Dark
Light

AI Art, Tantangan Terbaru Untuk Para Desainer dan Seniman Digital

6 mins read
December 15, 2022
Desainer dan AI

Pada tahun 2022 ini sebuah penghargaan seni dimenangkan oleh kecerdasan buatan. Sebuah kompetisi seni tahunan, Colorado State Fair, memberikan hadiah dalam semua kategori biasa: lukisan, quilting, patung. Namun, Jason M. Allen seorang seniman dari Pueblo West, Colorado, membuat karya seninya dengan Midjourney, program kecerdasan buatan yang mengubah baris teks menjadi grafik hiper-realistis dan berhasil memenangkan penghargaan tersebut.

Jason M. Allen via Midjourney: Théâtre D’opéra Spatial

Karya “Théâtre D’opéra Spatial,” ini membawa pulang blue ribbon dalam kontes seniman digital baru dan menjadikannya salah satu karya buatan A.I. (Kecerdasan Buatan) pertama yang memenangkan penghargaan seni. Kejadian ini menimbulkan reaksi keras dari para seniman yang menuduhnya curang. Namun, Allen menjelaskan bahwa karyanya yang dikirimkan dengan nama “Jason M. Allen via Midjourney” dibuat menggunakan teknologi kecerdasan buatan.

Jason M. Allen

Kemenangan Allen telah membawa diskursus besar dalam dunia seni visual terutama pada seni digital tentang apakah para seniman digital akan dapat bertahan dari gempuran kecerdasan buatan. Sebagian seniman dan desainer berpikir positif bahwa AI dapat bermanfaat bagi desainer, namun sebagian lagi pesimistis. Bagi para desainer yang diterpa gempuran software desain drag and drop dan low code tools tentu saja keberadaan AI tidak dapat diremehkan, terutama ketika Canva mengintegrasikan stable diffusion, sebuah AI text to image generator ke dalam layanannya.

Kecerdasanbuatan (AI) sendiri merupakan salah satu teknologi yang semakin dominan penerapannya di berbagai bidang industri. Keberadaannya seringkali diasosiasikan dengan inovasi dan harapan masa depan manusia. Meskipun begitu, banyak ilmuwan juga mulai resah dengan pengembangannya. Pada tahun 2017 lalu, Facebook melalui Facebook AI Research Lab (FAIR), memutuskan untuk mematikan mesin kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) yang mereka kembangkan. Keputusan itu diambil setelah AI tidak lagi menggunakan bahasa Inggris yang dimengerti manusia untuk berkomunikasi. Agen-agen cerdas buatan itu diketahui malah menggunakan bahasa baru untuk saling berkomunikasi.

Sebelumnya, Pada tahun 2016, chat bot yang ditenagai kekuatan AI bernama Tay dari Microsoft Technology and Researchdan Bing, men-tweet postingan yang berbau ofensif, rasis, dan pro terhadap Adolf Hitler. Tay, dibuat oleh Microsoft, untuk berinteraksi dengan pengguna internet di seluruh dunia. Kejadian ini menjadi sinyal yang berbahaya bagi pengembangan AI dalam berbagai bidang, terutama dalam konteks komunikasi.

Apakah AI akan menggantikan Desainer dan Seniman digital

Hingga saat ini, masih kecil kemungkinan AI akan sepenuhnya menggantikan Desainer dan Seniman digital. Teknologi AI memang telah berkembang secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir dan mampu menciptakan karya seni dan desain yang mengesankan, namun masih kurang kreativitas dan sentuhan manusia yang dihargai banyak orang dalam seni dan desain. Selain itu, bidang desain dan seni seringkali membutuhkan pemahaman mendalam tentang emosi dan pengalaman manusia, yang saat ini belum dapat ditiru oleh sistem AI.

Rolip Via DALL-E “AI Conversation with Human in tech room”

Meskipun begitu, pengembangan pada aspek kognitif AI tetap membuka peluang kemampuan AI untuk meniru kemampuan berpikir manusia. AI juga memiliki kemampuan observasi yang luas dari sumber meta data yang beragam. Data yang dikumpulkan ini dapat disimpan dalam memori mereka selama waktu yang dibutuhkan dan diproses sesuai dengan permintaan atau perintah. Pada pengembangan kognitif, meta data ini dimanfaatkan untuk merespon permintaan secara cepat.

