Kesukseskan Pillars of Eternity, baik saat Obsidian melangsungkan kampanye pengumpulan dana, hasil penjualan versi retail, serta keberhasilannya meraih sejumlah gelar RPG terbaik di 2015 menandai bahwa masih banyak gamer menginginkan permainan dengan konten yang kompleks. Dan hampir dua tahun setelah perilisan Pillars of Eternity, developer resmi memperkenalkan sekuelnya.
Diberi judul Pillars of Eternity 2: Deadfire, ternyata ada banyak elemen yang membuat game ini mirip pendahulunya. Pertama, ia sama-sama diumumkan lewat platform crowdfunding, kali ini via Fig. Kedua, permainan juga sukses menghimpun modal dalam waktu singkat, mengamankan uang US$ 1,6 juta lebih hanya dalam empat hari. Dan ketiga, Deadfire lagi-lagi menyuguhkan perspektif isometrik, meneruskan kisah petualangan Anda di Pillars of Eternity.
Latar belakang cerita Pillars of Eternity 2: Deadfire disampaikan lewat video animasi singkat sebelum CEO Feargus Urquhart memulai presentasinya mengenai game (video ada di bawah). Di sana dikisahkan, dewa cahaya dan kelahiran Eothas yang dianggap telah lama tiada tiba-tiba bangkit dan merasuki raksasa batu yang terkubur di bawah benteng Anda, menyebabkan kerusakan dan menelantarkan Anda di ujung maut. Untuk ‘menyelamatkan jiwanya’, pemain harus memburu dewa tersebut di kepulauan Deadfire.
Anda kembali bermain sebagai Watcher, seseorang yang mampu melihat jiwa individu lain dan membaca ingatan mereka saat itu serta memori kehidupan sebelumnya. Pillars of Eternity 2 akan mempertemukan Anda dengan wajah-wajah familier, sekaligus memperkenalkan tokoh-tokoh baru yang akan menemani pemain dalam petualangan itu. Nasib mereka bergantung dari pilihan kita selama permainan berlangsung.
Didesain sebagai pelanjut kisah sang Watcher, tiap keputusan di game pertama tersambung ke Deadfire dan punya konsekuensi. Tentu saja di sisi teknologi, Obsidian menyempurnakan banyak hal. Deadfire mengusung sistem cuaca dinamis, lalu developer meng-upgrade efek visual, pencahayaan, serta bayangan, serta memperbarui interaksi, sistem inventory dan dialog – membuat permainan terasa lebih immersive.
Selain itu, tiap-tiap tokoh yang Anda temui di kepulauan Deadfire mempunyai kehidupan dan pekerjaan, dan tetap akan mengerjakan rutinitasnya meski pemain tidak melihat. Dan layaknya RPG sekelas Baldur’s Gate dan Planescape: Torment, Pillars of Eternity 2 menyajikan quest-quest dan kisah yang berlapis-lapis.
Pillars of Eternity 2: Deadfire saat ini telah memasuki masa produksi, diperkirakan akan meluncur di triwulan pertama 2018, tersedia di platform Windows PC, Mac, serta Linux – didistribusikan via GOG dan Steam.
Sumber: Fig.