Masa pandemi telah membawa banyak dampak untuk sektor perekonomian. Berbagai sektor usaha baik kecil maupun besar ikut terkena dampaknya, tak terkecuali para pelaku startup. Mulai dari penurunan pemasukan yang cukup masif hingga terpaksa harus menutup bisnis secara permanen menjadi imbas yang harus diterima beberapa startup di masa turun naik ekonomi ini. Kondisi tersebut juga dipersulit dengan terbatasnya ruang gerak karena harus bekerja dari rumah.
Disisi lain, masih tetap ada angin segar yang menaungi ekosistem startup lokal belakangan ini. Beberapa sektor seperti healthtech dan edutech turut mengalami pertumbuhan seiring dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap inovasi teknologi yang dimiliki di masa pandemi ini. Selain itu, menurut catatan DailySocial, ada 32 transaksi pendanaan startup yang terjadi sepanjang kuartal kedua tahun ini. Bahkan, jumlah ini melebihi periode yang sama di tahun sebelumnya, yaitu 24 transaksi.
Meski begitu, masa pandemi yang tak kunjung usai dipandang masih akan berlangsung cukup lama. Sehingga, mau tidak mau para startup harus terus melakukan berbagai upaya adaptasi untuk tetap dapat mempertahankan bisnisnya. Bila startup tetap dapat memperlihatkan ketahanan bisnisnya selama masa pandemi ini, maka masih tetap ada berbagai kemungkinan dan peluang positif yang menanti di masa depan.
Dimulai dari Adaptasi Internal Perusahaan
Dalam melakukan adaptasi tersebut, hal pertama yang harus diperhatikan oleh para pelaku startup adalah adaptasi internal perusahaan. Tujuannya agar perusahaan tetap dapat menjalankan operasionalnya secara efektif dan efisien meski harus bekerja dari rumah selama pandemi ini. Beberapa hal dapat dilakukan untuk mencapai hal tersebut, contohnya seperti membuat kebijakan baru terkait remote working, menyediakan tools dan alur komunikasi yang mendukung kolaborasi, serta fokus pada manajemen tim. Selain itu, perusahaan juga dapat melakukan pembaruan terhadap KPI dan tanggung jawab karyawan yang disesuaikan dengan target pencapaian baru di masa pandemi ini.
Hal lain terkait operasional yang juga sama pentingnya dalam masa adaptasi ini adalah strategi tata kelola keuangan perusahaan. Di masa sulit, keadaan bisa menjadi serba tidak pasti. Untuk itu, perusahaan perlu terus melakukan pemantauan kondisi keuangan sekaligus terus mendefinisikan ulang strategi keuangannya. Hal tersebut diperlukan agar strategi tersebut dapat disesuaikan dengan kondisi baru yang dialami perusahaan. Perusahaan harus dapat berjalan dengan maksimal seefisien mungkin, salah satu yang harus dilakukan adalah memotong atau menunda pengeluaran yang tidak penting. Dengan pengelolaan keuangan yang baik, perusahaan akan tetap dapat mempertahankan produktivitasnya meski mengalami beberapa efisiensi terkait operasionalnya.
Gali Terus Peluang Inovasi dan Kolaborasi
Salah satu cara terbaik dalam beradaptasi dengan masa sulit ini adalah dengan menghadirkan inovasi baru yang sesuai dengan kebutuhan baru di tengah masyarakat. Ini saatnya untuk meningkatkan kepekaan dalam mencari peluang-peluang baru. Startup harus jeli dalam melihat peluang tersebut melalui inovasi barunya. Inovasi baru tersebut bisa berupa produk maupun layanan baru atau nilai tambah baru yang menjawab kebutuhan baru pelanggan.
Inovasi baru tersebut juga dapat hadir dengan melakukan pivot pada bisnis. Perubahan model bisnis ini perlu dilakukan bila model bisnis yang saat ini dimiliki dirasa tidak lagi sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Melalui pivot, startup dapat menawarkan hal baru bagi konsumennya atau justru menjangkau konsumen baru. Dengan begitu, startup tetap dapat memiliki sumber pendapatan baru yang dapat membantu perusahaan untuk bertahan.
Selanjutnya, startup juga harus mencari peluang baru melalui potensi kolaborasi. Kolaborasi tersebut dapat dilakukan dengan berbagai stakeholder seperti pemerintah, korporasi, hingga sesama startup lainnya yang dapat mendukung penggunaan produk atau layanan oleh konsumen. Melalui kolaborasi, startup tidak hanya dapat memperluas jangkauannya, tetapi juga dapat menciptakan inovasi-inovasi baru melalui integrasi platform yang dimiliki dengan biaya yang lebih hemat dan hasil yang lebih optimal. Upaya kolaborasi seperti ini cukup penting, mengingat startup harus tetap dapat menjalankan bisnisnya secara efisien dan efektif.
Tentunya, masih banyak upaya lainnya yang dapat dilakukan startup untuk terus beradaptasi menghadapi situasi turun naik ekonomi ini. Pembahasan terkait upaya adaptasi ini juga akan menjadi pembahasan dalam seri kedua dari tiga rangkaian webinar Startup Untuk Negeri yang diadakan oleh AWS bekerja sama dengan DailySocial.
Pada seri kedua ini, tema yang diusung adalah “Bagaimana Startup Dapat Bertahan Menghadapi Situasi Ekonomi yang Naik dan Turun”. Seri kedua ini juga turut mendatangkan Doddy Lukito, (Chief [In-Hospital] Business Officer dan Co-Founder Halodoc) dan Steve Patuwo (Startup Business Development Manager AWS). Melalui topik tersebut, webinar ini akan membahas bagaimana cara startup dapat bertahan dan beradaptasi dalam mencari peluang baru disaat masa sulit dalam menjalankan bisnisnya.
Bila tertarik untuk mengikuti seri kedua dari webinar Startup Untuk Negeri ini, segera daftarkan diri Anda dalam webinar tersebut melalui link berikut ini.
Disclosure: artikel ini merupakan bagian dari publikasi acara webinar AWS #StartupUntukNegeri