Dark
Light

Google Jalankan Strategi ‘Kuno’

1 min read
March 30, 2010

Penggunaan media offline untuk sarana iklan, kampanye atau promo memang tidak aneh, bahkan meski dunia digital dan internet meraja, medium offline masih tetap hidup, prediksi tentang matinya media cetak pun sampai sekarang belum terbukti, meski kalau dari segi perkembangan dan pertumbuhan memang mandek.

Tapi jika promosi media offline dilakukan oleh sebuah raksasa online yang bisa dibilang sebagai salah satu penentu jalannya internet di dunia ini, itu jadi sedikit aneh.

Seperti yang ditulis Guardian, Google, sang raksasa itu ternyata menerapkan penggunaan media offline dalam salah satu kampanyenya untuk mendukung orang Inggris agar menggunakan internet.

Kampanye ini merupakan salah satu bagian komitmen dari search engine groups dalam program Race Online 2010, merupakan program yang diinisiasi oleh Martha Lane Fox yang mentargetkan semua orang di UK online ada akhir tahun 2012.

Sebenarnya ini bukan hal baru, beberapa bulan kebelakang saya sempat membeli sebuah majalah impor hanya untuk mendapatkan satu buah lembar iklan Google sebagai bukti bahwa print add pun masih diperlukan oleh perusahaan sebesar Google, yang notabene perusahaan ‘yang sangat online’.

Apakah ini membuktikan bahwa sebenarnya di negara maju, tidak hanya di negara kita, peran promosi hybrid yang mengkombinasikan offline dan online itu lebih efektif? Serta jauh lebih bisa menjangkau pangsa pasar yang lebih luas?

Saya jadi ingat wawancara saya dengan founder TuiTwit beberapa hari yang lalu yang memberikan saya sebuah asumsi bahwa ternyata meski aplikasi berbasis internet tapi selain review dari media online seperti DailySocial, review media cetak pun sangat membantu dalam menyebarkan atau mengenalkan aplikasi buatan para startup. Apalagi negara kita pengguna internetnya belum maksimal atau masih dalam masa pertumbuhan.

Pendapat Google sendiri, masih seperti yang ditulis Guardian menarik untuk dicermati, saya mencoba mencerna apa yang dikatakan Google, bahwa untuk menggapai user yang tidak online untuk tertarik dengan internet, gunakanlah media ofline, itu adalah hal yang sangat realistis. Pendapat ini saya pikir benarnya juga, setiap media promo atau kampanye memang membutuhkan medium yang berbeda untuk karakter audience yang berbeda pula.

Leaflet ini bukan untuk mempromosikan berbagai layanan Google, tapi untuk memberikan informasi dasar tenang berbagai pekerjaan yang bisa dilakukan secara online. Google juga tetap akan membuat website untuk program ini sehingga kombinasi antara media offline dan online bisa maksimal.

Hybrid, kalau menurut saya, bagaimana pendapat anda? Apakah anda setuju bahwa kombinasi offline dengan online akan memberikan efek yang lebih maksimal, terutama untuk menyasar dua segmen, internet savvy dan umum? Atau anda punya pendapat sendiri, mari share pendapat anda pada kolom komentar.

Sumber gambar : CeoWorld

Wiku Baskoro

Penggemar streetphotography, penikmat gadget, platform agnostic gamers, build Hybrid.co.id to make impact.

1 Comment

  1. kalau menurut saya, kombinasi media online dan offline bener2 bagus untuk memberikan efek yg maksimal…
    soalnya tidak semua orang yg sudah menggunakan internet…
    masih ada yg menggunakan media offline sebagai sarana informasi…

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Previous Story

Spam di Twitter Turun Hingga 1 %

Next Story

Moluko: Startup Australia Citarasa Indonesia [+Interview]

Latest from Blog

Don't Miss

Pixel 9 Pro XL: ‘Kembaran’ iPhone yang Hampir Sempurna

Tulisan berikut ini adalah tulisan tamu oleh Aryo Meidianto –

Google Trend di Indonesia Makin Cangih, Kini Ada Fitur Sedang Trending

Google secara resmi menghadirkan fitur Sedang Trending di Indonesia yang