Dark
Light

Akankah Google App Inventor Diminati di Indonesia?

2 mins read
July 13, 2010

Masih ingat dengan layanan dari Nokia yang bisa membuat anda menjadi developer dadakan? OviAppWizard menyediakan langkah praktis dan instan bagi anda yang ingin membuat aplikasi di ponsel Nokia dan juga bisa langsung menjualnya di Ovi Store.

Meski tidak sama persis, Google juga kini menyediakan layanan App Inventor. App Inventor ini merupakan tool yang bisa diakses di Google Lab, namun kini Google menambah invitation bagi pengguna publik yang lebih luas. Pengguna harus mengisi formulir tertentu untuk meminta undangan agar bisa menggunakan App Inventor dari Google ini.

App Inventor menyasar para pengguna Android dengan menjanjikan kemudahan dalam membuat aplikasi bagi siapa saja, termasuk mereka, pengguna non-developer. Layanan ini, seperti yang disebutkan di situs resminya tidak memerlukan pengetahuan programming tertentu yang menjadikan siapa pun bisa membuat aplikasi untuk ponsel Android mereka.

Sayangnya undangan saya masih belum disetujui jadi saya belum bisa mencoba layanan dari App Inventor ini. Tapi dari penjelasan yang diberikan Google, dalam membuat aplikasi, pengguna nantinya tidak perlu menyusun kode-kode tertentu, tetapi cukup melakukan desain secara visual dengan menggunakan ‘blocks’ untuk menyusun berbagai langkah yang ada di aplikasi nantinya.

App dan App Store akan menjadi hal lumrah yang mungkin saja dikeluarkan oleh semua produsen, baik itu vendor mobile device maupun perusahaan yang bergerak di aplikasi itu sendiri. Developer menjadi titik sentral, bahkan kini trend-nya bergeser, seperti Nokia dan Google yang mengarahkan pengguna umum untuk menjadi developer bagi gadget mereka sendiri.

Seperti yang saya bayangkan, Android akan menjadi the next big thing, tanda-tanda akan hal itu sudah nampak, juga bagi pengguna di Indonesia. Saya pikir Android bisa menjadi pilihan OS yang sebentar lagi akan tertanam di berbagai ponsel, termasuk ponsel menengah ke bawah.

Memang App Inventor ini masih dalam versi beta dan belum teruji untuk user kebanyakan, meski Google telah menguji layanan ini di berbagai sekolah di U.S. dan mengajak para pengajar serta siswa untuk membuat aplikasi mereka sendiri, tapi pengguna umum punya karakter lain, dan jika Google ingin menyasar pengguna seperti ini, kita harus menunggu bagaimana respon mereka.

Namun, perkembangan App Inventor ini layak untuk dicermati, terutama perkembangan yang ada di ‘belakang layar’, seperti penambahan CDK dari pengembang pihak ketiga, yang aplikasinya telah banyak digunakan, seperti Twitter (yang menurut TechCrunch telah menyediakan Components bagi pengguna untuk bermain-main membuat aplikasi di App Inventor) dan aplikasi lain yang sedang trend.

Untuk Indonesia, jelas ini akan berpengaruh, kita memang masih belum melihat perkembangan yang besar dari Google setelah mereka menyatakan ‘resmi’ masuk Indonesia beberapa waktu yang lalu. Apakah Google  menunggu berbagai ponsel berbasis Android menengah ke bawah yang kabarnya akan segera menyerbu Indonesia, atau Google masih meraba perilaku pengguna di sini sebelum meluncurkan layanan mereka untuk merebut pangsa pasar, setidaknya dari Yahoo! yang sudah cukup ‘mapan’ menikmati pangsa pasar lokal.

Pengguna Indonesia yang ramah teknologi bisa jadi adalah pangsa pasar yang cukup besar dari App Inventor, bayangkan saja jika nanti ponsel berbasis Android dengan harga terjangkau atau murah masuk ke pasar Indonesia, dan mereka membuat berbagai macam aplikasi di App Inventor, berapa pengguna yang bisa di raih oleh Google? Tentunya dengan asumsi bahwa semua aplikasi di App Inventor bisa digunakan di semua ponsel apapun berbasis Android. Belum lagi pendekatan ke dunia pendidikan dari App Inventor ini (terlihat dari form pendaftaran) yang bisa lebih dikembangkan di tingkat lokal.

Banyak peluang yang bisa dikembangkan oleh Google di pangsa pasar Indonesia, lewat App Inventor yang secara tidak langsung akan menarik brand Android untuk lebih dikenal lagi di pangsa pasar Indonesia. Saya sendiri terus terang tidak sabar untuk melihat ekspansi lebih besar lagi dari Google terutama Android dan melihat bagaimana dampaknya bagi penguna ponsel di Indonesia.

Well, mari kita lihat perkembangan selajutnya, sementara itu, apakah anda sudah mencoba App Inventor dari Google ini? Anda bisa share pengalaman anda membuat aplikasi di kolom komentar, atau anda juga bisa share pendapat lain tentang perkembangan Google dan Android, atau komentar lain tentang pendekatan ala developer yang dilakukan para giant seperti Google.

Anda yang tertarik dengan App Inventor dan ingin mendapatkan invitation-nya bisa cek di sini, dan berikut video tentang penjelasan singkat bagaimana App Inventor bekerja.

Wiku Baskoro

Penggemar streetphotography, penikmat gadget, platform agnostic gamers, build Hybrid.co.id to make impact.

4 Comments

  1. But that creation makes a big controversy with some peoples. It will break the real chain between the real developers and lame users. Or it can makes the new problem, related to the malicious service. Believe it, there are so many debate discussion out there. Or I can say, maybe some people use it for the bad way and spread the malware easily.

    How about in Indonesia? I'm worried it will be used for the inappropriate or negative content.
    That's the important thing that we should think about it.

  2. skg lagi maintenance,, mungkin awal februari bakal ada lagi ni,aplikasi rekomendasi untuk para newbie di bidang android development seperti ane,, hehhe..

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Previous Story

Hello World! All New DailySocial

Next Story

MailChimp Akan Luncurkan Kombinasi Layanan Email Marketing dan Facebook Like Button

Latest from Blog

Don't Miss

Google Luncurkan Tampilan Baru untuk Asisten AI NotebookLM

Google memang terus mengejar pengembangan model AI-nya di berbagai bidang.
Nonton-YouTube-Tanpa-Terhalang-Bahasa,-Fitur-Auto-dubbing-Tersedia-Dalam-Bahasa-Indonesia

Nonton YouTube Tanpa Terhalang Bahasa, Fitur Auto-dubbing Tersedia Dalam Bahasa Indonesia

Bagi penggemar video panjang di YouTube, tentunya sudah mengetahui fitur