Media, seperti kita ketahui, merupakan sumber komunikasi yang menjangkau khalayak luas. Kekuatan ini yang dimanfaatkan oleh brand untuk menarik pelanggan atau brand awareness. Biasanya proses jual beli iklan terjadi secara manual. Media konvensial seperti televisi, radio, surat kabar, dan majalah menjual space iklan mereka langsung ke brand dan proses pembuatan iklan tersebut dilakukan oleh creative agency. Era digital menggeser cara-cara manual. Apalagi tentu saja sebuah media online atau publisher membutuhkan sebuah plattform iklan yang sesuai dengannya.
Sejak kemunculannya lima bulan yang lalu, Adskom menyadari hal itu dan berfokus sebagai sebuah supply side platform yang berfungsi membantu publisher untuk dapat berintegrasi dengan ads network.
Sebagai orang sudah malang melintang di dunia advertising network, Italo Gani, salah satu pendiri Adskom, memang sangat faham kendala yang dihadapi oleh ad network dalam berintegrasi dengan publisher. Di sisi lain, publisher pun kesulitan dalam mengelola iklan mereka.
“Biasanya publisher jualan space iklan ke media agency dan media agency pegang budget-nya dari brand. Proses jual belinya melalui supply side platform seperti Adskom.”
Menurut Italo, cara ini akan membantu publisher untuk lebih fokus mengembangkan perusahaannya. “Memang umumnya ads network yang kita sebut sebagai demand partner akan langsung berhubungan dengan publisher. Biasanya publisher langsung dihubungi oleh demand partner. Kendalanya publisher biasanya akan kerepotan untuk terintegrasi dengan multi demand partner. Nah, kami bekerja dengan publisher untuk mengintegrasi demand partner, juga sebaliknya.”
Adskom meluncurkan plattform pertamanya pada awal Juli tahun ini. Italo mengatakan saat ini Adskom sedang dalam kemajuan yang besar. “Dalam kurun waktu yang singkat sudah berintregasi dengan ads network seperti AdStar, AdPlus, InMoby, Komli, Innity, BuzzCity, Smaato, dan masih banyak lagi.”
“Semua itu juga berkat kompentensi dari Daniel Armanto, CTO kami yang berhasil membangun sebuah plattform dengan custom sangat lokal. Kami satu-satunya digital advertising yang membangun program dari nol,” imbuhnya.
Italo menambahkan, saat ini memang sudah banyak plattform karena ada banyak software yang bisa digunakan. “Tetapi kendalanya, bila kita menggunakan plattform luar masih perlu perlu di-custom lagi sesuai kebutuhan publisher dan pasar yang ada di Indonesia.”
Meski sudah menuai kemajuan berarti, fokus tahun pertama Adskom masih membangun produk. Saat ini menurut Italo, Adskom telah siap dengan plattform pertamanya dan melakukan percobaan dengan 20 publisher teratas di Indonesia berdasarkan peringkat Alexa.
Sejauh ini Italo mengaku mendapatkan tanggapan yang publisher tersebut positif. “Sebab saat ini menurut mereka (publisher) kita adalah satu-satunya solusi untuk berintregasi dengan multi ad network secara bersamaan. Mudah-mudahan akhir Agustus bisa produksi penuh dengan publisher.”
Dari 30 ad network yang sudah terintegrasi dengan Adskom, Italo mengatakan 30 hingga 40 persennya berasal dari perusahaan regional yang ingin masuk ke Indonesia. “Kalau kita sudah terintegrasi dengan mereka, otomatis kita bisa terintegrasi dengan regional. Dengan mudahnya kita juga bisa intregrasi dengan publisher yang ada di Malaysia, Vietnam, Thailand dan lain-lain. Seperti rencana Adskom yang tidak hanya memberikan solusi pada dunia iklan digital Indonesia tapi juga Asia Tenggara.”
Plattform yang dikembangkan Adskom tidak hanya dapat diaplikasikan kepada publisher besar namun bisa digunakan untuk blog sekalipun. “Di Indonesia publisher besar hanya segelintir, lebih banyak publisher-publisher kecil. Intinya plattform ini dapat diimplementasikan dengan mudah.”
Italo cukup optimis dengan perkembangan display advertising ke depan. “Perputaran uang total media spending di seluruh Indonesia 6 miliar USD, satu persennya di alokasikan ke digital. Dari satu persen tersebut 15 persennya masuk display advertising. Apalagi growth spending digital Indonesia 50 persen dan budget dari brand naik terus.” Sedangkan rencana tahun depan Adskom berencana untuk berintegrasi dengan 100 hingga 150 ad network lain.