Apa yang paling sering Anda lakukan saat mengakses internet? Mungkin jawaban pertama yang terlontarkan adalah menggunakan jejaring sosial. Jejaring sosial memang merupakan salah satu alasan utama sebagian besar orang mengakses internet, tapi kita semua tahu bahwa bukan cuma itu yang bisa dijadikan alasan.
Alasan lain mungkin adalah jual-beli online. Pada kenyataannya, jual-beli online sudah terbilang cukup marak di Indonesia, meski ada juga kelompok yang belum berani berpartisipasi dalam rantai ekonomi berbasis digital ini.
Terlepas dari itu, berikut telah saya rangkum 5 fakta menarik tentang kegiatan jual-beli online di Indonesia. Data-data ini diambil dari riset yang dilakukan oleh APJII (Asosiasi Penyelanggara Jasa Internet Indonesia) dan PUSKAKOM UI tentang ‘Profil Pengguna Internet Indonesia 2014’.
Info menarik: Garap Pelaku Bisnis Lokal, Line@ Fokus ke Toko Online, Restoran dan Komunitas
1. Perempuan lebih sering belanja online
Tanpa harus terkejut, perempuan masih dominan soal berbelanja, baik secara offline maupun online. Berdasarkan survei yang diselenggarakan oleh kedua badan di atas, sebanyak 58% pelaku belanja online adalah perempuan.
Kalau istri Anda banyak menghabiskan waktunya mengintip barang dagangan yang dijual di Lazada atau Luxola misalnya, jangan kaget, karena sebagian besar istri orang lain kemungkinan juga melakukan hal yang sama.
2. Busana adalah jenis produk yang paling laris
Melihat dominannya pelaku belanja online perempuan, maka tidak terlalu mengherankan apabila busana menjadi komoditas yang paling laku. Berdasarkan survei yang sama, busana mencatatkan angka 71,6% dari seluruh produk yang dibeli secara online, kemudian disusul oleh kosmetik dengan angka 20%.
Di posisi ketiga ada gadget yang mendapat porsi sebesar 17,1%. Peringkat keempat dan kelima diduduki oleh jasa travel dan buku, yang masing-masing memiliki persentase sebesar 9,7%.
3. Transaksi paling sering berlangsung via jejaring sosial
Dari tujuh media penjualan online – forum jual-beli, jejaring sosial, mailing list, blog, online store, messenger dan komunitas online – jejaring sosial menempati kedudukan pertama sebagai tempat yang paling banyak dimanfaatkan oleh pedagang online di Indonesia, tepatnya sebesar 64,9%.
Messenger menyusul di posisi kedua dengan porsi 22,9%. Dari sini bisa kita lihat bahwa kegiatan jual-beli online di Indonesia seringkali melibatkan penjual dan pembeli secara langsung dan tanpa perantara.
Info menarik: Lebih dari 60% Pendapatan JNE Dipasok Bisnis E-Commerce
4. SMS banking adalah metode pembayaran terpopuler
Tidak peduli pengguna yang berdomisili di kota besar atau kecil, SMS banking merupakan metode pembayaran yang paling sering digunakan, meliputi 67% dari total pengguna. Hal ini cukup wajar jika melihat jejaring sosial sebagai media berjualan online yang paling sering digunakan, dimana transaksi biasanya diikuti oleh transfer dana dari rekening pembeli ke penjual.
Internet banking menyusul di posisi kedua, mencatatkan angka 33% dari total transaksi jual-beli online. Kendati demikian, sebesar 56,5% dari aktivitas internet banking dilakukan melalui aplikasi yang ada pada perangkat mobile.
5. Alasan tidak berbelanja online paling umum
Terlepas dari keempat fakta di atas, nyatanya sebanyak 72,7% pengguna internet di Indonesia mengatakan belum pernah berbelanja online – tahun 2015 ini kemungkinan besar angka tersebut menurun. Alasan paling umum yang membuat pengguna internet mengurungkan niatnya untuk berbelanja online adalah anggapan mereka bahwa prosesnya akan berlangsung lama (59,5%).
Selain khawatir prosesnya akan memakan banyak waktu, 38% pengguna internet di Indonesia tidak mau berbelanja online karena takut barang yang dijual tidak sama dengan yang ada pada gambar, alias takut ditipu oleh sang pedagang.
Sumber: Profil Pengguna Internet Indonesia 2014 (Riset oleh APJII dan PUSKAKOM UI) via SlideShare. Gambar header: Ecommerce via Shutterstock.
Ulasan yang sangat penting untuk dibaca, karena menambah wawasan dan pengetahuan tentang dunia bisnis online.
trimakasih mas glenn