangkan esports StarCraft mungkin bisa jadi sebuah urgensi tersendiri bagi Indonesia, mengingat kesempatannya bagi esports untuk mengharumkan nama Indonesia. Siapa yang tahu, Asian Games 2022 di Hangzhou nanti akan menjadikan esports sebagai cabang bermedali, dengan StarCraft II sebagai salah satu game yang dipertandingkan.

Terkait hal ini Felix Huray selaku General Manager AKG Games memberikan pandangannya. "AKG Games akan terus mencari peluang untuk mendukung atlit esports Indonesia." Felix membuka jawabannya. "namun demikian, semua tergantung lagi dari komunitas. Kami AKG Games berusaha sebisa mungkin mendengar komunitas dalam membantu mengembangkan game besutan Blizzard, termasuk StarCraft. Apa yang diinginkan dari komunitas, kami akan fasilitasi sebisa mungkin, contohnya juga seperti program pelatihan ini." Felix menjawab.


Deruziel dan Quantel akan berangkat latihan ke Korea Selatan mulai tanggal 18 hingga 24 November 2019 mendatang. Setelah itu mereka akan bertanding untuk Indonesia dalam cabang esports SEA Games 2019, yang akan diselenggarakan tanggal 5 hingga 10 Desember 2019, di Filoil Flying V Centre, San Juan, Metro Manila.

Mari kita doakan agar kontingen StarCraft Indonesia untuk SEA Games 2019 bisa mendapatkan hasil yang terbaik dan membanggakan nama Indonesia di tingkat Asia Tenggara!