Agate International, melalui lini program edukasinya bernama Agate Academy, memperkenalkan program talent development terbarunya bernama Agate Game Course for Teacher. Program tersebut merupakan hasil kerja sama strategis dengan institusi pendidikan formal, yang diakui sebagai bagian dari misi mereka untuk turut serta menjadi bagian dari pengembangan industri game Indonesia.
Agate Game Course for Teacher akan memberikan program upskilling/reskilling kepada para pengajar formal, dengan kurikulum yang mengacu pada SKKNI No 18 Tahun 2022. Tiga kelas yang dapat diikuti para pengajar mencakup (1) game programming yang fokus pada penggunaan game engine, (2) game art yang melibatkan keilmuan mengenai pemodelan dan animasi 3D atau game art, (3) dan game design yang mengajarkan desain mekanik dan level pada permainan.
Dari tiga kelas tersebut, terdapat dua jenis pelatihan untuk mendapatkan materi pembelajaran: pelatihan Standard dan Custom.
Pelatihan Standard diselenggarakan secara online selama 5 kali pertemuan, berdurasi 3 jam setiap pertemuannya, dengan minimal peserta 10 orang. Sedangkan, pelatihan Custom, sesuai namanya, dapat dilakukan sesuai dengan permintaan dan dapat didiskusikan, baik itu apakah kelasnya online/offline/hybrid, berapa lama durasinya, dan berapa kali jumlah pertemuan yang diperlukan.
Kerja sama strategis ini mendapatkan dukungan dari Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia (Kemenko Marves RI), sekaligus menandakan bahwa program ini menjadi bagian dari inisiatif link-and-match antara SMK dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI), yang meliputi upskilling guru, penyelarasan kurikulum, dan sertifikasi berbasis Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI).
Menurut Agate, kolaborasi ini perlu dilakukan agar program pelatihan dapat menjangkau dan berdampak secara meluas dan holistik. “Melalui Agate Academy, kami terus berupaya berkontribusi secara strategis meningkatkan kapasitas para pengajar, berkolaborasi dengan pemerintah dan institusi pendidikan,” ujar Shieny Aprilia, Co-Founder dan CEO Agate.
Pihak Kemenko Marves RI sebagai kolaborator mengaku Agate Game Course for Teacher dapat menjadi jawaban atas tantangan industri game, yang dikatakan bahwa pengembang lokal saat ini hanya menguasai 0,5 persen pasar nasional. Kualitas talenta yang masih belum mencapai standar industri dinilai sebagai salah satu persoalan di dalamnya.
“Maka dari itu, upaya kolaboratif dengan para pengembang lokal dan pemangku kepentingan menjadi kunci untuk mengakselerasi industri gim nasional, terlebih Indonesia yang memiliki potensi sangat besar,” terang Liz Zeny Merry, Plt. Asisten Deputi Pengembangan Ekonomi Kreatif Kemenko Marves RI.
Agate Academy sendiri hingga saat ini telah memiliki sekitar 2000-an alumni, lebih dari 30 studio binaan, lebih dari 50 mitra universitas, dan telah menjalankan berbagai program pelatihan termasuk bagi para pengajar. Salah satu contohnya, Agate Academy berkolaborasi dengan Balai Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bidang Kelautan Perikanan Teknologi Informasi dan Komunikasi (BPPMPV KPTK) untuk pelatihan 72 guru yang mencakup metaverse dan 3D art.
“Tujuh puluh dua guru yang telah mengikuti pelatihan ini tidak hanya mendapatkan pengetahuan baru mengenai 3D Art dan metaverse, tetapi juga termotivasi untuk terus berinovasi dalam proses pengajaran mereka,” aku Al Azhari, Ketua Tim Peningkatan Kompetensi dan Penjaminan Mutu BPPMPV KPTK.
