Tidak bisa dipungkiri kebutuhan dana yang cukup besar menjadi kekhawatiran utama seluruh pengusaha saat pertama kali memulai bisnis. Banyak kisah pengusaha startup yang memulai usahanya dengan dana dari kantong sendiri atau bootstrap. Namun, ada juga yang sudah mendapat sokongan dari investor.
Alisdair Woodbridge, pendiri dan CEO Heat Genius, berbagi tips bagaimana dirinya bisa membangun Heat Genius tanpa bantuan dari investor sama sekali. Berikut tipsnya:
1. Berkomitmen untuk mewujudkannya
Ide hanyalah sebatas ide bila tidak ada tindakan untuk mewujudkannya. Heat Genius pertama kali didirikan karena ide sederhana yang muncul dibenak Woodbridge. Mengapa kita tidak bisa hanya menggunakan teknologi yang sudah ada untuk kebutuhan rumah kita sendiri. Mengapa kita hanya bisa mengendalikan pemanas rumah dalam satu kendali saja sedangkan setiap rumah ada kamar masing-masing dengan kebutuhan panas yang berbeda.
Dari ide tersebut, lanjutnya, Anda tidak harus langsung memulai bisnis bila menemukan suatu ide baru. Akan tetapi, Anda perlu memiliki komitmen penuh bila hendak merealisasikan ide tersebut agar hasilnya saat eksekusi bisa sempurna dan maksimal.
Woodbridge menceritakan dirinya pertama kali membuat Heat Genius sebagai hobi pribadi. “Kami membangun Heat Genius setiap akhir pekan selama dua tahun. Kami simpan uang sedikit demi sedikit, pinjam uang ke sana ke sini. Bahkan kami menjadikan basemen rumah kami sebagai tempat kerja. Setelah itu, akhirnya kami memutuskan untuk mengambil risiko,” ujar dia.
2. Pilih lokasi kerja yang tepat
Founder tidak hanya memikirkan pengembangan produk saja, tetapi juga bagaimana meminimalisirkan pengeluaran. Mulai dari menggaji karyawan, biaya operasional, hingga sewa ruangan. Bila diperlukan, Anda mungkin harus mengambil risiko untuk menahan lapar. Sebab bila Anda memilih kenyamanan, akan sulit untuk memutuskan risiko mana yang akan diambil, sekalipun pahit.
Woodbridge pun bercerita, saat Heat Genius pertama kali berdiri pihaknya memilih untuk merelokasi tempat yang lebih murah di Birmingham. Menurut dia, secara lokasi cukup strategis namun sewanya hanya dua pertiga atau tiga perempat lebih murah dari London. Begitu pula dengan standar gaji karyawannya.
3. Mendapatkan nasihat dari setiap orang yang Anda temui
Bagi founder, nasihat dan masukan sebanyak-banyaknya dari konsumen, mitra kerja, dan setiap orang yang ditemui dapat menjadi sesuatu yang berharga. Kendati demikian, Anda tidak perlu menyetujui seluruh masukan itu.
Paling tidak, dengan masukan tersebut melatih Anda menjadi pribadi yang baik dan terbuka. Siapa yang tahu bila orang yang memberi nasihat ke depannya bisa menjadi mitra kerja mengembangkan perusahaan bersama.
4. Selalu dengarkan konsumen
Saat Anda mendapat pelanggan, godaan yang sering didapat adalah fokus melakukan eksekusi produk yang sempurna dan tanpa cela. Padahal, konsumen yang Anda dapat pada tahap awal itu sangat penting. Pastikan Anda menanyakan kepada mereka bagaimana pengalamannya setelah memakai produk Anda.
Cari tahu hal apa yang bisa membawa mereka ke tempat Anda, lalu tanya kembali apakah mereka akan memakai produk Anda lagi atau tidak. Bila Anda tidak menanyakan hal ini, sudah banyak uang yang disimpan selagi masih dalam tahap beta.
5. Siap multitasking
Membangun bisnis startup, terutama tanpa seorang rekan sangat membutuhkan fleksibilitas, sebab Anda dituntut untuk menjadi seorang multitasker. Dalam waktu singkat, Anda akan banyak beralih peran dari seorang founder, menjadi pemasar, manajer, penjual, dan terus berputar-putar.
Hal ini pun dirasakan oleh Woodbridge. Saat kantornya masih di basement, dia dan rekannya dalam waktu singkat beralih peran. Awalnya membicarakan bagaiamana progres pengembangan produk, kemudian mengenai penjualan, dan terakhir mendapatkan pendanaan tambahan.