Universitas Indonesia (UI) dan PT KRL Communter Jabodetabek (KCJ) baru saja melakukan soft launching sebuah aplikasi mobile yang dinamai dengan KCJ Train. Aplikasi berplatform Android tersebut dikembangkan untuk dapat mendampingi pengguna kereta commuter line, dengan menampilkan informasi terkati dengan rute serta posisi kereta.
Selain memberikan informasi tentang keberadaan kereta yang sedang ditunggu atau digunakan, melalui KCJ Train masyarakat sebagai pengguna layanan commuter line juga dapat menyampaikan kritik dan saran kepada PT KCJ, termasuk untuk mendapatkan update terbaru seputar layanan commuter line.
Nadia Novita, Himawan Pratama, dan Tridianto Subagia dari UI sebagai inovator aplikasi tersebut mendasari pengembangan dan konsep yang ditanamkan di aplikasi pada penelitian ilmiah yang telah dilaukan selama dua tahun belakang, yaitu seputar kultur pengguna transporatsi umum di Jepang dan di Indonesia.
Penelitian yang dialkukan di dua negara dengan lanskap sistem transportasi yang berbanding terbalik tersebut, tim peneliti fokus pada pembandingkan tipkal masyarakat yang ada di Jepang dan di Indonesia dan berusaha mencari korelasi dari pola yang dihasilkan keduanya untuk dijadikan acuan pengembangan sebuah sistem komputasi untuk layanan transportasi.
Secara umum kesimpulan yang didapat dari penelitian tersebut adalah bahwa tingkat kepuasan pelanggan kereta sangat dipengaruhi oleh keberhasilan operator kereta dalam memberikan keterbukaan informasi bagi pelanggannya. Simpulan tersebut yang didapatkan dari konsumen transportasi di Jepang dan di Indonesia.
Tidak hanya bagi PT KCJ, simpulan tersebut nampaknya juga berlaku bagi para penyedia layanan transportasi lainnya. Keterbukaan dan kemudahan mendapatkan informasi merupakan salah satu hal yang melandasi kenyamanan publik sebagai konsumen.
Rencananya PT KCJ akan melakukan peluncurkan KCJ Train secara official (termasuk untuk publik) setelah tim peneliti menyerahkan lisensi sepenuhnya kepada PT untuk mengelola aplikasi tersebut. Dijadwalkan serah terima tersebut akan dilakukan setelah tanggal 30 April 2015.
Banyak yang berharap pada perbaikan sistem transportasi di Indonesia. Faktanya kelancaran sistem transportasi akan mempengaruhi banyak hal, salah satu yang paling esensial adalah mengurangi kemacetan dan terjadinya kecelakaan lalu lintas. Makin banyak yang berinovasi di bidang transportasi diharapkan menjadi salah satu indikasi bahwa masyarakat juga mulai sadar dengan keadaan transportasi yang ada saat ini, dan mau ikut turun tangan untuk menjadi bagian dalam memperbaiki sistem yang sedang dalam kondisi semwarut ini.