Dark
Light

Simbiosis Mutualisme Penyedia Toko Aplikasi Pihak Ketiga dan Pengembang Lokal

1 min read
August 11, 2015

shutterstock_250627297

Dominasi Google Play Store untuk pasar aplikasi berbasis Android memang tak terbantahkan. Sebagai pemilik platform, Google punya kuasa untuk mengatur kebijakan penggunaan dan pemasangan aplikasi Android. Sadar kekuatan besar yang dimiliki Google Play Store atau toko aplikasi resmi lain seperti App Store untuk Apple dan Windows Store untuk keluarga Microsoft, penyedia toko aplikasi pihak ketiga kebanyakan memilik strategi dengan melakukan pelokalan konten dan mendekatkan diri kepada pengembang aplikasi lokal.

Strategi pendekatan dengan merangkul pengembang aplikasi lokal ini juga dilakukan oleh Mobomarket di Indonesia. Salah satu marketplace aplikasi khusus Android yang berasal dari Tiongkok ini mencoba menggandeng para pengembang lokal untuk “menjual” aplikasinya lewat Mobomarket. Bahkan Mobomarket menyediakan sebuah platform khusus untuk memudahkan pengembang aplikasi lokal untuk mengirimkan produknya.

Strategi ini bisa jadi salah satu cara paling masuk akal untuk menghadapi kedigdayaan toko aplikasi resmi di setiap platform. Direktur Baidu Indonesia Bao Jianlei kepada DailySocial mengakui Mobomarket hadir di Indonesia tidak untuk menjadi kompetitor bagi Google Play Store.

“MoboMarket hadir di Indonesia tidak untuk bersaing langsung dengan Google Play Store. Kami menempatkan MoboMarket sebagai toko aplikasi alternatif untuk pasar mobile di Indonesia, dengan lebih mengutamakan aplikasi-aplikasi yang sesuai dengan tren dan kebutuhan pengguna lokal,” ujarnya.

Pendekatan yang dilakukan oleh toko aplikasi pihak ketiga ini seharusnya bisa dimanfaatkan dengan baik oleh para pengembang lokal. Di saat pengembang lokal butuh tempat “berjualan” dan mempromosikan produknya, ada pihak yang sudah siap memberikan lapak alternatif yang memudahkan mereka.

Dampak positif dirasakan oleh GITS Indonesia, salah satu pengembang yang bermitra dengan MoboMarket. Pihak Business Development GITS Ray Rizaldy kepada Dailysocial menyampaikan bahwa pihaknya banyak mendapatkan kesempatan publikasi bahkan hingga di-review di salah satu stasiun TV.

“Kami dapat banyak kesempatan publikasi aplikasi kami sehingga bisa menjangkau user yang lebih banyak. Publikasi yang diberikan pun bermacam-macam mulai dari di-feature di halaman depan MoboMarket, hingga di-review ke salah satu acara di TV,” ungkap Ray.

Hal senada juga disampaikan Anton dari Rajaaplikasi. Menurut Anton, Mobomarket selain memberikan wadah untuk mempromosikan produk lokal mereka juga aktif berinteraksi dengan para pengembang lokal.

Sejauh ini, menurut data internal Mobomarket Indonesia, mereka telah memiliki 500.000 aplikasi terdaftar yang seribu di antaranya adalah aplikasi lokal. Pihak Mobomarket Indonesia juga mengklaim telah menjalin kerja sama dengan lebih dari 250 pengembang aplikasi lokal untuk mendistribusikan aplikasi mereka ke empat juta pengguna aktif Mobomarket di Indonesia.

Akhir-akhir ini pemerintah tampak sedang serius menatap masa depan industri kreatif di Indonesia. Dengan memanfaatkan momentum dukungan pemerintah dan pendekatan yang dilakukan toko aplikasi pihak ketiga ini, seharusnya pengembang lokal memanfaatkannya untuk memasarkan aplikasinya di Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Previous Story

PopBox Asia Grabs Seed Funding from East Ventures

Next Story

Perjalanan Tim Alix Wakili Indonesia di Imagine Cup 2015

Latest from Blog

Don't Miss

Laporan Data Perilaku Pengguna Perangkat Mobile di Indonesia

Pandemi COVID-19 mengubah gaya hidup dari banyak orang, termasuk kebiasaan

Epic Akhirnya Dinyatakan Menang dalam Gugatannya Melawan Apple

Perseteruan antara Epic melawan Apple menjadi salah satu perseteruan terbesar