Indosat bekerja sama dengan POINTREK dan Inmarsat, dengan dukungan dari SKK Migas, membuat sebuah inovasi baru dengan memberikan sosialisasi terkait teknologi machine to machine (M2M) Hybrid dalam konteks operasional hulu migas. Teknologi ini diklaim mampu memberikan efisiensi, keamanan dan optimalisasi operasi hulu migas dengan menghubungkan mesin, sensor, perangkat, kapal pengangkut, serta aset mmigas lainnya ke pusat kendali atau ke pusat pengolahan data sehingga analisis tingkat efisiensi, efktifitas dan keamanan dapat tercapat dengan cara yang lebih baik.
Kendala-kendala yang dihadapi oleh perusahaan di sektor Migas seperti turunnya harga minyak dunia, tingginnya biaya operasional dan merosotnya nilai tukar rupiah memaksa semua perusahaan, tidak terbatas pada perusahaan pengelola operasi Migas untuk menekan biaya produksi dengan meningkatkan efektivitas operasional bersamaan dengan meningkatkan kapasitas produksi. Indosat sendiri optimis M2M Hybrid ini merupakan jalan keluar untuk permasalahan tersebut.
“Teknologi M2M Hybrid mampu mendiagnosis berbagai kondisi, mulai dari pergerakan kapal dan kondisi alat-alat yang penting, pemantauan keamanan, bahkan sampai kondisi aliran minyak dan gas dalam suatu jaringan pipa migas. Dengan tujuan untuk meningkatkan produktifitas dan efisiensi operasi hulu migas. Di saat yang bersamaan, M2M merupakan kebutuhan bisnis masa depan termasuk sektor migas,” ujar Division Head M2M Solutions Indosat Hendra Sumiarsa.
Sementara itu, pemerintah melalui SKK Migas menyampaikan bahwa kondisi sektor migas sekarang ini merupakan tantangan tersendiri bagi penyedia teknologi untuk menyajikan teknologi yang tepat guna dan efisien.
“Terkoneksinya aset-aset operasional di sektor Migas akan mendorong transparasi yang lebih baik dan ditambah dengan kondisi perekonomian terkini, menjadi tantangan bagi penyedia teknologi untuk menyajikan solusi yang tepat guna, efisien, simpel, aman, handal serta support yang baik memanfaatkan kapasitas nasional,” papar Kepala Divisi Penunjang Operasi SKKMIGAS Baris Sitorus.
CEO POINTREK Nirwan Harahap mengungkapkan bahwa konektivitas sekarang sudah memasuki era baru. Menurutnya selama ini konektivitas yang ada baru dimanfaatkan untuk keperluan seperti telepon, fax dan transaksi data dari site ke kantor pusat maupun sebaliknya. Dengan adanya teknologi M2M Hybrid ini Nirwan menyampaikan bahwa data-data penting kondisi operasional migas di lapangan bisa dikirim secara langsung dari kapal, pipa tanki, platform, pompa angguk dan sensor-sensor yang ada di lapangan secara otomatis.
“Solusi M2M Hybrid lebih cost efektif dan menjamin redudansi jaringan. Teknologi ini juga dapat dimanfaatkan secara luas dalam industri Maritim,” ungkap Nirwan.
Indosat sendiri telah menyiapkan solusi M2M ini termasuk untuk konektivitas, perangkat dan aplikasi yang digunakan lengkap mulai dari untuk sektor hulu (upstream) hingga hilir (downstream). Disampaikan pihak Indosat bahwa solusi M2M pada setiap sektor tentu memiliki hal yang spesifik, namun ke depan data-data yang terekam di sektor hulu atau hilir mampu ditampilkan dalam sebuah dashboard dan mampu saling berinteraksi dengan standar yang sama.
“Solusi M2M Indosat yang giat dipasarkan sejak tahun 2015 ini tak hanya akan memberikan layanan konektivitas antar mesin semata, namun diharapkan dapat mendatangkan value bagi perusahaan agar dapat membuat analisa komprehensif mulai dari deskriptif, prediktif dan preskriptif yang penting untuk pengambilan keputusan,” pungkas Hendra.