Dark
Light

Willix Halim Bagikan Rahasia Sukses Menerapkan Growth Hacking

1 min read
February 27, 2015

Vice President of Growth & Data Science Freelancer Willix Halim / DailySocial

Growth hacking bukanlah sesuatu yang baru atau sekadar tren dalam dunia industri Internet. Semua yang bergerak dalam bisnis digital sangat akrab dengan terminologi ini, sebab growth hacking merupakan sebuah jawaban bagi startup dengan keterbatasan dana untuk tumbuh secara optimal. Vice President of Growth & Data Science Freelancer Willix Halim, memberikan tip seputar growth hacking untuk startup dalam acara “Game of Growth: Redux”.

Willix yang memimpin tim growth di Freelancer, mengatakan kalau sebuah startup harus berpikir tentang pertumbuhan terlebih dahulu, baru pemasukan. Untuk itu pola pikir tentang growth hacking harus definisi ulang. Startup harus berpikir bahwa bisnis harus mengalami pertumbuhan atau perlahan-lahan mati.

Tim growth yang dipimpinnya harus bertanggung jawab terhadap strategi, produk manajemen, data science, dan analisis data perusahaan. Freelancer  sendiri adalah merupakan marketplace pencari kerja yang saat ini telah memiliki 14 juta pengguna di seluruh dunia, dan 500 ribu di Indonesia. Serta telah berhasil IPO di Australia.

Berikut tip yang Willix berikan untuk menggenjot pertumbuhan startup Anda, tanpa harus mengeluarkan budget marketing yang besar:

Pekerjakan tim engineering, bukan marketing

“Saya menyebut tim growth yang saya pimpin adalah growth engineering yang merupakan hybrid antara marketing dan programer,” ujar Willix.

Ia menerangkan bahwa tim-nya terdiri atas engineer dari berbagai latar belakang. Orang-orang ini adalah tim yang pekerjaan sehari-harinya duduk berjam-jam di depan komputer, menganalisis data, berusaha memahami pengguna, mengenali cara pengguna mengadopsi produk, dana membangun fitur-fitur yang dibutuhkan pengguna. Tujuan akhirnya supaya pengguna mau menggunakan produk Anda, terus menggunakan produk Anda, dan menarik lebih banyak pengguna menggunakan produk Anda.

“Untuk posisi ini pekerjakan orang yang passionate dan hungry,” tambahnya. Menurutnya ada banyak tools di luar sana yang bisa digunakan dan dipelajari untuk melakukan analytics data yang dalam. Ia mengatakan, “Melalui internet kita dapat mempelajari banyak hal.”

(Baca juga: Lima Cara Menemukan dan Memikat Talenta IT Terbaik untuk Startup Anda)

Data Driven Culture

“Sebelum meluncurkan produk cek data lebih dahulu, dan selalu lakukan A/B testing,” lanjut Willix. Ia menegaskan untuk tidak melakukan hal yang seperti banyak dilakukan perusahaan lakukan, hanya mengecek data trafic, user, dan revenue. “Perhatikan dan lihat semua data. Selalu cari tahu mengapa hal ini bekerja untuk pengguna Anda, yang ini tidak. ‘Apa yang bisa kita lakukan?’”

Selain itu kembangkan juga learning machine. Menurut Willix, “Revenue Amazon sebagian besar berasal dari fitur recommended-nya. Kenali perilaku dan interest pengguna Anda dengan sebaik mungkin, sehingga bisa menyarankan produk yang tepat untuk mereka.”

Satu lagi yang tak kalah penting menurut pendapat Willix, “kenali metrik kompetitor Anda,” Willix mengatakan hal ini sama pentingnya dengan memahami metrik milik sendiri. Dengan begitu, Anda bisa satu langkah di depan kompetitor.

Previous Story

RajaPremi Akan Lebih Agresif di Tahun 2015

Next Story

There Are Four Million LinkedIn Users in Indonesia

Latest from Blog

Don't Miss

Willix Halim Steps up as Bukalapak’s Temporary CEO

On the same day (29/12), after Rachmat Kaimuddin resigned from
Bukalapak mengumumkan penunjukkan Willix Halim sebagai Pelaksanan Tugas (Plt) Direktur Utama Bukalapak selama masa transisi hingga ditutupnya RUPSLB

Willix Halim Ditunjuk sebagai CEO Sementara Bukalapak

Dalam hari yang sama (29/12), setelah Rachmat Kaimuddin mengundurkan diri