AI text to image generator tidak berpikir dengan cara yang sama dengan cara desainer atau seniman berpikir. Jika seorang seniman diminta untuk menggambar pisang dalam kotak, maka ia akan mengidentifikasi dua benda yaitu pisang dan kotak, hasilnya bisa jadi pisang dalam kotak yang transparan yang menunjukkan bangun ruang kotak dan bentuk pisang di dalamnya. Sedangkan AI tidak berpikir dengan cara itu, ketika AI diminta untuk menggambar pisang di dalam kotak maka ia akan mengidentifikasi ribuan atau mungkin jutaan gambar pisang dan kotak sekaligus kemungkinan-kemungkinan penyatuan kedua bentuk tersebut bukan dalam koridor bentuk tapi dalam koridor kode.

Vox Explained: DALL-E Process on text to image

Perintah yang dituliskan pada platform AI text to image generator akan diproses oleh data yang sudah dilatih dan masuk ke proses deep learning dimana kode-kode pembentuk data identitas akan dipecah dan dicari kesesuaiannya dalam wilayah yang disebut sebagai latent space yang menghasilkan probabilitas kombinasi antara dua identitas berdasarkan kesesuaian kode pembentuknya, lalu masuk pada proses difusi untuk membentuk hasil akhirnya. Proses rumit yang melibatkan ragam data yang tidak terhitung ini hanya membutuhkan waktu 1-2 menit untuk menghasilkan sebuah karya. Oleh karena itu, peluang pengembangan sisi kognitif AI masih memungkinkannya terus menggantikan peran manusia atau bahkan menciptakan peran baru.

Bagaimana Desainer bisa bersaing dengan AI seperti DALL-E

Dalam konteks reproduksi karya dan jumlah karya yang dihasilkan, Desainer memang bukan saingan AI image generator. Namun, sebagai desainer, kita dapat bersaing dengan dengan terus mengembangkan dan mengasah kemampuan dan kreativitas dan mulai fokus pada area di mana sistem AI saat ini tidak begitu canggih, seperti membuat desain yang menggabungkan emosi dan pengalaman manusia. Meskipun begitu, desainer tetap perlu memantau perkembangan teknologi ini.

Rolip Via DALL-E “AI explain theirself to Human”

Keterampilan yang perlu dipelajari Desainer untuk mengejar AI 

Hingga saat ini, AI belum mampu mengembangkan identifikasi dari data yang tidak ada, seperti emosi manusia secara langsung ataupun pengalaman yang memiliki interpretasi beragam dalam pikiran manusia. Kemampuan perumusan masalah, dan menjawab masalah yang kontekstual secara eksklusif masih didominasi oleh manusia. Sehingga konstruksi berpikir secara kritis dan kemampuan pemecahan masalah secara kreatif dengan pendekatan unik seperti pendekatan psikologis, emosional ataupun kultural dapat menjaga keberlangsungan peran desainer atau seniman digital di tengah perkembangan pesat teknologi kecerdasan buatan.

Rolip Via DALL-E “Human learn from AI”

Peluang ide manusia untuk berkompetisi dengan AI masih terbuka lebar, karena hingga saat ini AI masih membutuhkan manusia untuk memberikan perintah/prompt untuk memulai prosesnya. Melalui kemampuan membuat prompt inilah seorang Desainer mampu mengendalikan gambar yang dihasilkan oleh AI. Proses ini memungkinkan desainer melakukan pemanfaatan terhadap teknologi AI bukannya persaingan dengan teknologi ini.

Secara umum, prompt pada AI image generator menggunakan aturan ini untuk menghasilkan gambar yang baik:

re-thought.com

Jika kita menuliskan prompt “Monalisa (subjek), dalam sebuah ruangan dengan teknologi masa depan (detail dan lingkungan), leonardo da vinci style (seniman), lukisan ekspressionis (gaya lukisan), cat minyak pada kanvas (media lukis) ”. AI image generator akan menghasilkan berbagai macam gambar yang mewakili prompt/perintah yang kita tulis dengan lebih akurat. Seperti pada gambar di bawah.

Rolip via DALL-E “Monalisa smiling future”

Tentu saja, kemampuan ini perlu dipelajari dan terus diasah oleh para desainer untuk memanfaatkan AI image generator sebagai alat bantu pemantik ide kreatif. Pada dasarnya, penulisan prompt masih sangat memerlukan kemampuan kritis desainer untuk memecah objek menjadi variabel detail dan pengetahuan yang luas mengenai karya seni, gaya desain, hingga prionsip-prinsip estetika untuk diterapkan pada kalimat perintah. Prinsipnya, semakin jelas perintah, semakin akurat karya yang dihasilkan.

