Berbelanja di Internet sudah tidak aneh lagi bagi orang Indonesia. Bukan hanya bagi penduduk Jakarta ataupun pulau Jawa, Sumatera, banyak juga yang bertransaksi ke Balikpapan, Sulawesi, Lombok, hingga Papua Barat. Masih ada kendala di sana-sini, dan berbagai kekhawatiran seperti kekhawatiran akan penipuan, tapi banyaknya situs-situs web toko online yang diluncurkan di Indonesia menunjukkan bahwa kepercayaan konsumen dan produsen akan potensi e-commerce di Indonesia masih terus meningkat.
Perkembangan perilaku e-commerce di Indonesia
Sebuah riset yang diprakarsai oleh Asosiasi E-commerce Indonesia (idEA) memperkirakan nilai pasar E-commerce Indonesia akan mencapai US$25 Miliar di tahun 2016. Perkiraan ini cukup masuk akal bila kita bertanya kepada teman-teman kita yang terbiasa mengakses Internet. Bahkan besar kemungkinan Anda sendiri, yang sedang membaca artikel ini, juga sudah beberapa kali berbelanja lewat Internet.
Saat ini pengguna Internet di Indonesia telah mulai nyaman, tidak terlalu takut, berbelanja melalui Internet. Berbelanja baik melalui online merchant seperti Bhinneka, Zalora, melalui portal belanja online seperti OLX dan Qoo10 Indonesia, melalui forum Internet seperti Kaskus, DetikForum, melalui akun media sosial seperti Facebook, Twitter, bahkan melalui layanan messaging seperti BBM, WhatsApp, Line.
Toko online sekarang sudah banyak. Dan sekarang sudah semakin jarang yang “menyalahgunakan” wall Facebook pribadi untuk berjualan (apalagi sampai men-“tag” massal). Ini menunjukkan bahwa perilaku berjualan di Internet sudah mulai terbentuk “budaya”-nya.
Dan ini juga yang menjadi kenyataan, bahwa sebagian besar jual-beli retail online yang terjadi di Indonesia, terjadi melalu “jalur konvensional” dan melakukan pembayaran melalui sistem transfer bank. Tentu ini sah-sah saja namun ada beberapa hal yang perlu dicermati tentang pola transaksi seperti ini, seperti misalnya lebih rawan terjadi penipuan dan membutuhkan saling percaya antar penjual dan pembeli yang cukup tinggi.
Toko Online, Sistem Pembayaran, Distribusi
Menanggapi berbagai ketidak-sempurnaan keadaan e-shopping di Indonesia, telah ada beberapa upaya dari pihak-pihak swasta untuk meningkatkan kualitas pengalaman berbelanja di Indonesia. Antara lain pembentukan sistem pembayaran online yang lebih aman, sistem pembayaran online kartu kredit, dan pembayaran dengan pulsa telepon selular. Pemerintah pun tidak bisa lepas tangan dalam perkembangan bisnis online di Indonesia; kebijakan pajak dan regulasi jelas sangat berpengaruh pada maju-tidaknya e-commerce di Indonesia.
Tapi jelas belanja dan transaksi online tetap berjalan tanpa memperdulikan segala kekurangan ini. Pembeli dan penjual tetap bertransaksi lewat transfer bank dan begitu nyamannya membagikan nomor rekening dan melakukan transfer langsung tanpa jaminan apakah barang yang diterima adalah benar ataupun tidak. Bila terjadi perselisihan, pembeli jadi tergantung pada kebaikan hati penjual untuk berkelakuan jujur. Dan sedikit kehilangan kepercayaan, penjual bisa langsung kehilangan langganan karena langganan pindah langganan ke penjual lain.
Iya sekarang ada OLX Indonesia (dulu TokoBagus) juga Berniaga, dan sebagainya. Sekarang juga sudah ada sistem pembayaran Internet Banking dari BCA, Bank Mandiri, dan sebagainya. Sistem pembayaran seperti Veritrans. Bahkan PayPal pun sudah menerima pendaftaran dengan kartu kredit yang diterbitkan bank yang berasal dari Indonesia. Namun segala perkembangan fasilitasi transaksi online, bagaimanapun manfaatnya bagi keamanan transaksi baik bagi penjual pun pembeli, hidup dan matinya sangat tergantung pada tanggapan para penjual dan pembeli. Yang mana yang hidup, pun yang mati, ya hanya sistem-sistem yang nyata digunakan oleh para penjual dan pembeli dalam transaksi sehari-hari. Segencar apapun iklan yang dilancarkan via berbagai media baik media massa Internet ataupun tradisional, ataupun melalui berbagai acara promosi offline di mal-mal ataupun promo.
Optimis akan Masa Depan Online Shopping
Demikian keadaan online shopping di Indonesia belum sempurna. Nyatanya belanja online memiliki berbagai keuntungan yang nyata: kemudahan dan kemurahan komunikasi, promosi sosial secara “digital word-of-mouth” (via Facebook wall-nya teman, atau via pesan Twitter) dan seterusnya. Tentu jual-beli melalui pasar, mal, supermarket, dan sebagainya takkan tergantikan oleh online shopping; sentuhan manusia akan tetap penting. Namun online shopping di Indonesia juga takkan mati dalam waktu dekat dan sejauh ini, kecenderungannya hanya akan semakin ramai dan semakin marak.
[ilustrasi foto dari Shutterstock]