Berbicara soal robot, bayangan kita tentang era modern hingga futuristis memang tidak bisa dihindari. Padahal robot pertama berbentuk manusia sudah diperkenalkan lebih dari 75 tahun silam, Elektro namanya. Salah satu faktor utama yang memisahkan robot dan makhluk hidup ialah kemampuan berkembang biak. Tapi tak lama lagi pandangan ini akan segera berubah.
Melalui video demonstrasi, tim peneliti dari Cambridge University dan ETH Zurich memamerkan karya mereka berupa robot ‘induk’ yang bisa menciptakan keturuan. Metodenya memang tidak sealami hewan ataupun manusia, namun upaya para ilmuwan itu memperlihatkan bagaimana evolusi, proses reproduksi, serta seleksi alam secara dasar dapat diterapkan pada makhluk anorganik. Meskipun kadang bagi kita, caranya kurang manusiawi.
Robot induk berpenampilan mirip lengan, tertambat pada sebuah meja. Ia mampu merakit robot-robot kubus yang lebih kecil. Mereka bisa bergerak karena memiliki motor, dan komponennya disambung sendiri oleh sang ibu dalam konfigurasi berbeda. Kemudian robot induk bertugas mengawasi serta mengevaluasi seberapa jauh ‘bayi-bayinya’ tersebut sanggup berjalan.
Langkah selanjutnya tidak kalah mengagumkan. Robot induk mampu mengetahui desain robot kubus terbaik. Sisanya akan diurai dan dirakit kembali mengikuti rancangan paling optimal. Prosedur evaluasi terus berjalan, sehingga para robot kubus memperoleh sifat terbaik. Akhirnya, robot kubus generasi kesepuluh mempunyai kinerja dua kali lipat dibanding generasi pertama. Di sinilah terlihat contoh sederhana dari proses evolusi.
Info menarik: Seorang Guru Ciptakan Exo-Suit Lego Buat Mengendalikan Robot Lego
Tiap robot kubus menyimpan genome unik, tersusun atas kombinasi satu dari lima gen berbeda. Genome berisi informasi mengenai bentuk, konstruksi, dan perintah pergerakan motor. Layaknya makhluk hidup, evolusi ditunjukkan lewat mutasi. Gen-gen tersebut dimodifikasi, digabungkan atau dibuang. “Seleksi alam pada dasarnya terdiri dari reproduksi, penilaian, dan seterusnya. Hal-hal inilah yang dilakukan robot. Dengannya, kita dapat menyaksikan penyempurnaan dan diversifikasi spesies,” tutur Dr Fumiya Iida dari Cambridge.
Iida turut menjelaskan bahwa eksperimen tersebut mencoba menjawab pertanyaan besar mengenai terciptanya kecerdasan. Sebelumnya robot hanya ditugaskan buat mengerjakan tugas repetitif, namun kali ini mereka ingin mengeksplorasi kapabilitas robot untuk berinovasi dan berkreasi. Terlebih lagi, para peneliti berniat mengembangkan kemampuan adaptasi – elemen krusial lain dalam evolusi.
Bayangkan satu era di masa depan, apa pendapat Anda ketika melihat anak-anak manusia bermain dengan anak-anak robot?