Samsung dan Coding Indonesia mengadakan Workshop Coding dan Pembuatan Aplikasi di Sekolah Cikal beberapa waktu lalu dalam upaya memperkenalkan anak-anak dengan teknologi mobile dan bahasa pemrograman. Samsung mengajak 30 anak berusia 9-11 tahun dari Sekolah Cikal untuk mengikuti acara ini dengan memanfaatkan fitur Kids Mode yang ada di perangkat Galaxy Tab 4.
Menurut Co-Founder Coding Indonesia Wahyudi, seperti dikutip dari Liputan 6, “Fokus utama kita pada program ini adalah memperkenalkan pada anak-anak bahwa teknologi bukan sekadar untuk dikonsumsi. Namun dengan teknologi kita juga bisa membuat sesuatu sesuai dengan minat.”
Coding Indonesia sendiri merupakan organisasi yang fokus memperkenalkan coding pada anak-anak Indonesia dan bisa dibilang sebagai pionir dalam lembaga pelatihan bahasa pemrograman untuk anak. Sebelumnya Coding Indonesia pernah mengadakan acara serupa dengan nama “Holiday Coding 5 Days Bootcamp”. Acara tersebut mengajak anak-anak di bawah usia 15 tahun untuk bersama-sama membuat enam judul game dalam lima hari sebagai pengisi waktu libur mereka.
Pada Workshop Coding dan Pembuatan Aplikasi yang digelar Samsung, anak-anak yang mengikuti workshop pemrograman selama tiga hari diberi tugas untuk membuat aplikasi sesuai dengan ide kreativitas masing-masing dengan menggunakan perangkat Samsung Galaxy Tab 4. Wahyudi mengungkapan bahwa hasil yang dicapai dari acara ini luar biasa, karena hanya dalam waktu dua jam saja anak-anak peserta acara ini mampu membuat satu aplikasi dan tidak sedikit idenya yang original.
Product Marketing Senior Manager Samsung Electronics Indonesia Selfia Gofar dari sumber yang sama mengatakan, “Samsung berusaha mendekatkan anak-anak dengan dunia teknologi. Tidak saja menjadi pengguna, namun juga menjadi kreator. Ini dalam rangka mempersiapkan anak-anak menghadapi globalisasi.”
Salah satu contoh aplikasi yang dihasilkan dalam ajang ini adalah “Colour Games” yang diciptakan oleh Nayanda yang saat ini didukung di kelas 5. Nayanda menciptakan aplikasi yang mengajak pengguna untuk berusaha membedakan warna pada gambar yang disajikan. Menurutnya, belajar coding itu seru karena ada matematikanya, logikanya, dan ada juga main game-nya. Ia berhasil menciptakan permainan ini dalam jangka waktu dua jam.
Yang menarik, orangtua Nayanda dengan jujur mengungkapkan, “Kaget banget, tidak mengira anak saya bisa membuat aplikasi. Padahal sehari-hari kelihatannya tidak suka-suka banget dengan gadget atau komputer.”
[Ilustrasi : Shutterstock]