Dark
Light

Studi Lenovo: ASEAN+ Pimpin Adopsi Infrastruktur AI Hybrid, Prioritaskan Tata Kelola

1 min read
March 1, 2025

Studi terbaru dari Lenovo, “CIO Playbook 2025 – It’s Time for AI-nomics”, yang didasarkan pada data dan analisis IDC, mengungkapkan bahwa wilayah ASEAN+ memimpin dalam adopsi infrastruktur AI hybrid. Sebanyak 68% organisasi di ASEAN+ memilih solusi hybrid atau on-premise untuk mendukung beban kerja AI, melampaui rata-rata global (63%) dan Asia Pasifik (65%).

Studi ini melibatkan survei global terhadap lebih dari 2.900 responden, termasuk lebih dari 900 pengambil keputusan TI dan bisnis (ITBDM) di 12 pasar Asia Pasifik. Hasilnya menunjukkan tren percepatan investasi AI yang berfokus pada ROI (Return on Investment):

  • Organisasi di Asia Pasifik meningkatkan pengeluaran AI sebesar 3,3 kali lipat.
  • Di ASEAN+, peningkatan pengeluaran AI mencapai 2,7 kali lipat.

Meskipun investasi meningkat, adopsi AI di ASEAN+ masih dalam tahap awal, dengan 47% organisasi sedang mengevaluasi atau merencanakan implementasi AI dalam 12 bulan ke depan. ROI menjadi hambatan terbesar. Walaupun demikian, organisasi di Asia Pasifik mengharapkan ROI rata-rata 3,6 kali lipat dari investasi AI mereka, yang menuntut pendekatan terukur.

Studi ini juga menyoroti pentingnya tata kelola AI (Governance, Risk, and Compliance / GRC). Meskipun isu etika dan bias menjadi perhatian utama:

  • Hanya 24% organisasi global dan 25% di Asia Pasifik yang telah sepenuhnya menerapkan kebijakan AI GRC.
  • Di ASEAN+, 24% CIO melaporkan implementasi penuh kebijakan AI GRC.

“Prioritas bisnis di Asia Pasifik terus berkembang,” kata Sumir Bhatia, President Infrastructure Solutions Group, Lenovo Asia Pacific. “Pada 2025, Governance, Risk, dan Compliance naik 12 peringkat menjadi prioritas utama, menyoroti fokus pada AI yang aman dan bertanggung jawab. Produktivitas karyawan juga meningkat dari peringkat ke-7 ke posisi ke-2, menunjukkan peran yang semakin krusial. Lenovo berkomitmen untuk membuat AI lebih mudah diakses, etis, berdampak, dan mendukung bisnis dari berbagai skala.”

Generative AI (GenAI) diperkirakan akan mengubah alur kerja perusahaan. Di ASEAN+, 42% pengeluaran untuk implementasi AI pada 2025 akan dialokasikan untuk teknologi ini, dengan fokus utama pada layanan pelanggan.

“Arsitektur hybrid menawarkan kombinasi terbaik dari skalabilitas dan kontrol,” ujar Budi Janto, General Manager, Lenovo Indonesia. “Dengan solusi AI canggih yang menyeluruh, infrastruktur yang lebih cerdas, dan kemitraan strategis, Lenovo mendorong penerapan AI yang lebih cerdas untuk semua.”

AI PC juga menunjukkan peningkatan, dengan 43% organisasi di Asia Pasifik melaporkan peningkatan produktivitas yang signifikan. Di ASEAN+, 65% organisasi telah memasuki tahap perencanaan untuk mengadopsi PC berbasis AI.

Seiring dengan meningkatnya upaya AI, organisasi semakin membutuhkan dukungan eksternal:

  • 34% CIO di Asia Pasifik dan 44% CIO di ASEAN+ memanfaatkan layanan AI profesional.
  • 56% CIO di ASEAN+ lainnya sedang menjajaki atau merencanakan penggunaan layanan ini.

“Adopsi AI bukan hanya tentang keuntungan jangka pendek. Organisasi perlu berinvestasi dalam desain yang efisien, penerapan yang tepat, dan integrasi solusi AI ke dalam operasional mereka untuk memastikan dampaknya dapat terukur,” tutup Fan Ho, Executive Director dan General Manager, Solutions and Services Group, Lenovo Asia Pacific.

Disclosure: Artikel ini disusun dengan bantuan AI, dengan pengawasan/editing oleh editor. 

AUKEY-Hadirkan-Empat-Produk-Baru,-dari-Power-Bank-Hingga-TWS
Previous Story

AUKEY Hadirkan Empat Produk Baru, dari Power Bank Hingga TWS

Next Story

Pre-order HONOR X9c 5G Masih Dibuka, Smartphone Tangguh Banyak Promo

Latest from Blog

Don't Miss

MediaTek-Hadirkan-Dimensity-7400-dan-7400X,-Tingkatkan-Performa-Gaming-dan-AI

MediaTek Hadirkan Dimensity 7400 dan 7400X, Tingkatkan Performa Gaming dan AI

MediaTek mengumumkan tiga chipset 5G Dimensity terbaru yang dirancang dengan

BINUS University dan Microsoft Jalin Kemitraan, Integrasikan AI untuk Pendidikan Kelas Dunia

Menjelang usianya yang ke-45, BINUS University terus bertransformasi untuk mempersiapkan