Khususnya di Indonesia dan negara-negara berkembang, manuver Asus memasuki ranah smartphone disambut dengan hangat. Di awal kelahirannya, seri Zenfone adalah perpaduan terbaik antara harga dan performa. Ia pernah membuat kompetitor tertegun, dan diburu oleh konsumen. Saat itu, Asus benar-benar memperhatikan tiap langkah agar proses berjalan mulus.
Terdorong kesuksesan tersebut, dan ketiadaan suatu standar yang merestriksi visi serta ambisi mereka, diperkenalkanlah keluarga Zenfone 2 di ajang CES 2015.
Faktor pemberian nama masih menjadi masalah klasik di handset mereka. Angka 2 tidak mendeskripsikan ukuran layar seperti Zenfone 5 atau 6. Ia sebenarnya lebih mengacu pada ‘generasi’ smartphone. Dan dengannya, Asus mencoba memperlihatkan kesanggupannya bermain di level yang lebih tinggi.
Asus Zenfone 2 adalah handset terbaru garapan produsen spesialis hardware dan komponen PC asal Taiwan itu. Sebelum kita mulai membahasnya, perlu Anda ketahui bahwa unit review yang saya uji coba selama tiga minggu ke belakang ialah tipe ZE551ML dengan RAM sebesar 4GB dan flash memory 32GB. Penasaran apakah ia sanggup menyuguhkan nilai tambah tersendiri dan memang layak menjadi penerus seri Zenfone pertama? Simak artikel ini.
Inside the packaging
Asus memang sengaja menjaga bundel tetap sederhana. Selain unit Zenfone 2, Anda hanya akan menjumpai kartu garansi, buku panduan, kabel converter USB ke MicroUSB, serta charger 2A. Mungkin Anda mengharapkan sebuah earphone, tetapi apa boleh buat, memang tidak ada.
Design & build quality
Berkenaan perihal estetika, Asus sangat bangga pada rancangan Zenfone 2. Smartphone itu memperoleh penghargaan iF Design Awards 2015, ditunjukkan oleh sticker tambahan yang menempel di bungkusnya. Saya setuju. Zenfone 2 memang bukanlah phablet super tipis. Dimensinya terhitung 152,5×77,2 mm serta berketebalan hampir 11 milimeter. Namun bentuk melengkung dan tipis di samping (hanya 3,9 mm) memberikan kesan ramping.
Saat penampilan tersebut dipadu dengan back cover bertekstur garis-garisnya, Zenfone 2 terasa pas dalam genggaman dan ergonomis. Sekilas Anda mungkin mengira bahwa cover terbuat dari aluminium, apalagi bobot mencapai 170 gram, namun sebenarnya sang produsen cuma mengusung material plastik.
Terlepas dari itu, keseluruhan desain Zenfone 2 mengedepankan kesan ‘profesionalisme’ dan build quality-nya sungguh memuaskan – padat dan kokoh.
Info menarik: Bawa Zenfone 2 ke Indonesia, Asus Ajak Kita ‘Melihat Apa Yang Tak Terlihat’
Karena bagian sampingnya begitu tipis, Asus meletakkan tombol volume (sekaligus shutter kamera) di punggung, berdekatan dengan modul lensa. Tombol power dan port Micro USB berada di sisi atas-bawah yang saling berlawanan. Butuh sedikit adaptasi ketika pertama kali memakainya.
Untuk elemen desian lainnya, kita akan tetap melihat karakteristik khas Zenfone terdapat pada lapisan aluminium kecil area bawah bagian depan smartphone.
Sang produsen berupaya memperkecil ukuran tubuh sembari mendongkrak rasio layar-dan-tubuh. Hal tersebut dapat langsung terlihat, tapi ada sebuah keluhan saya tujukan pada bezel plastik antara frame dan penutup baterai (non-removable). Dengan posisi seperti ini, ia akan mudah terbentur, terbaret dan gompal. Saya sangat menyarankan Anda untuk membeli aksesori casing pelindung lagi.
Screen
Merupakan satu dari banyak komponen andalan Asus, layar Zenfone 2 mempunyai lebar 5,5-inci dan resolusi 1080p berkepadatan 403ppi. Betul sekali, angka ini berada di atas kelas Retina.
Display tersebut sangat tajam, memastikan tidak ada pixel yang terlihat. Bahkan huruf kecil-pun tampak jelas. Walaupun level kecerahan dan kontras menurun sewaktu diamati secara menyamping, sudut pengelihatan terbilang luas.
Pengguna dipersilakan menyesuaikan profil display melalui aplikasi Splendid. Di sana ada pengaturan temperatur warna, opsi mode semisal Vivid, Balance atau Reading (supaya mata tidak gampang lelah). Layar diproteksi lapisan Corning Gorilla Glass 3 dari baretan. Pastikan saja ia selalu bersih, sebab display glossy akan meninggalkan banyak bekas sidik jari.
Camera
Kapabilitas fotografi juga merupakan elemen penting lainnya dalam Zenfone 2. Asus membekali phablet itu dengan sensor 13-megapixel f/2.0 berteknologi PixelMaster plus flash LED dual-tone untuk pengambilan gambar di kondisi temaram. Layaknya kebanyakan kamera smartphone, ia bekerja paling efektif ketika cahaya mencukupi. Zenfone 2 menjepret foto di resolusi 4096×3072.
Interface aplikasi kamera sendiri menyajikan pendekatan minimalis, tapi tetap lengkap saat Anda menginginkan kendali manual.
