Anabatic Technologies sebagai salah satu penyedia layanan teknologi informasi untuk korporasi di Indonesia baru-baru ini mengumumkan akan menjual 642,8 juta saham yang dimilikinya, atau setara dengan 30 persen dari total saham kepada publik. Dikabarkan Anabatic saat ini sedang mencari suntikan dana hingga 515 miliar untuk memperkuat bisnis dan ekspansinya ke luar negeri.
Saham tersebut akan mulai ditawarkan 29 Juni hingga 1 Juli mendatang. Penawaran saham tidak hanya akan berputar di Indonesia saja, melainkan juga terbuka untuk klien di Singapura, Hong Kong, dan Malaysia. Penawaran tersebut dijadwalkan terdaftar di Indonesia Stock Exchange (IDX) pada 6 Juli mendatang.
Presiden Direktur Anabatic Tehcnologies Handojo Sutjipto mengatakan bahwa sebagian dana IPO (Initial Public Offering) ini memang akan digunakan secara penuh untuk mengembangkan usahanya dan merealisasikan target bisnis untuk tahun ini. Pengembangan bisnis kantor cabang di luar negeri dan perluasan kantor pusat di Tangerang menjadi salah satu agenda utamanya. Penggunaan lainnya, sebanyak 20 persen dari sisa yang ada akan digunakan untuk melunasi hutang dan sebagai modal kerja.
“Sekarang kami memiliki kantor di Singapura, Kuala Lumpur dan Manila. Kami juga memiliki dua kantor di India, tepatnya terletak di Bangalore dan Chennai,” ujar Handojo. “Kami ingin meningkatkan kinerja kantor cabang tersebut, entah itu menambah jumlah staf atau penargetan ke lebih banyak pelanggan. Kami akan mereplikasi cara sukses kami di Indonesia.”
Pada kesempatan yang sama, Felix P. Mulia selaku Group Chief Ginancial Officer Anabatic Technologies mengatakan bahwa perusahan ditargetkan dapat meningkatkan pendapatan sebesar 23 persen di tahun ini, sehingga menjadi Rp 3,2 triliun dari tahun sebelumnya Rp 2,6 triliun.
Anabatic Technologies sendiri merupakan perusahaan yang menyediakan solusi IT korporasi meliputi pengembangan perangkat lunak, intergasi sistem dan penyedia layanan Software as a Services. Kliennya kebanyakan berasal dari sektor perbankan, industri komunikasi dan departemen penting di pemerintahan.
Langkah penggenjotan bisnis ini dilakukan bukan tanpa alasan. Disampaikan oleh IDC pengeluaran untuk solusi IT di Indonesia pada tahun ini akan mencapai $15,6 miliar, meningkat 18 persen dari tahun 2014, dan segmen korporasi memegang 7,3 miliar dari total yang ada. Diyakini tren di negara lain bahkan secara global juga turut mengalami peningkatan. Menjadi kesempatan besar bagi perusahaan penyedia layanan IT koporasi untuk memaksimalkan bisnis dan pangsa pasarnya.