Bisa jadi beberapa kendala pada headphone mencegah Anda menikmati musik favorit sewaktu menjalankan aktivitas sehari-hari. Desain merepotkan dan tidak nyaman, kualitas suara pas-pasan, belum lagi Anda harus berkutat dengan kabel. Padahal menurut StudioBananaThings, ada banyak sumber inspirasi alami yang bisa dijadikan kiblat perancangan produk audio.
Ambil contohnya hewan-hewan semisal lumba-lumba dan kelelawar. Mereka mendengar dengan bebasis pada sonar. Didasari gagasan tersebut, tim developer asal London itu mendapatkan ide untuk menciptakan Batband. Perangkat ini dideskripsikan sebagai produk elegan yang menyajikan ‘ruang pribadi’ buat menikmati musik via teknik konduksi tulang, tak jauh berbeda dari SOUNDglasses atau Cynaps.
Keunikan Batband terletak pada penampilannya. Headset musik bone conducting sejenis biasanya mengusung bentuk mirip aksesori lain: kacamata ataupun topi. Tetapi Batband tampaknya sengaja didesain agar jadi headphone futuristis. Bentuknya sangat simpel, seperti headband tanpa modul driver menonjol ataupun earpad. Sekilas ia mirip bando (atau sebuah bandana masa depan), dipasangkan dari belakangan kepala, terhubung secara wireless ke perangkat bergerak Anda.
Batband memiliki sejumlah transducer yang bertugas menghasilkan gelombang suara supaya diterima bagian dalam telinga. Audio tersebut dikirimkan melalui frekuensi khusus lewat tulang-tulang di kepala, membuat daun telinga Anda tetap terbebas. Artinya, tidak ada penghalang untuk berkomunikasi atau mendengar suara-suara eksternal. Dua transducer akan menyentuh tulang pipi Anda, dan satu lagi berada di belakang. Output suara dijanjikan masuk ke kategori high fidelity, pertama di kelasnya.
Info menarik: Cynaps Adalah Topi Sekaligus Headphone Wireless Masa Depan
StudioBananaThings menjamin bahwa Batband akan selalu nyaman dikenakan, serta mendukung gaya hidup pribadi yang sibuk – mungkin ketika Anda sedang bekerja, dalam perjalanan, bersama teman-teman, bermain game, hingga berolahraga. Komponen terluar dibuat dari material per baja, memastikan headband mencengkram dengan mantap tapi tidak menyakitkan.
Selain musik, Batband bisa dimanfaatkan buat menerima panggilan telepon, ber-Skype, sebagai output suara tambahan saat bermain game, hingga dapat dikombinasikan ke head-mounted display virtual atau augmented reality. Transducer-nya memancarkan frekuensi 300-19.000Hz, kemudian ia mempunyai konektivitas microUSB dan Bluetooth, dibantu tombol navigasi fisik, sensor tekanan, dan panel kapasitif. Baterai 300mAh build-in-nya sanggup bertahan selama 6 sampai 8 jam.
Kabar buruknya, dalam periode crowdfunding di situs Kickstarter ini, Batband hanya didistribusikan ke konsumen di negara tertentu saja. Ia dibanderol seharga mulai dari US$ 150, segera dikirim ke backer pada bulan April 2016.