Dark
Light

Project Loon Bisa Jadi Solusi Menarik Akses Internet di Indonesia

1 min read
March 26, 2015

Google Project Loon Mengudara / Akun Google Plus Google Project Loon

Beberapa hari yang lalu publik dikejutkan dengan kehadiran balon udara Project Loon milik Google di sekitar Selat Makassar. Banyak pihak bertanya-tanya tentang manfaat balon udara ini. Mengudara di lapisan stratosfer, balon udara tersebut mengelilingi dunia memancarkan sinyal Internet dengan tujuan menghubungkan sisa penduduk bumi di tempat yang sulit terjangkau oleh infrastruktur IT, termasuk di Indonesia.

Di tengah perkembangan teknologi yang terus melesat, nyatanya dua per tiga penduduk dunia tidak memiliki akses Internet. Google menyadari hal tersebut dengan memfasilitasi sebuah balon udara yang terbang dengan memancarkan akses internet nirkabel di jaringan LTE, dengan harapan mampu menjangkau area yang sulit dijamah dan tidak memiliki akses internet yang baik.

Project Loon pertama kali dimulai di Selandia Baru pada tahun 2013 lalu. Pihak Google menyebarkan sebanyak 30 buah balon udara yang terbang mengelilingi planet bumi memanfaatkan arus angin di lapisan stratosfer setinggi 20 km dari permukaan laut. Sebuah balon udara hanya dikendalikan untuk naik dan turun untuk mencari arus angin yang akan berhembus membawa balon tersebut.

Memanfaatkan kumpulan data yang sangat banyak dirangkum dari National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), algoritma Google secara otomatis menentukan arus udara mana yang layak untuk ditumpangi demi mengarahkan balon ke suatu area tertentu.

Balon udara itu sendiri memiliki teknologi panel surya dan baterai yang menyediakan daya agar seluruh sistem berjalan dengan baik sepanjang hari. Sejauh ini waktu terbang terlama dari sebuah balon ialah 187 hari atau sekitar enam bulan, mengelilingi bumi sebanyak sembilan kali, melewati empat benua dan puluhan negara sepanjang perjalanannya berdasarkan laporan The Verge.

Kali ini Google lebih fokus untuk menerbangkan Loon di bagian selatan belahan bumi. Orbitnya membentuk sebuah cincin yang nantinya bakalan dikelilingi silih berganti, sehingga akses Internet tidak pernah terputus.

Menjadi solusi alternatif Internet di daerah sulit

Setiap balon udara menyediakan akses Internet dalam radius 40 km menggunakan teknologi nirkabel LTE. Proyek ini bekerja sama dengan operator telekomunikasi untuk berbagi spektrum seluler yang mengizinkan setiap orang mengaksesnya di manapun, selama perangkatnya mampu menerima sinyal LTE.

Apa yang ditawarkan Google Loon sejatinya dapat dimanfaatkan oleh operator untuk menjangkau seluruh pelanggannya seantero Nusantara. Ketimbang membangun BTS di medan-medan sulit, pemanfaatan balon udara seperti menjadi alternatif menarik. Berangkat dari skema tersebut, izin spektrum dapat dimanfaatkan Google untuk menyediakan sebuah pemancar sinyal di angkasa dan menjangkau orang-orang dan kawasan yang selama ini belum pernah merasakan konektivitas Internet.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Previous Story

Telkom Berambisi Lampaui Nilai Kapitalisasi Pasar SingTel

Next Story

[Rumor] Google Siapkan Fitur Pembayaran Tagihan Langsung Melalui Gmail

Latest from Blog

Don't Miss

Gemini Live Bahasa Indonesia

AI Google “Gemini Live” Kini Dapat Berbicara Bahasa Indonesia

Seiring semakin populernya penggunaan AI di berbagai perangkat, Google juga

Pixel 9 Pro XL: ‘Kembaran’ iPhone yang Hampir Sempurna

Tulisan berikut ini adalah tulisan tamu oleh Aryo Meidianto –