Sebuah startup jebolan TechCrunch Disrupt SF, MailTime Technology Inc. yang mengusungaplikasi klien email MailTime, menyatakan ambisinya untuk memperluas pangsa pasar di Asia Tenggara, termasuk di Indonesia. MailTime merupakan sebuah aplikasi klien email yang mengedepankan user experience berbasis text-messaging. Salah satu upaya yang sudah dilakukan untuk membangun pasar di Indonesia ialah dengan memberikan dukungan bahasa lokal.
Co-Founder dan CEO MailTime Heatherm Huang mengatakan bahwa ekspansinya, terutama ke Indonesia, tak terlepas dari potensi mobile Internet yang begitu bertumbuh di wilayah ini. Heatherm mengatakan:
“Kita bisa melihat bahwa industri mobile Internet di Indonesia masih terus berkembang, yang menunjukkan bahwa ada kesempatan. Para pembuat kebijakan dan perusahaan raksasa di dalam negeri sedang mencoba untuk mendorong ekosistem internet yang lebih baik dan terbuka seperti yang kita lihat. Kami percaya bahwa ini adalah waktu yang paling tepat untuk startup aplikasi mobile baik dari dalam atau luar negeri untuk melakukan bisnis di sini. Masih sangat muda, besar dan berpotensi menjadi sangat berbeda dalam waktu dekat.”
MailTime menyadari saat ini persentase terbesar perangkat mobile di Indonesia dikuasai oleh platform Android, sementara MailTime baru tersedia untuk perangkat berbasis iOS. Untuk menyiasati tren ini, pihaknya mengebut mengembangkan MailTime versi Android. Disebutkan saat ini aplikasi Android-nya sedang dalam tahap public beta testing dan akan meluncur secara resmi dalam dua bulan mendatang.
Alasan mendasar optimisme MailTime di Indonesia
Masyarakat Indonesia begitu antusias dengan berbagai platform media sosial. Data APJII menunjukkan bahwa 87,4 persen aktivitas digital masyarakat ialah akses media sosial. Hal ini membuat MailTime yakin bahwa penetrasi persebaran aplikasi mobile akan lebih mudah.
MailTime sendiri didasarkan pada konsep media sosial. MailTime mengusung solusi mirip dengan layanan IM yang saat ini begitu populer di Indonesia. Menanggapi hal tersebut,Heatherm mengungkapkan:
“Mungkin Anda akan mengatakan bahwa pasar IM di Indonesia sudah begitu sesak dengan persaingan antara LINE, WhatsApp, WeChat dan lainnya. Namun kami tidak begitu mempertimbangkan mereka sebagai pesaing langsung kami, karena MailTime sendiri dibangun untuk komunikasi email.”
Dan hal yang paling ditekankan oleh Heatherm terkait dengan kompatibilitas. Ia mengumpamakan, jika seorang pengguna LINE ingin berkomunikasi dengan rekannya maka harus memastikan rekannya harus memiliki aplikasi yang sama. Ia menyebutnya sebagai permasalahan closed social media concept. Konsep yang diterapkan MailTime berbeda. Pengguna MailTime tetap akan bisa berkomunikasi dengan orang lain, kendati orang lain menggunakan aplikasi klien email berbeda, karena pada dasarnya ini adalah komunikasi email.
Selain di Indonesia, juga menyasar Malaysia dan Vietnam
Selain di Indonesia, MailTime juga akan fokusdi Malaysia dan Vietnam. Dalam pembaruan paling mutakhirnya, dukungan Bahasa Melayu dan Bahasa Vietnam akan dibubuhkan. Tiga negara ini akan menjadi fokus awal penyebaran aplikasi MailTime di Asia Tenggara. MailTime berkomitmen untuk mencoba membuat kultur (dalam kaitannya dengan UX) yang lebih disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat Indonesia.