13 April 2023

by Glenn Kaonang

10 Tools AI untuk Membantu Memaksimalkan Pekerjaan Developer Game

Mulai dari tahap penggagasan ide sampai tahap playtesting, selalu ada AI yang bisa dilibatkan oleh developer game

Artificial intelligence atau AI diprediksi bakal memiliki peran besar di berbagai industri, tidak terkecuali di industri video game. Pada ajang Game Developers Conference (GDC) 2023 yang digelar bulan lalu, Ubisoft memperkenalkan Ghostwriter, sebuah tools AI yang dirancang untuk membantu developer membuatkan naskah dialog bagi karakter game ciptaannya. Ya, AI bahkan sudah berhasil mencuri perhatian perusahaan game sekelas Ubisoft.

Pada kenyataannya, AI sudah cukup lama dilibatkan dalam pengembangan video game. Salah satu contohnya adalah Microsoft Flight Simulator. Game simulasi pesawat terbang itu pada dasarnya menyimulasikan seluruh permukaan Bumi sebagai dunianya, dan itu dimungkinkan berkat kemitraan Microsoft dengan Blackshark.ai, yang melatih AI untuk menciptakan dunia 3D bersifat photorealistic dari koleksi citra satelit 2D.

Satu hal yang perlu dicatat adalah, tools AI hadir bukan untuk merebut pekerjaan developer game, melainkan untuk lebih memaksimalkan pekerjaan mereka. AI seperti Midjourney bisa saja menciptakan concept art yang bagus untuk sebuah video game, akan tetapi tanpa arahan yang jelas dari seorang art director, hasilnya mungkin akan terkesan terlalu generik dan jauh dari kata istimewa.

Yang lebih ideal mungkin adalah perpaduan Midjourney dengan art director berpengalaman yang paham betul bagaimana cara memaksimalkan tools AI tersebut dalam alur kerjanya. Dan mindset seperti inilah yang semestinya dipegang teguh oleh para developer game di era revolusi AI seperti sekarang.

Dalam artikel ini, saya telah merangkum 10 tools AI yang dapat membantu memaksimalkan pekerjaan developer game. Masing-masing tools memiliki fungsinya sendiri dan dapat dilibatkan di setiap aspek esensial dalam proses pengembangan video game.

Ludo.ai

Semua game berasal dari suatu ide. Bahkan game mobile yang paling simpel pun memerlukan penggodokan ide yang matang agar bisa bagus. Kabar baiknya, sekarang ada tools seperti Ludo.ai yang dapat membantu developer menggagaskan ide game.

Anda ingin membuat game yang popularitasnya bisa meledak di pasaran? Ketimbang melakukan riset secara manual dan menghabiskan banyak waktu, Anda bisa meminta bantuan AI milik Ludo untuk mengidentifikasi tren terkini, yang kemudian bisa Anda jadikan inspirasi selagi mengembangkan konsep game-nya.

Dengan tarif berlangganan mulai $20 per bulan, Ludo bisa menjadi tools yang sangat bermanfaat bagi developer yang kerap kehabisan ide. Ludo juga menawarkan versi gratisan bagi yang ingin mencoba terlebih dulu.

Sudowrite

Narasi yang kuat selalu menjadi nilai plus bagi suatu video game. Bahkan game fighting yang sejatinya cuma mementingkan gameplay pun bisa semakin istimewa ketika dikawinkan dengan narasi yang apik. Untuk keperluan menulis naskah video game, ada tools AI menarik bernama Sudowrite yang bisa dilirik.

Sudowrite menawarkan banyak fitur spesifik yang ditujukan untuk keperluan storytelling. Anda ingin menciptakan plot alternatif yang hanya bisa dibuka ketika pemain mengambil keputusan tertentu? Biarkan Sudowrite mengembangkannya berdasarkan plot utama yang sudah Anda buat. Anda butuh inspirasi nama karakter atau nama item yang memorable? Sudowrite pun siap membantu.

Sudowrite menetapkan tarif berlangganan mulai $19 per bulan, namun pengembangnya juga menawarkan program free trial bagi yang tertarik mencoba kebolehannya menciptakan naskah yang berkesan.

