Komitmen Agate, Summarecon, Bekraf, dan Pemprov Jabar untuk Industri Game Lokal

Menginjak usia yang kesepuluh Agate ingin bisa menyebarkan kebahagian lebih banyak lagi dan turut mengembangkan industri game dalam negeri.

Industri game merupakan salah satu bagian dari ekonomi kreatif dengan potensi besar di Indonesia. Dengan populasi gamer aktif sebesar lebih dari 43,7 juta jiwa (data Newzoo 2017), perputaran uang di industri ini sangat menjanjikan. Namun sayangnya potensi itu belum tergarap dengan maksimal. Pangsa pasar untuk game karya lokal di negara kita masih ada di kisaran 5%, sementara sisanya diraup oleh game buatan luar negeri.

Hal itu disampaikan oleh Arief Widhiyasa, CEO Agate, dalam diskusi panel pada acara peresmian kantor baru Agate pada tanggal 23 April 2019. Sebagai perusahaan game terdepan di Indonesia, Agate berharap dapat membuka jalan bagi sumber daya dan pelaku-pelaku baru di industri game Indonesia serta dapat menghidupkan ekosistem industri yang memadai. Untuk mencapai tujuan tersebut, Agate kini menjalin kerja sama dengan Summarecon Bandung, Bekraf, serta Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk merealisasikan beberapa program di masa mendatang.

Acara peresmian kerja sama serta pembukaan kantor itu dihadiri oleh Ridwan Kamil selaku Gubernur Jawa Barat, Hari Santosa Sungkari selaku Deputi Infrastruktur Bekraf, serta Herman Nagaria selaku Direktir Bisnis dan Pengembangan Properti Summarecon Agung. Lokasi kantor baru Agate sendiri terletak di area Teknopolis Bandung, kawasan Summarecon, Gedebage, Bandung.

Sejalan dengan visi kota Bandung sebagai Kota Kreatif, Pemerintah Kota Bandung telah mencanangkan program pembangunan Teknopolis di kawasan Summarecon Bandung. Teknopolis ini diharapkan dapat menjadi Silicon Valley versi Indonesia yang akan diramaikan oleh berbagai pelaku industri kreatif, khususnya yang berasal dari Bandung. Agate sendiri telah mendiami lokasi Teknopolis Bandung itu sejak Februari 2019.

Agate juga merupakan salah satu startup yang di masa awalnya paling rajin mengikuti coaching dari Bekraf hingga akhirnya dapat berjalan secara independen seperti sekarang. Arief mengatakan bahwa salah satu kendala di industri game Indonesia adalah adanya ketimpangan antara dana pengembangan industri game dengan industri hiburan lainnya. Padahal secara global, pendapatan industri game adalah yang terbesar dibandingkan industri-industri lain seperti film atau musik.

Menyambut ulang tahunnya yang kesepuluh, Agate telah berhasil menjadi outlier di industri game Indonesia. Artinya Agate sebagai sebuah perusahaan memiliki posisi yang unik, juga pencapaian tinggi yang membuatnya berbeda dari pemain-pemain lain di dalam industrinya. Ke depannya, Agate berharap dapat memberikan lebih banyak kebahagiaan dan inspirasi kepada banyak orang, sambil berusaha menjadi salah satu bagian dalam perkembangan industri game Indonesia.