Bagaimana AI image generator dapat membantu Desainer

AI image generator adalah sistem AI yang menggunakan algoritma pembelajaran mesin untuk menghasilkan gambar berdasarkan deskripsi teks. Sebagai seorang desainer, kita dapat menggunakannya untuk membantu menemukan ide desain yang baru. Misalnya, Anda dapat memberikan AI image generator deskripsi jenis desain yang ingin dibuat, dan AI image generator dapat menghasilkan serangkaian desain potensial untuk dipilih. Kita dapat menggunakan desain ini sebagai titik awal untuk kreasi kita sendiri, atau menggabungkan elemen darinya ke dalam desain kita. Dengan menggunakan cara ini, desainer dapat dengan cepat dan mudah menghasilkan berbagai ide desain, yang dapat membantu menghemat waktu dan menjadi lebih produktif.

Rolip Via DALL-E “AI Conversation Cyber Robot”

Bagaimana Desainer menggunakan AI image generator untuk meningkatkan kualitasnya

Desainer dapat menggunakan AI dalam berbagai cara untuk meningkatkan pekerjaan mereka. Beberapa cara potensial untuk menggunakan AI dalam desain meliputi:

  • Menghasilkan ide desain: Sistem AI seperti DALL-E dapat digunakan untuk menghasilkan berbagai ide desain berdasarkan deskripsi teks. Ini dapat membantu desainer untuk dengan cepat menghasilkan ide-ide baru dan kreatif untuk proyek mereka.
  • Meningkatkan kualitas desain: AI dapat digunakan untuk menganalisis dan mengoptimalkan elemen desain seperti warna, komposisi, dan tipografi, membantu desainer membuat desain berkualitas lebih tinggi.
  • Otomasi tugas berulang: AI dapat digunakan untuk mengotomatiskan tugas berulang seperti mengubah ukuran dan memotong gambar, membebaskan desainer untuk fokus pada tugas yang lebih kreatif dan kompleks.
  • Membuat desain interaktif: AI dapat digunakan untuk membuat desain interaktif yang merespons input pengguna secara real-time, menciptakan pengalaman yang lebih menarik dan imersif bagi pengguna.
  • Meningkatkan kolaborasi: AI dapat digunakan untuk memfasilitasi kolaborasi antara desainer dan klien, memungkinkan komunikasi dan umpan balik yang lebih cepat dan lebih efisien.
Rolip Via DALL-E “AI robot making arts”

Tujuan platform AI image generator

Tujuan platform AI image generator adalah menggunakan algoritma pembelajaran mesin untuk menghasilkan gambar berdasarkan deskripsi teks. AI image generator mampu menghasilkan data baru berdasarkan sekumpulan data masukan. Data input adalah deskripsi teks, dan outputnya adalah gambar yang sesuai dengan deskripsi tersebut. Tujuan dari platform AI ini adalah untuk membuat gambar yang sangat detail, realistis, dan secara akurat mencerminkan deskripsi teks/prompt. Maka, sistem AI ini sebenarnya dapat digunakan untuk membantu desainer dan seniman menciptakan ide-ide baru dan kreatif untuk terus karyanya.

Desainer dan para seniman digital perlu menerima kehadiran AI image generator sebagai peluang sekaligus ancaman bagi masa depan karyanya. Meskipun hingga saat ini AI image generator masih dapat disebut sebagai alat, namun dengan pengembangan teknologi kognitifnya di masa depan, bukan tidak mungkin malah dapat mengubah posisi tawarnya dalam kerja-kerja kreatif yang berkaitan dengan visualisasi. Oleh karena itu, kemampuan beradaptasi dengan teknologi kecerdasan buatan dan pengembangan kemampuan berpikir kritis menjadi tugas besar bagi para desainer dan seniman digital saat ini untuk menghadapi tantangan kemajuan teknologi kecerdasan buatan.

Gambar header by Wikupedia using AI by Dall E – 2.

Artikel ini ditulis oleh Rolip Saptamaji, Founder Poligrabs Creative Studio.

Poligrabs adalah studio desain yang berfokus pada editorial design, infografis, dan visual public relation. Lebih lanjut, Hubungi poligrabs di https://www.poligrabs.com/

Previous Story

Pentingnya Kerja Sama Pemerintah dan Swasta Dalam Transformasi Digital

Istilah nerf dan buff
Next Story

Sejarah Kemunculan Istilah Nerfing dan Buffing di Game

Latest from Blog

Don't Miss

Microsoft 365 Copilot Kini Sudah Mendukung Bahasa Indonesia

Microsoft mengumumkan bahwa Microsoft 365 Copilot kini mendukung penggunaan dalam
Kemkomdigi-dan-Microsoft-Umumkan-ElevAIte-Indonesia,-Ini-5-Pilar-Utamanya

Kemkomdigi dan Microsoft Umumkan ElevAIte Indonesia, Ini 5 Pilar Utamanya

Indonesia tengah memasuki era baru yang ditandai oleh pesatnya perkembangan