KreditAja , situs yang memberikan layanan kredit dan pinjaman dana yang resmi diluncurkan Mei lalu di Indonesia, saat ini telah memiliki 10 ribu anggota terdaftar. Menurut Aidil Zulkifli, CEO KreditAja, jumlah yang dikeluarkan untuk peminjaman uang guna pengembangan usaha di Indonesia maksimum sebesar USD 20 ribu. Jumlah tersebut bisa meningkat.
Aidil juga mengatakan, mayoritas konsumen mengajukan pinjaman untuk biaya berobat, pendidikan dan bisnis. Sedangkan untuk total nominal peminjaman per Desember 2013 Aidil mengungkap sekitar USD 4,5 juta. “KreditAja bahkan belum beriklan untuk layanannya,”ujar Aidil.
Sebagian besar pemohon pinjaman masih berada di wilayah Jabodetabek, jumlahnya mencakup sekitar 60 persen pengguna, sedangkan sisanya tersebar di daerah-daerah kota besar seperti Bandung, Medan, Makasar, dan Balikpapan.
Hingga saat ini, kreditur yang tergabung masih dari tiga bank, yaitu Bank Mitraniaga, Bank DKI, dan Bank Nagari, dan dalam tahun ini diharapkan akan ada tambahan dua hingga tiga bank. “Sebenarnya banyak bank di Indonesia yang ingin meminjamkan uangnya dan sudah tumbuh kesadaran di antara mereka bahwa teknologi adalah cara murah yang efektif untuk mendekatkan produk keuangan mereka kepada masyarakat,” ujarnya.
Pihak bank sudah menyadari kebutuhan teknologi dan big data untuk kebutuhannya memasarkan produk keuangannya seperti pinjaman dan kartu kredit. Aidil menjelaskan, bahwa pihak bank sendiri mengakui kalau melalui penawaran kredit secara konvensional seperti yang tersebar di pusat perbelanjaan mengalami problem seperti biaya yang besar namun profitnya kecil. Maka, untuk tahun 2014 ini, KreditAja juga berencana bekerja sama dengan pihak bank menawarkan kartu kredit serta produk keuangan lainnya seperti KTA.
Selain hal itu, melihat keunikan masyarakat Indonesia yang sebagian besar mengakses internet pertama kali melalui telepon, maka KreditAja tahun ini akan mengembangkan layanan kredit melalui feature phone. Hal ini diharapkan akan memudahkan masyarakat luas dalam mengakses KreditAja untuk mencari dan membandingkan pinjaman dalam satu platform.
Keunikan pasar Indonesia lainnya dibandingkan Singapura adalah, peminjam di negeri ini kebanyakan meminjam untuk biaya berobat (kesehatan), pendidikan, dan yang ketiga baru bisnis. Ini sangat berbeda dibandingkan dengan Singapura yang mayoritas memohon pinjaman untuk rekonsiliasi utang. Meminjam untuk menutupi utang-utang pribadi agar mereka hanya membayar cicilan utang pada satu tempat.
Rencana besar lainnya yang akan digelar tahun ini adalah dengan melakukan ekspansi terhadap produk keuangan lainnya seperti asuransi. Produk awal asuransi yang akan ditawarkan adalah kecelakaan, kesehatan, dan asuransi jiwa. Apakah hal ini yang menyebabkan KreditAja, ingin ekspansi untuk memberikan layanan produk asuransi juga? Mengingat pemohon masih banyak mengajukan pinjaman untuk biaya berobat. “Kami ingin memberikan layanan seluruh produk finansial kepada masyarakat Indonesia yang mudah diakses dan transparan,” ujar Aidil.
“Tantangan meyakinkan masyarakat pentingnya memiliki asuransi, bahwa menyisihkan uang untuk produk asuransi bukan membakar uang tetapi sebagai bentuk perlindungan jika terjadi apa-apa,” ujar Daniel Doni Sundjojo, Country Manager Indonesia.
“Indonesia itu raksasa yang tertidur, tantangannya untuk kami adalah terus melakukan edukasi tentang produk keuangan yang bisa mereka manfaatkan, termasuk mengolah pinjaman secara bijak,” tutur Aidil.
Dengan melakukan ekspansi kepada produk asuransi, KreditAja akan berhadapan dengan startup lainnya seperti RajaPremi. “Indonesia sangat besar, meski sudah ada pemain lain masih belum menjangkau masyarakat luas. Berarti masih ada peluang yang cukup besar untuk kami,”tutup Aidil.
[Ilustrasi foto: Shutterstock]