Dipopulerkan oleh Steve Jobs, istilah ‘post-PC’ mengacu pada suatu era di masa depan ketika komputer akhirnya tergantikan oleh perangkat bergerak, wearable dan IoT. Tapi sekarang kenyataannya sedikit berbeda. Penggunaan PC tetap esensial, hanya penampilannya saja yang berevolusi mengikuti perubahan zaman. Salah satu jelmaannya ialah komputer hybrid.
Memang ada banyak model PC 2-in-1 notebook/tablet bertenaga Intel. Namun dalam acara Intel Developer Forum 2015 di San Francisco kemarin, sang produsen chip semikonduktor raksasa dari Santa Clara itu memperlihatkan visi mereka akan sistem ultrabook hybrid. Dan bukan Intel namanya jika mereka tidak membekali perangkat tersebut dengan berbagai macam fitur dan jeroan canggih.
Secara umum, Intel mengusung pendekatan keyboard detachable ala Microsoft Surface ketimbang rancangan lipat garapan sejumlah produsen besar. Komponen-komponen esensial berada di tablet, terhubung langsung ke display dan antena. Ia memang bukanlah perangkat revolusioner dilihat dari sisi desain, namun faktor paling unik di sana adalah kehadiran layar kedua berbasis E-Ink.
Display tersebut ditempatkan berseberangan dari panel touchscreen utama. Ukurannya sebesar 6-inci dengan resolusi XGA 1024×768. Mungkin sudah bisa Anda tebak, layar sekunder akan memudahkan user mengintip notifikasi, dan memungkinkan kita membaca ebook tanpa menguras baterai. Menurut Digital Trends, ada probabilitas display kedua itu juga dapat dimanfaatkan sebagai medium penempatan iklan.
Info menarik: Konsumen Indonesia Sudah Bisa Pre-Order Intel Compute Stick
Unit PC 2-in-1 konsep ini didukung docking wireless WiGig plus wireless charging, connector USB Type-C, Thunderbolt, tanpa melupakan port USB standard. Kemampuan wireless charging memang terbilang menarik, karena biasanya ia digunakan di smartphone. Intel membayangkan bagaimana konsumen hanya perlu menaruh ultrabook di mat khusus ketika bekerja atau untuk sekedar mengisi ulang baterai. Langkah tersebut juga turut meminimalisir jumlah kabel.
Hybrid PC dipersenjatai prosesor Intel Skylake, dibantu active stylus, sensor pemindai sidik jari, fitur speech asistance, dipadu penyimpanan utama SSD, serta kamera ‘world facing‘ sebesar 13-megapixel. Teknik pendinginnya sendiri memakai kipas, tapi mampu mensimulasikan sistem fanless. Lalu terdapat baterai ekstra tersimpan di bagian keyboard.
Kini kita tinggal berharap supaya Intel meneruskan konsep hybrid PC 2-in-1 ini menjadi produk konsumen, menyusul NUC dan Intel Compute Stick.
Sumber: Dokumen IDF 2015.