Dark
Light

8 Game yang (Sejauh Ini) Paling Mengecewakan di 2017

1 min read
December 6, 2017

Melihat perjalanan industri gaming selama 12 bulan ke belakang, 2017 merupakan salah satu periode paling penting. Di momen ini, Nintendo sekali lagi membuktikan keperkasaan mereka dengan judul-judul eksklusif seperti Legends of Zelda: Breath of the Wild serta Super Mario Odyssey; dan selanjutnya sejumlah developer turut memeriahkan 2017 lewat permainan-permainan single-player memukau.

Namun sayang sekali 2017 tidak hanya meninggalkan kenangan manis saja. Anda mungkin turut merasakan, ada cukup banyak permainan mengecewakan yang seharusnya masih bisa digarap lebih baik dan lebih matang lagi. Bahkan boleh jadi, beberapa dari mereka merupakan judul-judul yang sangat Anda nantikan.

Lewat artikel ini, saya menunjuk delapan game di 2017 yang sebaiknya Anda hindari.

 

Mass Effect Andromeda

Andromeda seharusnya menjadi lembar baru bagi saga Mass Effect setelah perjalanan Commander Shepard berakhir. Namun saat game ini meluncur, ia dinodai masalah teknis dan visual. Hal itu diperparah oleh konten serta cerita yang tidak merepresentasikan kualitas khas BioWare.

 

For Honor

Konsep gameplay For Honor yang terdengar cemerlang terhempas begitu saja oleh kendala putus koneksi dan crash. Lalu begitu mulai bermain, Anda akan dihadapkan pada mode-mode game serta sistem progresi yang didesain kurang optimal. Dan supaya bisa mahir, Anda harus menginvestasikan banyak waktu untuk berlatih.

 

Outlast II

Di belakang grafis cantik dan atmosfer horor menakjubkannya, Outlast II menyimpan problem besar pada gameplay. Sistem kematian yang developer  sajikan secara cepat malah menghilangkan efek teror permainan ini. Lalu tak jarang gamer dengan mudah menebak apa yang akan terjadi selanjutnya.

 

Ghost Recon: Wildlands

Dunia open-world, pasukan Anda, puluhan opsi senjata, hingga batalion pengedar narkotik tidak bisa menyembunyikan kehampan yang menghantui Wildlands. Satu-satunya cara agar Wildlands tidak terasa hampa dan membosankan ialah dengan main bersama. Tapi seberapa banyak teman Anda yang saat ini masih menikmatinya?

 

Friday the 13th The Game

Aspek utama yang menyebabkan Friday the 13th terdengar menarik adalah pemanfaatan formula multiplayer asimetris. Game horor ini mengadu tujuh gamer melawan satu pemain yang berperan jadi Jason Voorhees. Sayang sekali, bug dan minimnya konten membuatnya tidak direkomendasikan.

 

Star Wars Battlefront II

Potensi Battlefront II yang begitu besar runtuh akibat kontroversi loot box dan formula yang memaksa pemain untuk grinding agar bisa memainkan karakter-karakter ikonis semisal Darth Vader atau Luke Skywalker. Electronic Arts untuk sementara telah menonaktifkan microtransaction, tapi sistem monetisasi ini mungkin tidak betul-betul dihilangkan.

 

Agents of Mayhem

Agents of Mayhem menyuguhkan segala hal yang dahulu bisa memuaskan fans Saints Row lewat kebebasan bermain dan segala kekonyolannya. Namun dalam menggarapnya, Volition seperti kehilangan imajinasi, sehingga yang tersisa hanyalah gameplay repetitif dan formula grinding.

 

Marvel vs. Capcom: Infinite

Arahan desain yang terlalu ‘ekspresif’ khas Street Fighter malah membuat Infinite dicemooh reviewer dan gamer. Namun bahkan jika Anda menyukainya, Infinite akan segera menghadang dengan gameplay yang sulit dikuasai, diperparah lagi oleh masalah keseimbangan dan terlalu banyaknya pilihan karakter.

Previous Story

Samsung Luncurkan Flash Storage Berkapasitas 512 GB untuk Smartphone dan Tablet

Next Story

CamFi Pro Janjikan Kecepatan Transfer Foto Tiga Kali Lebih Cepat dari Wi-Fi Bawaan Kamera

Latest from Blog

Don't Miss

Pro dan Kontra Game Play-to-Earn dan Keberadaan NFT di Game

Pada Desember 2021, Ubisoft meluncurkan Quartz, platform untuk membeli Digits

Penjualan Star Wars Battlefront II Mengecewakan, EA Malah Akan Mengembalikan Microtransaction?

Loot box sudah lama diusung dalam video game, tapi kesuksesan penerapannya di Overwatch