Dark
Light

Dua Pendiri Berkebangsaan Indonesia Menghasilkan PIVOT, Gunakan Teknologi “Motion Capture” untuk Mendukung Permainan Tenis

2 mins read
September 25, 2015

 

Chris Lim VP Product & Marketing dan Joseph Chamdani VP Research & Development TurningSense / TurningSense

Perusahaan wearable untuk kegiatan olahraga TuringSense yang berbasis di Amerika Serikat baru saja meluncurkan produk unggulannya PIVOT (saat ini masih dalam versi beta), sebuah teknologi untuk merekam gerakan tubuh pemain tenis dan menganalisisnya. PIVOT dirancang dengan menggabungkan kecanggihan teknologi biomekanik, sensor dan kecerdasan buatan untuk membantu atlet tenis belajar teknik bermain yang benar, menghindari cedera, dan melakukan analisis permainan. Disampaikan Vice President of Product and Marketing TuringSense Chris Lim (atau juga dikenal sebagai Taufik Arifin), pada awalnya PIVOT akan difokuskan pada cabang olahraga taekwondo, namun setelah melakukan analisis pasar dan membandingkannya dengan cabang olahraga lain, akhirnya dipilih tenis sebagai fokus pengembangan produk.

 

Ada beberapa alasan mendasar mengapa memilih tenis. Alasannya adalah saat ini sekurangnya terdapat 50 juta pemain tenis di seluruh dunia, sangat sedikit teknologi biometrik yang memberikan cukup banyak dampak bagi industri olahraga tenis, dan yang paling fundamental adalah untuk mempelajari tenis rata-rata orang membutuhkan waktu bertahun-tahun karena memang tak mudah dan rentan terjadi cedera. PIVOT dihadirkan untuk memaksimalkan pencapaian tersebut.

Selain menangkap pola gerakan permainan tenis, secara real-time data tersebut akan dikirimkan dan dianalisis oleh sebuah sistem (yang juga tersedia di platform mobile).

PIVOT motion analysis / TurningSense

Jika dibandingkan dengan teknologi motion-caputre lain, misalnya Microsoft Kinect atau teknologi wearable lain yang biasa digunakan dalam permainan olahraga, PIVOT mengklaim memiliki keunggulan kecepatan penangkapan gerakan yang lebih tinggi, karena perekaman langsung dengan alat yang menempel di tubuh manusia (dan multi-sensor). Selain itu PIVOT didasarkan pada konsep data-driven yang dimaksudkan untuk adanya umpan balik yang membangun dari sisi permainan tenis penggunannya.

Saat ini resminya PIVOT masih dalam versi beta dan bulan November ini pihaknya berencana untuk meluncurkan kampanye Kickstarter.

Indonesia menjadi salah satu target pasar yang akan didatangi sebagai pusat R&D

Setelah produk meluncur dalam versi final, TuringSense juga berencana akan membawa produk tersebut ke wilayah Asia, khususnya ke Tiongkok dan Indonesia. Disampaikan Dr. Joseph Chamdani selaku CTO TuringSense, saat ini terdapat tim di Indonesia yang sedang dan terus mengembangkan user interface dari aplikasi pendukung PIVOT. Tiongkok dan Indonesia tidak hanya sebagai pijakan pemasaran saja, karena juga akan dikembangkan tim Research and Development di sini.

Ke depannya selain tenis, TuringSense juga akan membuka kemungkinan untuk pengembangan alat sensor raga untuk bidang lain, yakni untuk terapi fisik, alat pembantu rehabilitasi, kepatuhan dalam bisnis asuransi jiwa, hingga untuk virtual reality/augumented reality untuk mendukung permainan/game.

Digawangi dua pimpinan dari Indonesia

TuringSense merupakan sebuah perusahaan yang didirikan oleh pakar teknologi dan atlet olahraga. Dua dari tiga pimpinan yang memegang kendali perusahaan adalah orang Indonesia, yaitu VP of Product and Marketing Chris Lim dan CTO and VP of Research and Development Dr. Joseph Chamdani.

Lim adalah seorang industry veteran yang berpengalaman lebih dari 27 tahun di bidang manajemen dan teknik. Selain menjadi bagian TuringSense, sebelumnya ia juga sedang menjabat sebagai Executive Management Team di Plato Design. Lim saat ini sudah memegang tiga buah paten di Amerika Serikat dan merupakan praktisi taekwondo yang cukup piawai.

Sedangkan Joseph (Joe) adalah seorang inovator di bidang teknologi. Ia cukup aktif di sisi kewirausahaan dengan menjadi salah satu pendiri Sanera dan Kickfire, yang saat ini telah diakusisi oleh McData dan Teradata. Joe telah memegang 46 paten dari penelitiannya, dan 35 paten sedang dalam proses. Selain memiliki kecintaan dengan pengembangan teknologi wearable, Joe juga seorang pemain tenis yang lincah dan juga pecinta golf.

Previous Story

Facebook Kini Suguhkan Video 360 Derajat di Desktop dan Android

Next Story

[Panduan Pemula] Mengaktifkan Content Blockers di iOS 9

Latest from Blog

Don't Miss

Huawei Resmi Perkenalkan Inovasi Teknologi Kesehatan Terbaru, TruSense System

Huawei memang menjadi salah satu brand teknologi yang terus menghadirkan

Kontribusi Penjualan AirPods ke Pemasukan Apple

Ketika Apple memperkenalkan AirPods pada 2016, banyak orang yang mencemooh