Industri esports di Indonesia di tahun 2018 memang sedang lucu-lucunya dan begitu menggemaskan. Berbagai pelaku industri lokal ramai-ramai menjamah esports. Namun demikian, sejumlah raksasa industri internasional sudah lebih dulu icip-icip manisnya pasar esports dunia.
Siapa sajakah raksasa-raksasa industri global yang turut mengambil peran membesarkan ekosistem esports di dunia? Mari kita intip satu persatu.
Mercedes-Benz
Produsen mobil kelas premium asal Jerman ini sudah cukup lama terjun ke esports. Mereka pertama kali terjun ke esports lewat ESL One Hamburg 2017, salah satu kompetisi Dota 2 besutan ESL yang menyuguhkan total hadiah sampai dengan €1 juta.
Menariknya lagi, Mercedes-Benz juga memberikan mobil buat pemain terbaik alias MVP di sejumlah gelaran ESL, seperti ESL One Katowice 2018 ataupun ESL One Birmingham 2018. Selain Mercedes-Benz, Audi juga sudah terjun ke esports dengan menjadi sponsor tim CS:GO kelas berat, Astralis.
Head & Shoulders
https://youtu.be/dFMQeUqVS28
Brand shampo ini memang baru-baru saja bersinggungan dengan esports. Tak seperti Mercedes-Benz yang jadi sponsor turnamen, Head & Shoulders mencoba menggunakan brand ambassador dari ranah esports.
Brand ambassador pertama dari esports yang mereka pilih adalah Roman “RAMZES666” Kushnarev yang merupakan jagoan Dota 2 dari Rusia dan pemain Virtus.pro.
Head & Shoulders sendiri sebenarnya sudah sering menggunakan brand ambassador sebagai salah satu strategi marketing mereka. Namun sebelum-sebelumnya, mereka menggunakan selebriti ataupun atlit olahraga seperti Lionel Messi.
KFC
Jika Anda tidak tahu KFC, Anda mungkin kurang pergaulan. KFC adalah salah satu waralaba restoran terbesar di dunia yang terjun ke esports di 2018. September 2018 yang lalu, mereka juga mengikat kontrak dengan salah satu tim League of Legends paling bergengsi dari Tiongkok, RNG.
Sebelumnya, mereka mengumumkan kerjasama mereka dengan ESforce untuk menggelar turnamen Dota 2 di Rusia. Di Singapura dan Malaysia, KFC juga menjadi sponsor sebuah program yang bernama Alliance of Campus Esports (ACE). ACE merupakan sebuah program dari EGG Network yang bertujuan untuk mengembangkan ekosistem dan talenta esports di Malaysia dan Singapura.
Di Indonesia, KFC sudah mulai bersinggungan dengan industri gaming karena beberapa waktu lalu, mereka sudah bekerjasama dengan Moonton mengeluarkan paket makanan yang berhadiah skin di Mobile Legends.
Selain KFC, pesaing ketat yang sesama waralaba restoran, McD juga sudah terjun ke esports dengan menjadi sponsor di sejumlah kompetisi bikinan ESL.
AirAsia
Maskapai penerbangan asal Malaysia ini menjadi yang pertama dari industri aviasi yang terjun ke esports. Mereka juga sudah cukup lama melirik esports sebagai pasar yang menggiurkan.
Pada bulan Januari 2018, mereka resmi teken kontrak menjadi salah satu sponsor Mineski yang merupakan tim Dota 2 paling berprestasi asal Asia Tenggara.
Mereka juga terjun ke mobile esports dengan mengakuisisi tim Mobile Legends, yang sekarang bernama AirAsia Saiyan.
Snickers
Snickers merupakan salah satu raksasa industri F&B yang telah melek esports. Mereka bahkan telah menjadi sponsor salah satu EO esports terbesar di dunia, ELEAGUE, di 2016.
Snickers juga menjadi sponsor terbesar dan “Official Chocolate” untuk FlyQuest, sebuah organisasi esports yang berbasis di Amerika Utara.
RedBull
RedBull merupakan salah satu brand non-gaming pertama yang terjun ke esports beberapa tahun silam. Sekarang, mereka sudah memiliki sejumlah turnamen mereka sendiri untuk berbagai game, seperti Dota 2, Street Fighter, dan yang lainnya.
Red Bull juga bahkan sudah punya divisi media sendiri yang fokus membahas esports. Sampai sekarang, mereka juga boleh dibilang sebagai brand non-endemic yang paling aktif mendukung esports. Di London, mereka bahkan punya bar khusus untuk komunitas esports.
MasterCard
MasterCard merupakan salah satu raksasa dunia penyedia layanan pembayaran. September 2018 kemarin, mereka mengumumkan menjadi sponsor pertama untuk semua event internasional League of Legends.
MasterCard mulai jadi sponsor World Championship (kejuaraan paling bergengsi untuk game League of Legends) di 2018 ini sampai beberapa tahun ke depan.
Sebelum ke esports, MasterCard sendiri sudah cukup sering bersinggungan dengan banyak turnamen olahraga.
Coca-Cola
Brand paling populer di dunia ini juga tak ketinggalan garap pasar esports. Mereka telah menjadi sponsor untuk berbagai event esports beberapa tahun silam seperti LoL World Championship 2014.
Berkat kerjasama mereka dengan FIFA dan EA, mereka juga menaruh ‘iklan‘ mereka di Single Player Story Campaign di game FIFA 18.
Vodafone
Vodafone merupakan perusahaan telekomunikasi asal Inggris Raya yang menjadi Premium Partner dari ESL di bulan April 2018. Kerjasama tersebut berarti Vodafone akan menjadi sponsor di turnamen-turnamen unggulan dari ESL, seperti seri Intel Extreme Masters, ESL One, dan ESL Pro League.
Dalam rilis resminya, Vodafone mengatakan bahwa kolaborasi dengan ESL menunjukkan bahwa jaringan internasional Vodafone telah menyatukan gamer dan fans esports di 25 negara.
Dalam rilis yang sama, Ralf Reichert, CEO ESL mengatakan, “Bersama dengan Vodafone, kami ingin menghubungkan lebih banyak orang dan merayakan perbedaan di esports dengan memastikan kondisi teknologi yang lebih baik bagi para pemain profesional, fans, dan karyawan dari ESL.”
20th Century Fox
https://twitter.com/UnicornsOfLove/status/991017061320085505
Buat yang gemar menonton, Anda pasti tahu nama perusahaan yang satu ini. FOX merupakan raksasa industri hiburan dari Amerika Utara. Mereka juga pernah bersinggungan dengan esports saat mereka promosi film mereka, Deadpool 2.
Kala itu, mereka menggunakan satu tim esports asal Eropa, Unicorns of Love, untuk promosi Deadpool 2 di Jerman. Menariknya, Unicorns of Love juga mendapatkan sponsor yang tak kalah unik, yaitu BillyBoy; merek kondom dari Jerman.
Itu tadi 10 brand internasional besar yang sudah melirik ke esports. Masih banyak lagi sebenarnya yang sudah menggandeng ataupun baru main mata sama esports di luar sana.
Di ranah lokal juga telah ada berbagai brand non-endemic yang masuk ke ekosistem esports. Namun sayangnya, jumlahnya memang masih belum sebanyak di luar sana jika kita berbicara soal pemain industri dalam negeri non-endemic yang sudah tertarik ke esports. Lain waktu, kita akan menuliskan daftar tersebut ya!