Seberapa seringkah Anda melihat video atau gambar dengan jangkauan pandang 360 derajat? Cukup jarang bukan? Alasannya sederhana, hanya ada sedikit kamera yang mendukung teknik pengambilan gambar seperti ini. Dan mayoritas di antara mereka tidak fleksibel, merepotkan, dan dengan hasil yang kadang kurang memuaskan.
Namun dengan canggihnya teknologi kamera dan lensa yang ada sekarang, produsen raksasa tampaknya tidak menanggapi bidang ini seserius produk kamera dengan fungsi standar. Padahal dengan mulai terjangkaunya (serta meningkatnya kepopularitasan) virtual reality, video dan pencitraan panorama juga telah berubah dari sekedar gimmick menjadi sebuah hal yang mampu merevolusi industri.
Mungkin hal itulah yang mendorong developer Giroptic untuk mengenalkan 360cam. Ia adalah kamera berperspektif 360 derajat pertama dengan hasil gambar full high definition. Bentuknya mungil, ringan namun tahan banting, dilengkapi dengan berbagai sensor dan konektivitas canggih, serta dapat digunakan untuk berbagai fungsi.
Anda bisa memasangkannya di monopod, saat mengendarai mobil atau melakukan touring bersama kawan-kawan biker, memanfaatkannya sebagai kamera pengawas, bahkan membawanya berenang di laut – hampir tidak ada sudut yang luput olehnya. Untuk fungsi bawah air, tim Giroptic juga sudah menyiapkan lensa tambahan agar hasil gambar tidak distorsi.
Info menarik: Aplikasi Google Camera Diluncurkan, Mengusung Fitur Lens Blur Canggih
Begitu canggihnya 360cam sehingga sang Product Manager dari Google Maps dan Photo Sphere, Evan Rapoport, tertarik untuk menggunakannya dalam pengembangan Google Maps.
360cam memiliki fitur-fitur dan teknologi kamera sejenis yang ada di pasar. Ia didesain dengan bentuk bulat telur, memiliki tiga buah lensa fish-eye dengan jangkauan 185 derajat. Tiap lensa tersinkronisasi untuk mengambil dan menggabungkan gambar secara berbarengan, hingga hasilnya bukan sekedar tajam, tapi juga akurat.
Perangkat ini sangat praktis dan dibuat dengan desain yang mungil. 360cam memiliki dimensi 6,9×6,9 sentimeter, bobot hanya 180 gram dan mampu menahan air hingga kedalaman 10 meter (sertifikasi IPX8). Ia dilengkapi antena GPS untuk geotagging, Wi-Fi untuk video streaming dan juga koneksi ke app remote control, tiga buah microphone untuk merekam surround sound, hingga sensor gyroscope.
Kamera 360° canggih ini memiliki mount universal serta layar LED melengkung dan serangkaian tombol kontrol. Ia memanfaatkan baterai rechargeable berbasis Lithium, dan menyimpan gambar serta video dengan medium kartu MicroSD berkapasitas hingga 64GB.
Info menarik: Kamera Terbaru D-Link dengan Fish-Eye, Mungkinkan Pemantauan 360°
Dengan format universal, yaitu JPEG (foto) dan MP4 (video), 360cam memiliki sudut pengambilan gambar horisontal dan vertikal seluas 360×300 derajat, foto beresolusi 4096×2048 di tiga framerate per second, dan video 2048×1024 di 30 fps. Ia juga ditawarkan dengan tiga mode berbeda: Live Video, dimana hasil video dikirim secara streaming; Rec Video untuk meyimpannya ke MicroSD Anda; dan foto dengan kemampuan time lapse, timer, burst dan HDR.
Dengan konektivitas yang dimilikinya, 360cam bisa dengan mudah dipasangkan ke berbagai macam device baik mobile, tablet hingga PC dekstop. Bahkan ia juga menjadi salah satu kamera pertama yang dapat terintegrasi dengan Oculus Rift. Bayangkan: seorang teman yang berada di pantai Bondi mengaktifkan 360cam yang terhubung dengan Oculus VR, dan Anda seolah-olah bisa berada di sana.
Proses distribusi 360cam rencananya akan dilakukan pada bulan November 2014 dan diprioritaskan untuk para backer. Perangkat ini juga menjadi kisah crowdfunding tersukses di Kickstarter. Awalnya developer hanya membutuhkan US$ 150.000, tapi kini US$ 1,17 juta lebih berhasil Giroptic kumpulkan.
Sumber: Kickstarter.