Tahun 2014 lalu, Founder Bubu Shinta Dhanuwardoyo, bersama tiga rekannya Sonita Lontoh, Felice Beckman dan Alex Beckman, mendirikan SVA Technology Alliance (SVATA). SVATA merupakan sebuah organisasi nirlaba yang bertujuan untuk menjembatani kolaborasi industri teknologi di Indonesia dengan Silicon Valley. Untuk mewujudkan misi SVATA akan menyelengarakan bootcamp pertamanya 31 Mei hingga 6 Juni 2015 mendatang.
Shinta mengatakan kepada DailySocial bahwa dalam beberapa bulan terakhir, SVA Technology Alliance sedang mempersiapkan bootcamp pertama. “Ini akan menjadi perjalanan pertama kami ke Silicon Valley. Bootcamp adalah program satu minggu bagi pengusaha Indonesia, angel investor, profesional di bidang teknologi, dan VC ke dalam budaya Silicon Valley serta gaya hidupnya,” ujarnya.
Bootcamp yang akan diselenggarakan SVATA merupakan serangkaian acara seminar, diskusi panel, dan kunjungan lapangan yang memungkinkan peserta untuk belajar tentang tren terbaru di Silicon Valley, memahami praktik terbaik, dan memperluas jaringan mereka.
“Kami semua (pendiri SVATA) memiliki jaringan yang kuat, baik di Silicon Valley dan Indonesia. Sebagian besar dari kami berada di ruang teknologi, dan memiliki misi dan visi yang sama untuk startup teknologi Indonesia.”
Shinta melanjutkan, “kami percaya bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi salah satu pusat teknologi dunia, dan program ke Silicon Valley akan membantu para pemimpin teknologi dari Indonesia untuk membawa pulang ide-ide, praktik terbaik, dan koneksi yang akan membantu untuk mencapai tujuan ini,” terangnya.
Peserta akan mengunjungi inkubator, bertemu dengan VC, dan mengunjungi berbagai perusahaan teknologi saat berada di Silicon Valley. Bootcamp ini akan diadakan pada 31 Mei – 6 Juni 2015.
“Bootcamp pertama ini, kami mengundang delapan peserta. Karena ini adalah perjalanan pertama kami. Kami mencari pengusaha yang sudah memiliki perusahaan yang sudah melewati fase ide, dan yang akan mendapat manfaat dari melakukan perjalanan ini. Selain itu, kami ingin membuat kesan yang baik kepada orang-orang di Silicon Valley, jadi kami ingin memastikan orang yang kami ajak bergabung bootcamp adalah representasi yang baik dari Indonesia,” terang Shinta.
Sedangkan manfaat untuk pengusaha yang mengikuti bootcamp tentu saja bisa mendapatkan inspirasi, dan mengadopsi praktik terbaik dari perusahaan Silicon Valley yang dapat dikembangkan di Indonesia. Hingga saat ini Silicon Valley dianggap sebagai pusat teknologi dengan berbagai perusahaan teknologi, baik yang sudah mapan atau pun pemula.
“Harapan kami melalui bootcamps, para startup Indonesia dapat bertemu dengan mentor dan bahkan investor serta membangun jaringan. Di masa depan, kami berencana untuk membuka lebih banyak pelamar, dan menjelajahi perjalanan bertema yang dibuat untuk sebuah perusahaan tertentu, organisasi atau pemerintah.”
Maka, Bootcamp berusaha untuk mengatur pertemuan dan kegiatan yang akan memungkinkan peserta untuk melihat semua sisi dari Silicon Valley. Peserta akan berkunjung dan melihat mulai dari perusahaan teknologi besar hingga startup yang ada di Silicon valley, inkubator, dan VC.
Dalam jangka panjang, Shinta berharap dapat terus mengembangkan bootcamp yang menjadi kegiatan dari SVA dalam mengembangkan program bootcamp-nya.
“Mungkin akan menjadi acara yang lebih besar dengan lebih banyak peserta, atau akan menjadi perjalanan bertema dengan peserta yang berasal dari perusahaan tertentu atau sektor industri teknologi.”
Ia juga berharap sudah bisa melihat dampak dari kegiatan oraganisasinya, baik melalui investasi, hubungan bimbingan yang telah dikembangkan sebagai hasil dari bootcampnya, atau peluang lainnya.