Dark
Light

FurnishLab Fokus Pada Produk Furnitur dan Dekorasi Rumah

2 mins read
June 12, 2015

FurnishLab meyakini tren furnitur di pasar online akan bertumbuh / Furnishlab

Layanan e-commerce dan online marketplace di Indonesia makin hari terlihat makin diminati oleh masyarakat. Mulai dari layanan yang menyediakan produk secara umum hingga yang mengusung segmen produk tertentu kini sangat mudah di temui di atmoster online Indonesia. Di tengah maraknya pemain industri e-commerce, FurnishLab hadir menyajikan produk furnitur dan dekorasi rumah dengan konsep online marketplace, menghubungkan langsung produk unik dari desainer kepada pelanggan.

Kepada DailySocial, Co-Founder FurnishLab Ericko Hartanto menceritakan tentang latar belakang pengembangan startup-nya:

“Kami memutuskan untuk mendirikan FurnishLab berawal dari hasil observasi terhadap tren, perilaku konsumen, dan permasalahan yang dihadapi dari sisi demand dan supply. Kami melihat bahwa membeli brand lokal sudah menjadi sebuah lifestyle, dan demand-nya dapat dikatakan sangat baik. Hingga akhirnya kami memilih untuk menjual furnitur dan dekorasi rumah, karena kami melihat bahwa tren ini bermula dari fashion, kemudian food and beverage, dan kami mempredisikan bahwa kedepannya akan menuju ke desain produk.”

Salah satu yang menjadi inspirasi Ericko dalam mengembangkan potensi ini ialah business model e-commerce untuk furnitur dan dekorasi rumah saat sudah ini berjalan cukup baik di Amerika Serikat, Singapura dan India. Ia diyakini popularitas tersebut akan segera menualar di pangsa pasar Tanah Air.

FurnishLab didirikan oleh dua Co-Founder, yakni Ericko Hartanto dan Patricia Godjali. Keduanya tidak memiliki latar belakang sebagai desainer interior, tetapi Patricia memiliki latar belakang sebagai arsitek yang setidaknya cukup memahami bagaimana pola kebutuhan konsumen terhadap produk properti.

Enricko mengatakan, “Kami menemukan gap bahwa sebagian orang memiliki kesulitan untuk mencari produk furnitur dan dekorasi rumah dengan desain unik dan dengan kualitas yang baik. Di sisi lain, kami menemukan bahwa ternyata banyak sekali desainer produk berbakat Indonesia dan pengrajin handal yang memiliki produk dengan kriteria tersebut, namun karena supply chain yang tidak efisien, produk hasil desainer ini sulit untuk dapat sampai ke tangan calon konsumen.”

“Dan sangat disayangkan juga, produk hasil desainer dan pengrajin Indonesia yang diproduksi di Indonesia justru bisa dinikmati oleh orang di berbagai penjuru dunia dan tidak dapat dinikmati oleh pembeli di Indonesia,” lanjut Ericko menjelaskan permasalahan pemasaran produk kreatif furnitur.

furnishlab_screenshot

Produk yang dipasarkan di FurnishLab adalah sebuah produk unik hasil kreasi para desainer lokal. Produk tersebut bukanlah sebuah produk yang dijual secara masal, kendati demikian konsumen juga bisa melakukan kutomisasi produk, bahkan memesan produk secara khusus. Keunikan lainnya terdapat pada cara penyampaian produk. Konsumen dapat menentukan sendiri kapan produk harus diantar (setelah barang selesai diproduksi) dan pada jam berapa barang tersebut harus sampai ke rumah.

Sementara ini layanan antar spesial tersebut hanya dapat dinikmati oleh pembeli di Jabodetabek. Dengan demikian, pembeli tidak perlu mengkhawatirkan jika barang tiba disaat mereka sedang sibuk bekerja atau mengkhawatirkan siapa yang akan membantu mereka untuk meletakkan barang yang sudah mereka beli ke tempat yang mereka inginkan.

Secara khusus FurnishLab menyasar pangsa pasar kalangan urban menengah ke atas. Karena menurut observasi yang dilakukan, kalangan inilah yang memiliki buying power dan demand terhadap desain, kualitas dan jenis produk produk yang ditawarkan. Selain menjual ke end-consumer, FurnishLab juga melakukan penjualan untuk segmen B2B, terutama untuk hospitality industry dan proyek perumahan.

Menjelaskan visi dan target FurnishLab di tahun ini, Ericko mengatakan:

“Saat ini memang masih banyak sekali tugas yang harus dilakukan terutama dari segi, platform, produk, supply chain, edukasi pasar dan sales. Tahun ini, kami menargetkan untuk memiliki 1000 SKU. Saat ini kami telah memiliki 400 SKU sejak FurnishLab didirikan pada pertengahan bulan Febuari 2015 yang lalu. Target lainnya adalah untuk berhasil melakukan penetrasi pasar yang telah kami tentukan.”

Untuk pengembangan plarform di waktu dekat, FurnishLab akan fokus pada optimalisasi user experience dan mengisi varian produk yang lebih lengkap untuk menutup kekosongan di kategori atau desain yang yang saat ini belum tersedia penuh di portal yang sudah diluncurkan.

Previous Story

Blu Products Lepas Dua Smartphone Android Tangguh, Life One dan Life 8 XL

Next Story

4K Belum Menyebar Luas, YouTube Sudah Punya Video 8K

Latest from Blog

Don't Miss

Startup pengembang teknologi imersif Arutala memproduksi aplikasi berbasis teknologi Virtual Reality (VR), Augmented Reality (AR), Mix Reality (MR), PC Simulator, hingga 360° Video untuk berbagai sektor bisnis

Komitmen Arutala Percepat Implementasi Teknologi Imersif untuk Bidang Edukasi

Sebelum istilah metaverse ramai dibicarakan, banyak pihak yang skeptis dengan
Jajaran founder VCGamers / VCGamers

VCGamers Dapat Pendanaan 37,3 Miliar Rupiah, Hadirkan Platform Social Commerce dan NFT untuk Game

VCGamers merupakan sebuah platform social commerce untuk pemain game. Baru-baru