Akhir tahun 2015 sudah semakin dekat dan banyak para pelaku bisnis di Indonesi mempersiapkan rencana untuk melangkah di tahun 2016 nanti. aCommerce Indonesia, perusahaan e-ommerce enabler asal Thailand, termasuk salah satunya. Setelah resmi memperkenalkan aDelivery, tahun depan aCommerce berencana memperluas jangkauan wilayah operasional dan mengembangkan sistem yang memudahkan brand dalam mengelola penjualan produknya di berbagai kanal marketplace online.
Pengembangan produk Tracking Management System aDelivery
Belum lama ini, aCommerce resmi memperkenalkan Tracking Management System bernama aDelivery. Pada dasarnya, sistem yang dikembangkan secara in-house tersebut bertujuan untuk bantu meningkatkan produktivitas kerja armada yang dimiliki oleh aDelivery Indonesia. Sistem ini dapat berjalan di ponsel pintar Android yang digunakan oleh armada aCommerce Indonesia.
“aDelivery adalah bagian dari aCommerce untuk memberikan added value service pada kosumen atau klien kami sebagai perusahaan berbasisis teknologi yang salah satu fokusnya ada di logistik. Melalui aDelivery, kami bisa memonitor behavior dari para pengendara kami. […] Tujuannya untuk dapat memonitor, mengukur, dan pada akhirnya mengontrol produktivitas dari para riders yang melakukan proses pengiriman,” ujar Co-CEO aCommerce Indonesia Hadi Kuncoro ketika ditemui di kantornya di kawasan Halim, Jakarta.
IT and Product Manager aCommerce Indonesia Rano Santoso menjelaskan bahwa aDelivery dibuat dan digunakan sebagai problem solving terkait dengan backlog di pendistribusian dengan beberapa fitur yang diunggulkan seperti Status Delivery, Tracking Courier, Routing History, Rekonsiliasi Cash on Delivery, pemberitahuan melalui email dan SMS, hingga Dashboard Performance yang dapat bantu menentukan Key Performance Index [KPI] untuk setiap kurir aCommerce Indonesia.
Saat ini, aDelivery yang baru meluncur memang baru digunakan untuk aCommerce Indonesia dengan armada yang yang dimiliki berjumlah 60-100 kurir. Pun demikian, di tahun 2016 nanti rencananya aDelivery akan menjadi sistem standar operasional aCommerce di kawasan Asia Tenggara. Untuk kawasan Indonesia sendiri implementasinya akan diperluas hingga ke beberapa kota besar, seperti Bandung dan Surabaya.
“Sejauh ini untuk last mile delivery dalam kota [Jakarta], aDelivery sudah bisa mengakomodir kebutuhan pengiriman kami. Sedangkan untuk pengiriman luar kota, sistem sudah siap berjalan, […] tetapi kami masih menunggu dibukanya hub distribusi baru di Surabaya dan Bandung,” ungkap Rano.
Hadi menambahkan, “Sekarang kami fokus aDelivery ini dibangun untuk memperkuat product service aCommerce di Indonesia, kebetulan aDelivery ini diinisiasi oleh aCommerce Indonesia. Target berikutnya adalah regional lain, Filipina, Thailand, Singapura, tahun depan kami juga akan buka di Malaysia dan Vietnam. […] Prioritas berikutnya setelah internal adalah rekan-rekan kami dan third party logistics.”
“Kuartal pertama kami harapkan sudah bisa hadir di lima kota lain. Bandung dan Surabaya adalah yang sudah berjalan, kota lain bisa jadi adalah Semarang, Jogjakarta, Denpasar, Medan, atau Makassar. Tapi ini masih digodok. Akhir tahun depan target kami adalah bisa ekpansi ke 22 kota,” lanjut Hadi.
Empat Pilar aCommerce Indonesia untuk melangkah di 2016
aDelivery memang memang merupakan produk teranyar aCommerce Indonesia dan akan menjadi salah satu fokus pengembangan di tahun depan. Namun berbicara mengenai aCommerce sebagai peruhsahaan, menurut Hadi, ada empat pilar yang akan menjadi pegangan aCommerce. Mulai dari basis teknologi untuk e-Commerce hingga pilar terbaru yakni, channel management system.
Hadi menekankan, “aCommerce adalah end-to-end enabler services company untuk industri e-Commerce. Artinya, siapapun yang ingin terjun ke e-commerce, kami bisa mendukung secara end-to-end. Kami punya empat produk [yang jadi pilar]. Teknologi, Digital Marketing, Logistik Solution, dan terakhir Channel Management.”
Dijelaskan oleh Hadi, di sisi teknologi sebagai pilar pertama, aCommerce dapat membantu memberikan dukungan sumber daya teknologi bagi siapa saja yang ingin terjun ke e-commerce. Contohnya, mulai dari pembuatan situs hingga sistem pembayaran. Sedangkan pada pilar kedua, yakni digital marketing, aCommerce dapat bantu untuk merencanakan strategi dari hulu ke hilir untuk pemasaran digital.
Di pilar ketiga, yang fokus pada solusi logistik, aDelivery dan pengembangan produknya merupakan salah satu bagiannya. Selain itu, Hadi juga mengungkapkan bahwa aCommerce akan menambah luas gudang yang dimilikinya menjadi total sekitar 50.000 meter persegi. Sementara ini aCommerce memiliki dua gudang [fulfillment center] di Indonesia, masing-masing di kawasan Halim dan Pondok Ungu. Selain itu, O2O juga menjadi salah satu perhatian aCommerce ke depannya.
Pilar terakhir adalah yang paling baru dari aCommerce, yakni Channel Management System. Hadi mengungkapkan bahwa saat ini aCommerce sedang mengembangkan sebuah sistem yang dapat membantu brand dalam mengelola produknya di berbagai kanal marketplace online. Selain itu, para pelaku e-commerce juga dapat memanfaatkan sistem ini untuk mencari brand yang ingin berjualan dalam platformnya.
Lebih jauh, sistem ini juga akan mengakomodir cross boarder channel antar negara bagi brand ataupun pemain e-commerce. Pun demikian, channel management system ini masih dalam tahap pengembangan lebih lanjut. Bila sesuai jadwal, sistem ini akan diluncurkan pada akhir Januari tahun depan.
Hadi mengatakan, “Karena end-to-end ini [dan juga empat pilar utama aCommerce], maka kami sekarang menempatkan diri sebagai solution design consultant untuk industri e-commerce. Itu positioning kami sekarang. Jadi aCommerce itu bukan perusahaan logistik saja. Logistik hanyalah salah satu produk kami.”