Aberdeen Asset Management bekerja sama dengan Phillip Sekuritas Indonesia meluncurkan platform edukasi belajar reksa dana “10 Golden Rules” yang berbentuk microsite, dapat diakses lewat situs mobile dan desktop.
Langkah ini menjadi komitmen kedua perusahaan untuk meningkatkan literasi keuangan, serta memberikan perspektif yang transparan kepada publik. Sebab pemahaman akan pengetahuan dan informasi merupakan salah satu kunci kesuksesan berinvestasi.
Konten yang disediakan dalam microsite tersebut, sengaja didesain dengan menyesuaikan karakter milenial sebagai sasaran utama perusahaan. Pasalnya, kalangan milenial di Indonesia saat ini berjumlah besar dan belum banyak diantara mereka yang paham dengan konsep investasi.
Presiden Direktur Aberdeen Asset Management Sigit P Wiryadi mengatakan 10 Golden Rules merupakan bentuk visualisasi dari proses cara berpikir karyawan Aberdeen setiap merekomendasikan suatu produk investasi kepada nasabah.
Proses berpikir yang selalu diterapkan Aberdeen bersifat bottom up, jadi tidak melihat saham apa misalnya yang pada saat itu memiliki kinerja baik di dalam indeks bursa. Serta, tidak memperhatikan sektor, melainkan melihat kondisi perusahaan tersebut.
“10 Golden Rules ini menggambarkan implementasi proses berpikir di Aberdeen. Ini bisa diterapkan untuk milenial saat memilih produk investasi, manajer investasi, broker, dan apapun itu. Kami beberkan cara berpikir kami seperti ini layaknya open kitchen, orang-orang dapat melihat hal apa saja yang kami lakukan dalam meracik return investasi yang baik,” terangnya, Kamis (15/6).
Berikut ini, 10 tips cerdas berinvestasi “10 Golden Rules” dari Aberdeen:
1. Memilih perusahaan yang memberikan perlakuan adil bagi semua pemegang saham
2. Perhatikan kualitas sumber daya manusia perusahaan, bukan seberapa besar asetnya
3. Perhatikan kondisi keuangan perusahaan tersebut
4. Pahami yang akan Anda beli
5. Waspada, jangan percaya terhadap janji hasil yang berlebihan
6. Berpikir jangka panjang
7. Tolak ukur indeks hanyalah alat acuan
8. Ambil kesempatan dari kondisi pasar irasional
9. Lakukan riset
10. Fokus pada industri yang berpotensi memiliki keuntungan kompetitif berkelanjutan
Mulai bidik nasabah dari kalangan millennial
Direktur Utama Phillip Sekuritas Indonesia Daniel Tedja menambahkan, potensi penambahan nasabah baru dari kalangan millennial sangat besar. Bila mengutip data yang dihimpun perusahaan, saat ini dari total nasabah aktif sebanyak 28,33% di antaranya berusia di atas 45 tahun. Sementara, nasabah yang tergolong kategori millennial berusia 17-23 tahun sebanyak 18,26% dan 24-30 tahun sebanyak 16,43%.
“Kami makin gencar melakukan penetrasi di kalangan millennial. Secara segmentasi, pasar ini sangat potensial untuk dikembangkan,” ucap Daniel.
Strategi yang dilakukan perusahaan yakni dengan pendekatan digital lewat peluncuran POEMS, sebuah platform sistem online trading yang menyediakan transaksi saham dan reksa dana online. Di dalam POEMS, terdapat POEMS ProFunds yang merupakan supermarket reksa dana online dengan lebih dari 100 produk reksa dana yang dikelola oleh lebih dari 20 manajer investasi.
Hadirnya POEMS diklaim turut mendongkrak minat millennial untuk menjadi nasabah aktif. Hal ini terlihat dari jumlah pengguna aktif dari kalangan usia 17-23 tahun mencapai 21,68%, usia 24-30 tahun sebesar 17,30%.
Menurut Daniel, dari total nasabah tersebut, secara karakteristik milenial lebih menyukai instrumen reksa dana pasar uang sebagai langkah awal memasuki dunia investasi. Dari segi risiko, reksa dana pasar uang dinilai cukup konservatif, volatilitasnya yang cenderung stabil, namun memberikan imbal hasil yang lebih tinggi daripada deposito.
“Untuk investor pemula, mereka cenderung ingin produk yang simpel sehingga lebih cocok untuk bermain di reksa dana pasar uang atau pendapatan tetap, sementara untuk kalangan profesional cocok bermain di reksa dana penyertaan terbatas (RDPT) atau saham,” pungkas Daniel.