Stable Diffusion

Seperti yang sudah disinggung tadi, saat ini ada banyak tools AI yang bisa dipakai developer game untuk membuat concept art maupun aset gambar 2D lainnya. Namun dari sekian banyak, yang mungkin paling cocok dalam konteks game development adalah Stable Diffusion. Alasannya sederhana: Stable Diffusion bisa di-install ke perangkat dan beroperasi secara lokal — asalkan hardware-nya cukup mumpuni — tidak seperti kebanyakan tools serupa yang umumnya mengandalkan pemrosesan berbasis cloud.

Lebih lanjut, sifat Stable Diffusion yang open-source memungkinkannya untuk dimodifikasi lebih jauh (fine-tuning) demi memenuhi kebutuhan yang lebih spesifik. Anda perlu membuat model karakter 2D bergaya anime? Gunakan Waifu Diffusion. Lebih tertarik dengan art style ala Disney atau Pixar? Pakai Mo Di Diffusion. Opsinya ada banyak sekali, dan para developer pun tinggal menyesuaikan dengan arahan visual yang masing-masing tetapkan.

Kaedim

Membuat aset 3D jelas lebih rumit daripada menggambar aset 2D. Namun bagaimana seandainya ada cara untuk menyulap gambar 2D menjadi model 3D secara otomatis? Tak perlu berandai-andai, sebab sekarang sudah ada tools AI bernama Kaedim yang mampu melakukan hal itu.

Menggunakan Kaedim, developer bisa menghemat banyak waktu yang biasanya dibutuhkan untuk membuat aset 3D. Mereka hanya perlu mengunggah gambar 2D-nya — entah yang digambar sendiri atau hasil menggunakan Stable Diffusion tadi — lalu AI Kaedim akan membuatkan versi 3D-nya sesuai jumlah poligon yang diinginkan. Hasilnya kemudian bisa di-export ke banyak format untuk diedit lebih jauh menggunakan tools andalan masing-masing developer.

3D modelling membutuhkan daya komputasi yang besar, jadi wajar kalau Kaedim mematok tarif berbayar yang cukup tinggi, yakni mulai $150 per bulan. Namun bagi yang tertarik mencoba, Kaedim menawarkan uji coba gratis untuk tiga buah gambar.

DeepMotion

Usai mendapatkan aset 3D — kalau itu berupa karakter — developer biasanya perlu membuatkan animasinya. Di fase ini, studio-studio game besar biasanya memanfaatkan metode motion capture untuk menciptakan animasi yang lebih realistis. Namun tentu tidak semua studio game punya sumber daya yang sama. Alternatifnya, mereka bisa meminta bantuan tools AI DeepMotion.

Fungsi utama DeepMotion adalah mengubah video menjadi animasi yang dapat diaplikasikan langsung ke suatu model 3D. Namun yang paling penting, developer tidak perlu melibatkan berbagai hardware mahal yang biasanya diperlukan untuk motion capture. Mereka hanya perlu merekam video seperti biasa, lalu AI DeepMotion akan membaca gerakan demi gerakan yang terekam secara akurat.

Tidak kalah penting adalah perkara kompatibilitas, dan DeepMotion memastikan bahwa file animasinya dapat langsung digunakan pada tools populer seperti Unity, Unreal Engine, Maya, maupun Blender. DeepMotion dapat diakses dengan biaya mulai $15 per bulan, akan tetapi pengembangnya juga menawarkan versi gratisan dengan sejumlah batasan.

Promethean AI

Video game yang bagus adalah yang mampu membawa pemainnya seakan masuk ke dalam dunia game-nya dan merasakan apa yang dirasakan oleh karakternya. Problemnya, aspek world building dan level design ini acap kali membutuhkan proses iterasi yang panjang yang bisa mengonsumsi terlalu banyak waktu. Di sinilah tools macam Promethean AI mencoba membantu.

Dengan tampilan antarmuka yang simpel, Promethean dapat dipakai untuk membangun sebuah dunia virtual yang immersive hanya dalam hitungan menit. Developer tinggal mencantumkan instruksi-instruksi sederhana menggunakan bahasa sehari-hari, maka AI akan langsung merealisasikannya, dan developer pun tinggal menyesuaikan sejumlah elemen di sana-sini guna mematangkan hasil akhirnya.