Lalu tersedia mode Super HDR demi melawan ganasnya backlight sinar matahari, serta favorit saya, Super Resolution. Berkatnya, Zenfone 2 bisa mengabadikan resolusi hingga 52-Mp via beberapa kali proses pengambilan.
Pernak-pernik semisal keakuratan warna, exposure, white balance serta dynamic range terbilang cukup baik. Anehnya sewaktu di-zoom, gambar menampilkan efek mirip cat air dan detail kelihatan terurai. Foto mempunyai tingkatan lembut yang sedikit berlebihan.
Walau demikian, saya puas dengan mode panorama beserta macro. Jangan lupa, Anda mendapatkan kamera video chat bersensor 5-Mp 2560×1920 di depan.
Performance, hardware & experience
Inilah segmen review yang kita tunggu-tunggu, performa olah software Asus Zenfone 2. Unit review ini memanfaatkan jeroan berspesifikasi ‘monster’ (ditakar dari produk sekelasnya): chip Intel Atom Z3580 berprosesor quad-core 2,3GHz, GPU PowerVR G6430 dan RAM super-besar 4GB.
Selain itu ada ruang penyimpanan lapang berkapasitas 32GB (tersedia pilihan 64GB) plus slot Micro SD hingga 64GB.
Berbicara soal statistik, kinerja Zenfone 2 ZE551ML tidak mengecewakan. Via software benchmark AnTuTu, ia meraih skor maksimal (berdasarkan tes pribadi) sebesar 47959, berada tipis di bawah Samsung Galaxy Note 4, menggilas OnePlus One, HTC One M8 dan Xiaomi Mi 4.
Tentu uji coba performa tidak akan lengkap tanpa kehadiran game. Tidak tanggung-tanggung, saya menginstal tidak kurang dari lima permainan: Real Racing 3, GT Racing 2, Galaxy On Fire 2 HD, Nova 3 dan Marvel Future Fight.
Saya berani bilang, Zenfone 2 tidak kesulitan mengunyah semuanya. Real Racing 2 jauh lebih menuntut hardware daripada GT Racing 2, hebatnya handset sanggup menjalankan game balapan milik EA itu semulus sutra.
Galaxy On Fire 2 HD juga mampu ditangani secara sempurna meski pertempuran di ruang angkasa berubah ganas. Efek partikel seperti debu dan laser tampak apik, kemudian level tekstur sangat tajam.
Penurunan frame rate singkat cuma saya alami ketika bermain Future Fight karena lupa menonaktifkan aplikasi di background – GT Racing 2 dan Nova 3 ternyata masih berjalan.
Info menarik: Asus Zenbook UX305 Resmi Dipasarkan di Indonesia
Saya bukanlah penggemar game mobile, dan biasanya menjauhi genre FPS di device berlayar sentuh. Namun saya sempat terpaku dalam game Nova 3.
Komposisi jeroan Zenfone 2 mampu mengeluarkan hampir semua bumbu visual permainan – lens flare sampai partikel debu menempel pada layar – dengan optimal. Jika judul-judul ini saja tidak masalah, saya cukup yakin Zenfone 2 bisa mengoperasikan game-game mobile favorit Anda.
Tidak ada hal spesial dari loudspeaker di area bawah Zenfone 2. Aplikasi default Music memang simpel dan mudah dinavigasi, tapi output baru terdengar lebih nikmat dengan tambahan headphone atau earphone.
Muncul konsekuensi dari rangkaian hardware berperforma tinggi di smartphone. Kegiatan gaming mengakibatkan temperatur Zenfone 2 meningkat drastis, sempat membuat saya cemas. Rumornya, SoC Intel Atom masih bergulat dengan perkara suhu. Dan sudah pasti, problem akan mempengaruhi komponen baterai.
Battery
Baterai smartphone menyimpan kapasitas cukup besar, yaitu 3000mAh. Dalam mode standby dengan satu buah kartu SIM, Zenfone 2 bisa bertahan 10 hari. Jika digunakan menelpon, ia sanggup menawarkan talk-time sekitar 15 jam.
Ketahanan baterai menurun di delapan jam untuk menjalankan video. Menikmati game dan browsing akan menyedot daya jauh lebih kencang lagi.
Operating System & UI
Handset anyar Asus itu bekerja di platform Android 5.0 Lollipop dibantu user interface eksklusif Zen UI, serta didukung 28 app pre-load. Asus berusaha memberikan akses lengkap ke semua konten. Dahulu saya pernah memuji Zen UI, sayangnya dibanding UI custom racikan produsen lain, user interface tersebut menyebabkan susunan aplikasi jadi terlalu berantakan.
TRL’s Verdict
Dinilai dari perspektif ‘price versus performance‘, Zenfone 2 dapat membuktikan dirinya sebagai perpaduan seimbang antara kemampuan terbaik smartphone mid-range dan harga. Rancangannya apik dengan kualitas perakitan tinggi.
Pertimbangan selanjutnya terletak pada kehadiran konektivitas dual SIM card. Namun handset flagship Asus itu juga memiliki kekurangan, terutama pada baterai dan komplikasi temperatur.
Seandainya Anda mau menyampingkan masalah-masalah minor yang menahan Zenfone 2 mencapai kesempurnaan, dan berkenan melihatnya lebih dalam, Anda akan menemukan sebuah smartphone canggih serta berdaya guna tinggi.
Asus Zenfone 2 ZE551ML 32GB dibanderol seharga Rp 4 juta.