Sebagai platform game paling tua, PC ternyata tidak pernah lekang oleh waktu. Ia ‘selamat’ dari meledaknya kepopularitasan mobile gaming, bahkan saat home console generasi baru menyerbu, angka pemasukannya malah jauh melampaui mereka. Tapi bagaimana dari perspektif developer? Kira-kira platform apa yang berpotensi paling produktif dan menguntungkan?
Untuk mencari jawaban pertanyaan tersebut, tim UBM Tech Game Network melangsungkan survei beberapa minggu sebelum ajang Game Developers Conference Europe dimulai. Sampel diambil dari 250 individu profesional di industri. Hasilnya mungkin di luar tebakan banyak orang: PC sukses menumbangkan device mobile dari kursi platform gaming terpopuler, lalu Xbox One dan PlayStation 4 juga mulai mencengkram kembali.
Sewaktu ditanya mengenai platform, data survei menunjukkan bahwa 67 persen permainan akan diluncurkan di PC. 46 persen responden turut menjelaskan, mereka sebelumnya telah merilis game komputer. Urutan kedua tentu saja diduduki oleh mobile. 53 persen developer menargetkan karya mereka dilepas di sana, dan sekitar 40 persen sudah pernah berpartisipasi di ranah mobile gaming.
Console milik Sony dan Microsoft berada di posisi ketiga dan keempat daftar itu. Sebanyak 34 persen developer memilih PlayStation 4 buat menjadi tempat pendaratan game mereka, diikuti Xbox One dengan 34 persen. Permainan berbasis device virtual reality dan browser juga memperoleh traksi. Sedangkan persentase ketertarikan developer pada handheld console serta last-gen terbilang sangat minim.
Info menarik: Ingin Kaya Hanya Dengan Bermain Game? Jadilah Penerus PewDiePie
Mayoritas (sebanyak 73 persen) developer Eropa sepertinya masih enggan dalam meramu game khusus virtual reality. Namun dari sisanya itu, Oculus Rift adalah head-mounted display favorit, disusul SteamVR (HTC Vive). Meski demikian, 71 responden merasa yakin bahwa VR bukanlah fenomena sesaat. Para industriawan video game percaya, VR merupakan target pasar jangka panjang yang menguntungkan.
Salah seorang responden bilang, “VR ialah lompatan selanjutnya di bidang gaming. Walau begitu, sebagai komunitas kami kesulitan menjual ide virtual reality kepada publik demi mendapatkan daya tarik dalam jumlah besar. Tanpa faktor itu, sangat rasanya susah mentenagai dan mengubah VR jadi benar-benar istimewa.”
Dari survei tersebut terdapat indikasi, sejauh ini headset VR hanya dianggap sekedar periferal pelengkap gaming – bukan platform utama.
Game Developers Conference Europe tahun ini akan dilaksanakan pada tanggal 3 sampai 4 Agustus 2015 di Congress-Centrum Ost Koelnmesse, kota Cologne, Jerman. Acara tersebut diadakan berbarengan dengan Gamescom 2015.
Sumber: GDC Europe. Header: Shutterstock.