Gaung industri startup di Tanah Air telah mencuri banyak minat sejak beberapa tahun yang lalu. Dewasa ini, istilah tersebut semakin santer terdengar sebagai salah satu bentuk bisnis yang penuh tantangan dan kreativitas. Alhasil, makin banyak anak muda Indonesia membangun startup. Tidak sedikit yang terjun tanpa persiapan yang matang, bahkan mempertaruhkan zona aman pekerjaan mereka. Lantas kapan waktu yang dirasa tepat untuk meninggalkan pekerjaan, untuk kemudian membangun startup sendiri?
Memiliki bisnis sendiri tentu merupakan sebuah keputusan yang cenderung berani, terlebih jika Anda berada dalam posisi pekerjaan yang memberikan kecukupan sebelumnya. Keputusan untuk mengejar passion memang seringkali terbentur banyak pertimbangan seperti dana, pengembangan produk, memilih rekan, dan lain sebagainya. Investor dan pendukung komunitas startup Seattle Josh Maher mengungkapkan dalam blog pribadinya ada beberapa poin penting untuk membuat keputusan saat momen tersebut datang.
Produk yang tervalidasi
Menurut Josh, Anda dinilai siap untuk menjalankan startup ketika telah memvalidasi banyak calon konsumen di masa depan. Produk yang dikembangkan jelas telah disempurnakan dan layak untuk masuk ke pasar sesuai dengan rencana model bisnisnya. Masukan dari calon konsumen jelas dapat menjadi tolak ukur seberapa jauh pasar menginginkan produk Anda.
Model bisnis
Anda telah memahami kondisi ekonomi pasar, dan telah berpengalaman membuktikan bahwa apapun yang nantinya dijalankan telah siap untuk diimplementasi. Saluran pemasaran dan distribusi dinilai harus dimatangkan dengan serangkaian percobaan yang seharusnya telah matang ketika Anda siap mengeksekusi nanti. Josh turut menekankan poin konsistensi jika Anda memiliki berbagai ide yang ingin dijalankan.
Mitra bisnis
Tak ada startup sukses yang dikelola seorang sendiri. Mencari rekan pendiri akan banyak membantu Anda memahami berbagai pengembangan bisnis seiring berjalannya waktu. Setidaknya salah satu dari pendiri cukup memahami fase biaya awal modal usaha seperti struktur bisnis, hak intelektual, teknologi yang diadopsi, branding, dan lain sebagainya. Membentuk tim yang berkapabilitas dan memiliki visi secara bersamaan tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi Anda untuk meyakinkan mereka.
Dari serangkaian poin yang dipaparkan oleh Josh, bukan berarti Anda tidak dapat memulai membangun suatu startup yang terbilang sukses. Hanya saja jalan yang ditempuh mungkin akan sedikit lebih panjang dan berkerikil.