Adaptasi email marketing oleh perusahaan baik kecil maupun menengah terus berjalan. Namun, benchmarkmail.com menilai bahwa sebagian besar dari mereka hanya mengirimkan email secara terus menerus dengan harapan audiens tertarik dengan email yang dikirimkan. Padahal, pengiriman email secara terus menerus kepada audiens akan menyebabkan email tersebut terdeteksi sebagai email spam dan menjadikan usaha yang dilakukan sia-sia bahkan merusak hubungan yang baik dengan audiens.
Kamu tentu tidak ingin mengalami hal serupa karena selain merugikan, kamu akan kehilangan banyak audiens yang seharusnya potensial. Untuk itu, ketika berbicara tentang email automation maka kamu juga perlu mempelajari beberapa strategi yang perlu dilakukan seperti email automation yang dibalut dengan sebuah ‘pemicu’ atau trigger dan lebih dikenal dengan sebutan triggered email. Bagaimana contoh trigger email yang bisa kamu gunakan? Simak ulasannya berikut ini.
Welcome Email
Elemen paling penting yang sangat berpengaruh dan melekat pada audiens dalam penerapan email automation adalah welcome email. Karena, dari sinilah kamu bisa menarik perhatian audiens untuk bisa terus menantikan penawaran terbaru dari kamu.
Biasanya, welcome email berisi tentang ucapan selamat karena telah mendaftar untuk campaign yang ditawarkan seperti percobaan berlangganan dan lain sebagainya. Trigger email dengan penggunaan welcome email ini membantu perusahaan untuk bisa menjalin koneksi dengan pelanggan baru dan memberi ruang kepada audiens untuk mempelajari perusahaan kamu.
Nurturing Email
Selanjutnya yaitu nurturing email. Trigger email yang kedua ini bisa dibilang sebagai langkah lanjutan setelah audiens masuk pada list email kamu. Disini, perlu adanya email yang dikirimkan kepada pelanggan sebagai upaya untuk melakukan pendekatan langsung guna memahami masalah dan kebutuhan audiens. Salah satu bentuk nurture email yaitu mengajak pelanggan untuk melakukan upgrade membership dari yang sebelumnya gratis menjadi berbayar namun dengan menyiapkan solusi untuk masalah yang dihadapi oleh audiens. Dengan pendekatan ini, maka email yang dikirimkan tentu akan mampu menambah konversi yang dibutuhkan oleh perusahaan.
Email Retention
Kemudian, pemicu lain yang juga bisa meningkatkan konversi untuk produk dan layanan yang kamu tawarkan. Marketing Metric seperti yang dikutip oleh Forbes menjelaskan bahwa kemungkinan terjadinya penjualan pada audiens baru berkisar antara 5-20%. Sementara itu, kemungkinan terjadinya pembelian dari audiens lama sekitar 60-70%.
Oleh karena itu kamu harus lebih menjaga hubungan dengan audiens lama yang masih potensial untuk meningkatkan penjualan, itulah fungsi penggunaan email retention. Email retention digunakan untuk menarik kembali minat audiens dengan penawaran yang bersifat personal dengan memberikan suatu hal yang khusus. Misalnya, mengirimkan katalog produk terbaru dan diberikan tagline ‘Hanya Untuk Kamu’ atau sebuah email review penuh sebuah produk.
Manfaatkan Momen Tertentu
Kemudian kamu juga bisa memanfaatkan momen tertentu yang dirayakan oleh audiens melalui data yang sudah terkumpul. Seperti ketika hari ulang tahun atau perayaan hari raya agama tertentu. Ketika momen ini berlangsung, kamu harus sudah siap dengan penawaran spesial yang hanya ditujukan pada momen tersebut. Kirimkan sebuah email sapaan kepada mereka dengan menyebut nama audiens lalu sertakan penawaran spesial yang hanya bisa berlaku pada hari itu saja. Penawaran yang bersifat personal ini merupakan trigger terbaik untuk menarik perhatian audiens dalam melakukan aksi pembelian karena memiliki rasa diperhatikan.
Produk Review
Terakhir ada produk review. Sebuah trigger email yang dikirimkan kepada audiens dengan konsep full review sebuah produk dengan menjelaskan kelebihan dari produk maupun layanan yang ditawarkan. Trigger email seperti ini biasanya dikirimkan oleh perusahaan e-commerce dan sering ditemukan pada email yang dikirimkan Amazon maupun Aliexpress. Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa trigger email seperti ini diadaptasi oleh perusahaan dalam berbagai bidang, seperti jasa perjalanan wisata dengan melakukan review destinasi wisata dan sebagainya.
Dari uraian ini, dapat dipahami bahwa untuk bisa menarik perhatian audiens melalui email, perlu banyak sudut pandang lain dan hanya bisa ditemukan oleh pemilik produk atau layanan itu sendiri. Jadi, jangan pernah berhenti untuk terus melakukan riset untuk mendapatkan hasil terbaik.