Salah satu venture capital (VC) ternama Silicon Valley 500 Startups menunjuk Khailee Ng yang mengurusi operasional di kawasan Asia Tenggara sebagai Managing Partner. Khailee yang berasal dari Malaysia bakal membantu 500 Startups untuk berinvestasi lebih agresif di kawasan Asia Tenggara, termasuk di Indonesia. Selain Khailee, 500 Startups juga menunjuk Bedy Yang sebagai Managing Partner yang berkonsentrasi di kawasan Amerika Latin.
Sebelum bergabung dengan 500 Startups, Khailee telah sukses membangun GroupsMore yang telah diakuisisi oleh Groupon dan SAYS.com yang melakukan merger dengan REV Asia Bhd. Selama tujuh bulan terakhir, Khailee telah melakukan 30 investasi di negara-negara Asia Tenggara. Dengan penunjukan ini, 500 Startups akan meningkatkan kehadirannya di Asia Tenggara dengan program baru untuk mendukung dan berinvestasi terhadap para pendiri startup di kawasan ini.
Di Indonesia sendiri 500 Startups telah bergabung dalam putaran pendanaan Qraved dan Bukalapak.
Founding Partner 500 Startups Dave McClure dalam rilis persnya mengatakan, “Pengusaha terbaik dapat datang dari mana saja. Dan mereka dapat melayani konsumen dari seluruh dunia. Anda membutuhkan kombinasi kearifan lokal dan platform global untuk mendukung mereka. Dan Khailee memiliki semua dari kualitas global-lokal untuk membantu meningkatkan kehadiran 500 (Startups) di Asia Tenggara.”
500 Startups merupakan VC berikutnya yang terpikat dengan startup di kawasan Asia Tenggara yang beragam dan berpotensi masif. Sebelumnya Fenox VC juga meningkatkan konsentrasinya di sini, termasuk bekerja sama dengan Telkom dalam rangka meningkatkan kualitas program inkubatornya melalui program Indigo Fenox.
500 Startups dikenal dengan produk inkubatornya yang ternama dan membantu 850 startup dari seluruh dunia untuk berkembang. Dari 850 startup tersebut, seperempat di antaranya berasal dari luar Amerika Serikat. Sebagai VC asing, 500 Startups akan bersaing dan berkolaborasi dengan sejumlah VC asal Jepang dan VC lokal-regional yang menganggap startup-startup Asia Tenggara mungkin adalah the next big thing.
Dave menegaskan, “Ini waktunya untuk menghubungkan para pengusaha ke pendanaan global, mentorship, dan jaringan, dari manapun mereka berasal. Tidak ada alasan kenapa perusahaan global berikutnya tidak bisa dibangun di Asia Tenggara.”