Bagian terbaiknya, Promethean AI dapat diakses secara gratis sepenuhnya untuk proyek yang bersifat non-komersial. Di luar itu, developer bisa membayar biaya lisensi dengan tarif mulai $5 per bulan saja.

Inworld

Selain dunia yang immersive, game yang bagus umumnya juga memiliki karakter-karakter yang mengenang. Lagi-lagi, hal ini pun bisa diwujudkan dengan bantuan AI, spesifiknya menggunakan tools seperti Inworld.

Secara sederhana, Inworld dapat dilihat sebagai tools untuk memberikan 'nyawa' dan kepribadian pada suatu karakter game. Dengan Inworld, developer bisa lebih dimudahkan dalam menciptakan karakter yang 'hidup' dan mampu berinteraksi secara natural dan ekspresif.

Developer pun juga tidak perlu keluar banyak uang, sebab Inworld dibanderol dengan harga mulai $10 saja per bulan. Ia bahkan punya versi gratisan yang bisa dipakai untuk membuat hingga 30 karakter.

Coqui

Setelah mendapatkan kepribadian yang unik, karakternya tentu juga perlu diberi suara. Solusi terbaiknya tentu adalah membayar jasa voice actor/actress. Alternatifnya, developer bisa memanfaatkan tools AI macam Coqui, yang secara spesifik dirancang untuk menghasilkan dialog dengan suara yang terdengar natural.

Andai tidak puas dengan pilihan suara voice actor AI yang disediakan, developer bisa meracik sendiri tipe suara yang diinginkan berdasarkan sejumlah parameter. Namun yang lebih menarik, Coqui juga menawarkan fitur bernama Voice Cloning, yang akan menciptakan jenis suara baru dari rekaman audio berdurasi 3 detik yang pengguna unggah.

Coqui menerapkan tarif yang cukup fleksibel, dan developer hanya perlu membayar sesuai apa yang dibutuhkannya. Yang paling murah, Coqui bisa dipakai untuk menghasilkan audio berdurasi total 4 jam dengan modal sebesar $20 saja. Sebelum membayar, developer pun bisa mencoba versi gratisannya untuk menciptakan audio berdurasi total 30 menit.

AIVA

Musik memegang peran yang sangat penting dalam video game, dan mengabaikannya ibarat lupa menuangkan susu selagi membuat secangkir latte. Lalu apakah AI juga bisa dilibatkan dalam proses pembuatan musik untuk game? Tentu saja, salah satu contohnya bisa kita lihat pada tools bernama AIVA.

Cara kerja AIVA sangatlah sederhana, dan AI-nya bisa langsung berkreasi sesaat setelah pengguna memilih genre atau style soundtrack yang diinginkan. Pengguna juga bisa memberikan arahan yang lebih spesifik dengan mengunggah potongan musik kreasinya sendiri, yang kemudian akan dijadikan referensi oleh AI-nya.

Cara apapun yang dipakai, yang pasti hasil akhir musik ciptaan AIVA bisa sepenuhnya digunakan tanpa perlu membayar biaya royalti. Yang perlu dibayar hanyalah tarif berlangganan sebesar €15 per bulan. Untuk proyek yang sifatnya non-komersial, AIVA bahkan bisa digunakan secara cuma-cuma.

modl.ai

Terakhir, ketika sebagian besar proses pembuatan game-nya sudah rampung, saatnya untuk menguji dan mencari bug maupun problem-problem lain yang perlu ditangani sebelum game-nya dirilis ke publik. Dalam konteks quality assurance (QA) semacam ini, semakin banyak orang yang terlibat biasanya akan semakin bagus. Namun tentu saja, sesuai tema artikel, developer juga bisa melibatkan tools AI macam modl.ai dalam tahap ini.

Menggunakan modl.ai, developer bisa menyuruh bot untuk menguji game-nya secara intensif dan mencari bug ataupun glitch yang ada. Apa yang bisa dilakukan penguji manusia bisa dilakukan pula oleh bot, yang berbeda sejatinya adalah perkara jumlah. Berhubung ini merupakan kecerdasan buatan, jumlahnya pada dasarnya bisa tidak terbatas.

Gambar header: Freepik.