Masih didominasi oleh WhatsApp, LINE, dan BlackBerry Messenger, Jongla dikabarkan hanya memiliki market share sekitar 8% dari seluruh pengguna layanan pesan instan seantero Nusantara. Turut diakui memang aspek sosial dalam sebuah aplikasi cukup digandrungi oleh pasar Asia-Pasifik menurut Riku. Itulah sebabnya Jongla memiliki fokus di Asia-Pasifik, terutama di Indonesia. Meskipun belum begitu terlalu populer, tetapi mereka yakin keberadaan pasar yang subur ini hanya perlu waktu bagi pihaknya.
Pihaknya enggan menyebutkan angka pasti berapa pengguna aktif mereka per hari saat ini. Namun yang jelas, pertumbuhannya memang meningkat dengan pasti. Guna mendongkrak progres tersebut, Jongla yang dikenal sebagai aplikasi instant messaging paling ringan meluncurkan fitur pesan suara yang disebut sound candy dan stiker interaktif.
Sound candy dinilai sebagai cara terbaru untuk menyuarakan pesan dan ekspresi para pengguna mereka. Filter suara yang dihasilkan ialah menyerupai chipmunk, policeman on a megaphone, danyeti.
“Jongla berniat untuk merevolusisasi layanan pesan singkat edngan efek suara. Instagram membebaskan kreativitas penggunanya yang dengan mudah menggunakan filter foto dan simbol yang dapat mentransformasi apa yang dapat dikatakan tanpa kata-kata dalam sebuah kalimat,” ujar Riku dalam perkenalan fitur mereka tanggal 10 Juni lalu.
Selain sound candy, Jongla meluncurkan stiker interaktif dalam karakter Punakawan. Identitas karakter-karakter seperti Gareng, Petruk, Bagong, dan Semar dianggap merepresentasikan budaya Indonesia dengan karakter Jongla, yaitu positif dan menyenangkan.
Fitur ini dianggap sebagai nilai pembeda Jongla dari kompetitornya. Stiker interaktif karakter Punakawan menjadi pionir bagi karakter-karakter lain yang akan dikembangkan sesuai dengan tren di tengah masyarakat Indonesia. Pihaknya juga membuka kesempatan designer lokal untuk bermitra dan memonetisasikan stiker mereka.
“Ya. Kami bekerja dengan erat dengan para designer lokal untuk meningkatkan konten kami, brainstorming bersama mencari apa yang terbaik untuk pengguna. Sharing revenue akan menjadi salah satu model kerjasama nantinya,” tambah Riku.
—
Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Michael Erlangga.